Brokoli

Apa yang Baru dan Bermanfaat Mengenai Brokoli

  • Brokoli bisa menyediakan anda beberapa manfaat khusus untuk menurunkan kolesterol jika anda memasaknya dengan cara direbus.

Komponen-komponen yang berhubungan dengan serat di dalam brokoli itu bisa lebih terikat dengan asam-asam empedu di dalam saluran pencernaan anda saat mereka sudah direbus.

Saat proses pengikatan ini mengambil tempat, akan lebih mudah bagi asam empedu untuk dikeluarkan, dan hasilnya adalah penurunan level kolesterol anda.

Brokoli mentah itu tetap memiliki kemampuan untuk menurunkan kolesterol—hanya saja tidak banyak.

  • Brokoli memiliki suatu dampak yang kuat, positif pada sistem detoksifikasi tubuh kita, dan para peneliti baru-baru ini telah mengidentifikasi salah satu alasan kunci untuk manfaat detok ini.

Glucoraphanin, gluconasturtiian, dan glucobrassicin itu adalah 3 glucosinolate phytonutrient yang ditemukan dalam suatu kombinasi spesial di dalam brokoli.

Trio dinamis ini mampu mendukung semua langkah di dalam proses detok tubuh, termasuk mengaktifkan, menetralisir dan mengeliminasi zat-zat pencemar yang tidak di inginkan.

Isothiocyanates (ITCs) itu adalah molekul pengatur detok yang dibuat dari glucosinolates brokoli, dan mereka membantu mengontrol proses detok pada suatu level genetik.

  • Brokoli mungkin membantu kita untuk mengatasi epidemi kekurangan vitamin D. Saat supplemental vitamin D dosis besar itu diperlukan untuk menutupi kekurangan, maka supply vitamin K dan vitamin A yang sangat banyak akan membantu menyeimbangkan metabolisme vitamin D.

Brokoli memiliki suatu kombinasi yang sangat unik antara vitamin A (dalam bentuk beta-carotene) dengan vitamin K. Untuk orang-orang yang perlu membangun kembali simpanan-simpanan vitamin D melalui supplement vitamin D, brokoli mungkin menjadi suatu makanan ideal untuk disertakan ke dalam diet.

  • Brokoli itu adalah suatu sumber yang terutama kaya akan suatu flavonoid yang disebut kaempferol. Penelitian terbaru telah menunjukkan kemampuan kaempferol untuk mengurangi dampak dari zat-zat yang berhubungan dengan alergi pada tubuh kita.

Hubungan kaempferol ini membantu menjelaskan manfaaf-manfaat anti-peradangan brokoli yang unik, dan itu seharusnya juga membuka pintu bagi penelitian dimasa depan mengenai manfaat brokoli untuk suatu diet hypoallergenic.

Studi-studi menunjukkan bahwa, bahkan anak-anak sekalipun menyukai brokoli, dan satu cara untuk memastikan bahwa mereka menikmatinya adalah dengan memasak brokoli secara benar menggunakan metode perebusan yang sehat.

Brokoli yang dimasak terlalu berlebihan akan menjadi lembek dan benyek, suatu indikasi bahwa dia sudah kehilangan gizi dan rasanya. Mulailah dengan memotong brokoli menjadi seperempat lalu biarkan selama beberapa menit sebelum dimasak untuk meningkatkan manfaat-manfaat kesehatannya. Kemudian rebus selama 5 menit.

Anda tentu ingin menyertakan brokoli sebagai salah satu dari sayuran cruciferous yang anda makan secara rutin jika ingin mendapatkan manfaat-manfaat kesehatan fantastis yang disediakan oleh keluarga sayuran cruciferous ini.

Minimal, sertakan sayuran cruciferous sebagai bagian dari diet anda 2-3 kali per minggu, dan buat ukuran sajian minimal 1,5 cup. Atau untuk suatu sudut pandang kesehatan yang lebih baik lagi, nikmati brokoli dan sayuran cruciferous lainnya 4-5 kali per minggu, dan tingkatkan ukuran sajian anda menjadi 2 cup.

Manfaat Brokoli Bagi Kesehatan

Bukan suatu kebetulan jika ada lebih dari 300 studi penelitian mengenai brokoli yang menyatu ke dalam satu bidang unik dari ilmu pengetahuan kesehatan—pengembangan kanker—dan hubungannya dengan tiga masalah metabolic di dalam tubuh.

Ketiga masalah tersebut adalah (1) peradangan kronis (2) oxidative stress, dan (3) detoksifikasi yang tidak cukup. Meski jenis-jenis masalah ini belum menjadi bagian dari sorotan kesehatan publik, tapi ketiganya essensial untuk memahami manfaat-manfaat kesehatan yang unik dari brokoli.

Selama 5 tahun terakhir, penelitian telah memperjelas bahwa resiko kita untuk kanker di beberapa sistem organ itu berhubungan dengan ketiga masalah ini.

Hubungan Kanker/Peradangan/Oxidative Stress/Detox

Expose ke zat-zat yang berpotensi beracun di dalam makanan dan air minum kita, atau di udara yang kita hirup baik diluar maupun di dalam ruangan, expose ke zat-zat pemicu alergi, kesehatan umum yang buruk, defisiensi asupan, penggunaan obat-obatan resep dan yang dijual bebas, dan praktek-praktek gaya hidup lainnya yang bisa mengakibatkan suatu level yang berbahaya bagi tubuh kita, telah mendorong sistem peradangan kita untuk bekerja ekstra keras pada suatu basis 24 jam 7 hari seminggu.

Para peneliti seringkali menyebut fenomena ini sebagai "peradangan kronis." Dan yang sering berkontribusi pada level berbahaya ini adalah melemahnya kemampuan detox di dalam tubuh.

Jika liver, kulit, dan sistem organ-organ lain tidak bisa mengatasi dan mendetoksifikasi racun-racun potensial yang kita hadapi, maka akan terlalu banyak racun-racun potensial yang tetap berada di dalam tubuh. Sekali lagi, hasilnya adalah suatu resiko yang mendorong peradangan kronis.

Pada suatu basis yang lebih temporer, jangka pendek, peradangan itu adalah bagian dari kesehatan. Baik secara fisik maupun kimiawi, setiap kali tubuh kita mendeteksi suatu luka, biasanya akan merespon dengan cara mencoba untuk menyembuhkanya melalui suatu respon peradangan.

Proses tersebut menyehatkan, selama tidak terjadi secara terus menerus dan tanpa henti. Tapi tidak seperti peradangan bermanfaat yang terjadi saat kita tergores atau memar, peradangan kronis—saat itu menjadi suatu fitur standard dari metabolisme kita—itu tidak menyehatkan.

Saat tubuh kita selalu kewalahan dengan peradangan kronis, akan mengganggu keseimbangan metabolic lainnya, termasuk kesimbangan metabolisme oksigen. Suatu ketidak-seimbangan mulai terjadi saat molekul-molekul mengandung oksigen yang terlalu reaktif itu mulai terbentuk. Kondisi ini disebut oxidative stress.

Peningkatan kehadiran molekul-molekul yang terlalu aktif tersebut bisa merusak bagian-bagian cell, termasuk materi genetik (dan terutama deoxyribonucleic acid mereka, atau DNA).

Seiring waktu, kerusakan DNA yang konstan dan berakumulasi bisa meningkatkan suatu faktor resiko utama untuk pengubahan cell sehat menjadi cell kanker.

Adalah sama mungkinnya bagi urutan kejadian ini untuk dimulai bukan dengan peradangan kronis, berlebihan, melainkan dengan oxidative stress kronis.

Seiring waktu, saat molekul-molekul mengandung oksigen yang terlalu reaktif menyebabkan kerusakan DNA dan struktur cell lainnya, tubuh kita akan membaca situasi ini sebagai sesuatu yang sangat berbahaya dan menginisiasi suatu respon peradangan dan oxidative stress yang memperbesar resiko kita untuk mengembangkan kanker.

Dalam suatu cara yang mungkin unik diantara berbagai makanan, gizi-gizi yang ditemukan di dalam brokoli itu mampu untuk mengubah serangkain hubungan antara peradangan, oxidative stress, detox dan kanker ini.

Bahkan, akan adil untuk menggambarkan brokoli sebagai makanan yang mengandung gizi-gizi anti-peradangan, antioxidant, pendukung detox, dan juga anti-kanker!

Manfaat Anti-Peradangan dari Brokoli

Saat terancam dengan level berbahaya dari racun-racun potensial, atau jumlah-jumlah berbahaya dari molekul-molekul mengandung oksigen yang terlalu reaktif, sinyal-sinyal itu dikirimkan di dalam tubuh kita ke sistem peradangan, mengarahkannya untuk "bergerak" dan membantu melindungi tubuh kita dari potensi kerusakan.

Suatu alat pensinyalan kunci adalah sebuah molekul yang disebut Nf-kappaB. Saat berhadapan dengan jenis bahaya yang digambarkan diatas, Nf-kappaB memberikan sinyal pada sistem yang digunakan untuk "menyalakan" respon peradangan dan meningkatkan produksi dari komponen-komponen peradangan (misalnya IL-6, IL-1beta, TNF-alpha, iNOS and COX-2).

Proses ini bekerja secara cantik dalam kondisi-kondisi temporer dan jangka pendek, saat penyembuhan luka itu dibutuhkan. Namun, saat proses ini terjadi secara konstan, itu bisa menempatkan kita pada resiko untuk gangguan-gangguan kesehatan yang serius, termasuk pengembangan kanker.

Studi-studi penelitian telah memperjelas bahwa NF-kappaB yang mengirimkan sinyal pada sistem yang digunakan untuk "menyalakan" respon peradangan itu bisa ditekan secara signifikan oleh isothiocyanates (ITCs).

ITCs adalah zat-zat yang dibuat dari glucosinolates yang ditemukan di dalam brokoli dan sayuran cruciferous lainnya—benar-benar membantu menghentikan mesin genetik yang digunakan untuk memproduksi NF-kappaB dan komponen-komponen lain dari sistem peradangan.

Manfaat-manfaat anti-peradangan dari ITCs ini telah ditunjukkan di laboratorium, dan dengan konsumsi dari ITCs itu sendiri.

Meski mereka belum ditunjukkan pada konsumsi brokoli dalam suatu diet harian, tapi kami sangat berharap penelitian di masa depan akan menunjukkan manfaat-manfaat anti-peradangan dari konsumsi rutin brokoli (dan glucosinolates nya), bukan cuma ITCs.

Kekurangan lemak omega-3 itu adalah masalah diet yang bisa menyebabkan terlalu aktifnya sistem peradangan. Alasannya simple: banyak molekul pengirim pesan anti-peradangan (misalnya PGH3, TXA3, PGI3, dan LTE5) itu dibuat dari lemak-lemak omega-3.

Kita tidak terbiasa untuk menganggap sayuran non-lemak sebagai sumber lemak omega-3, tapi kita perlu mengubah hal ini.

Meski memang benar bahwa jumlah omega-3 yang terdapat di dalam sayuran misalnya brokoli itu terbatas, tapi jumlah tersebut bisa tetap memainkan peran penting dalam menyeimbangkan aktivitas sistem peradangan kita.

Dalam 100 kalori brokoli (sekitar 2 cup) itu terdapat sekitar 450 miligram omega-3 (dalam bentuk alpha-linolenic acid, atau ALA). Jumlah ALA tersebut setara dengan jumlah yang disediakan oleh satu kapsul soft gel flax oil.

Walau kita tidak ingin bergantung pada brokoli sebagai satu-satunya sumber asupan omega-3, tapi kita tetap mendapatkan manfaat-manfaat anti-peradangan yang penting dari omega-3 yang disediakannya.

Seperti yang sudah di singgung, peradangan kronis itu terkadang bisa dipicu oleh expose berlebihan ke zat-zat yang berhubungan dengan alergi. Dalam konteks ini, brokoli memiliki trik tersendiri, karena dia banyak mengandung kaempferol.

Terutama di dalam saluran pencernaan kita, kaempferol memiliki kemampuan untuk mengurangi dampak dari zat-zat yang berhubungan dengan alergi (dengan menurunkan produksi IgE-antibodies dari sistem immune).

Dengan mengurangi dampak tersebut, kaempferol bisa membantu mengurangi resiko peradangan kronis.

Manfaat Antioxidant dari Brokoli

Diantara semua sayuran cruciferous yang paling umum dikonsumsi, brokoli tampil sebagai sumber yang paling banyak mengandung suatu gizi antioxidant, yaitu vitamin C.  Vitamin antioxidant ini bisa memberikan metabolisme oksigen jangka panjang di dalam tubuh jika ditemani dengan flavonoid yang mengijinkannya untuk mendaur ulang.

Brokoli menyediakan banyak flavonoid seperti itu dalam jumlah yang signifikan, termasuk flavonoid kaempferol dan quercitin. Yang juga banyak terdapat di dalam brokoli adalah carotenoid lutein, zeaxanthin, dan beta-carotene. Ketiga carotenoid ini berfungsi sebagai antioxidant kunci.

Dalam kasus lutein dan beta-carotene, brokoli bukan cuma menyediakan antioxidant ini dalam jumlah yang signifikan, tapi juga secara signifikan meningkatkan level mereka di dalam darah saat dikonsumsi dalam jumlah 3 cup.

Antioxidant lain yang disediakan oleh brokoli adalah vitamin E dan mineral manganese serta zinc.

Jika dipandang sebagai suatu kelompok, vitamin, mineral, flavonoid, dan carotenoid yang terkandung di dalam brokoli itu bekerja untuk menurunkan resiko oxidative stress di dalam tubuh.

Kemampuan gizi-gizi ini untuk mendukung metabolisme oksigen dan menghindari pembentukan molekul-molekul mengandung oksigen yang terlalu reaktif membuatnya sama-sama membantu dalam menurunkan resiko peradangan kronis dan resiko kanker.

Jika pengembangan kanker itu dibandingkan dengan suatu kursi berkaki tiga, maka manfaat-manfaat antioxidant brokoli itu dipandang sebagai melemahkan salah satu dari kakinya, yaitu "oxidative stress."

Kita sudah melihat bagaimana glucosinolates dan omega-3 di dalam brokoli bisa membantu melemahkan kaki kedua (peradangan kronis). Di bagian berikutnya, kita akan melihat kaki ketiga (kurangnya detoksifikasi) dan bagaimana gizi-gizi di dalam brokoli juga bisa bertindak untuk melemahkan kaki ini.

Brokoli Bisa Meningkatkan Detoksifikasi

Sebagian besar racun yang membawa suatu resiko bagi cell-cell kita itu harus di detoksifikasi di dalam tubuh oleh suatu proses 2-langkah. Apa yang luar biasa tentang brokoli adalah kemampuannya untuk mengubah aktivitas di dalam kedua langkah detox ini.

Isothiocyanates (ITCs) yang dibuat dari glucosinolates di dalam brokoli itu adalah modifier-modifier langkah pertama di dalam detoksifikasi (disebut Phase I). Bahkan, sebagian ITCs misalnya sulforaphane benar-benar bisa menghentikan mesin genetik yang memproduksi enzim tertentu Phase I.

ITCs itu sama mampunya untuk mengubah aktivitas enzim yang terlibat di dalam langkah kedua dari detoksifikasi (disebut Phase II). Dari penelitian dibidang genetik, kita tahu bahwa ITCs bisa membantu menjembatani jarak di dalam aktivitas Phase II yang itu tidak cukup.

Secara kombinasi, dampak ITCs pada event-event detox Phase I dan II itu unik—dan yang sama uniknya adalah kehadiran zat-zat glucosinolate di dalam brokoli yang bisa digunakan untuk membuat ITCs.

Glucosinolates sama seperti glucoraphanin, gluconasturtiian, dan glucobrassicin itu tidak ditemukan di makanan-makanan lain dengan kombinasi dan konsentrasi yang sama seperti yang ditawarkan oleh brokoli.

Dengan membantu memajukan juga mengatur aktivitas detox di dalam cell-cell, ITCs yang dibuat dari brokoli bisa membantu mencegah tidak cukupnya detoksifikasi terhadap zat-zat berbahaya yang mengancam cell-cell kita.

Brokoli dan Pencegahan Kanker

Kombinasi unik dari antioxidant, anti-peradangan, dan komponen-komponen pro-detoksifikasi di dalam brokoli itu membuatnya menjadi suatu makanan yang unik dalam hal pencegahan kanker.

Hubungan antara perkembangan kanker dan oxidative stress, peradangan kronis, dan tidak cukupnya detoksifikasi itu juga sudah terdokumentasi di dalam penelitian, sehingga setiap makanan yang bisa memperbaiki ketiga masalah metabolic ini sangat mungkin untuk menurunkan resiko kanker.

Dalam kasus brokoli, penelitian menunjukkan pengurangan resiko kanker prostat, kanker usus, kanker payudara, kanker kantung kemih, dan kanker ovarian. 

Mendukung Kesehatan Pencernaan

Dukungan pencernaan yang diberikan oleh brokoli itu terbagi dalam dua kategori dasar: dukungan serat dan ITC (isothiocyanate). Dari sekitar satu gram serat diet untuk setiap 10 kalori, anda tidak harus makan terlalu banyak brokoli untuk mendapatkan suatu jumlah yang besar dari kebutuhan harian anda.

Untuk 100 kalori—hanya 5% dari diet 2.000 kalori—anda mendapatkan sekitar 10 gram serat, atau 40% dari nilai harian (DV). Dan 250 kalori brokoli (sekitar 12% dari diet 2.000 kalori) akan memberikan anda full DV!

Hanya sedikit komponen makanan yang mendukung sistem pencernaan kita sebaik serat. Kecepatan makanan yang melewati tubuh kita, konsistensi makanan saat bergerak di dalam usus kita, dan populasi bakteri di dalam usus kita itu di dukung juga diatur oleh serat diet.

Selain serat diet, brokoli juga mengandung glucosinolates. Phytonutrients ini dikonversi menjadi isothiocyanates (ITCs).

ITCs—dan terutama sulforaphane—membantu melindungi kesehatan lapisan lambung dengan mencegah perkembang-biakan Helicobacter pylori yang berlebihan atau terlalu banyaknya bakteri ini yang menempel di dinding lambung kita.

Tunas-tunas brokoli tampak memiliki sifat-sifat pendukung lambung yang kuat dalam menyangkut hal ini.

Brokoli dan Dukungan Cardiovascular

Meski penelitian di bidang ini masih dalam tahap awal, namun zat-zat anti-peradangan yang di temukan di dalam sayuran cruciferous itu menjadi topik yang semakin menarik dalam menyangkut penyakit jantung.

Satu fokus utama di sini melibatkan sifat-sifat anti-peradangan dari sulforaphane, salah satu isothiocyanates (ITCs) yang berasal dari glucoraphanin di dalam brokoli.

Pada sebagian orang yang rentang terhadap gula darah tinggi, sulforaphane mungkin mampu mencegah (atau bahkan membalik) sebagian kerusakan pada lapisan-lapisan saluran darah yang disebabkan oleh gangguan-gangguan gula darah kronis.

Pengurangan resiko serangan jantung dan stroke mungkin juga akhirnya dihubungkan dalam suatu cara yang signifikan secara statistik dengan asupan brokoli dan glucoraphanin nya.

Bidang kedua yang bisa anda andalkan mengenai brokoli untuk dukungan cardiovascular melibatkan kemampuannya untuk menurunkan kolesterol. Liver kita menggunakan kolesterol sebagai bahan baku dasar untuk memproduksi asam-asam empedu.

Asam-asam empedu itu adalah molekul-molekul khusus yang membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak melalui suatu proses yang disebut emulsification.

Molekul-molekul ini biasanya disimpan dalam bentuk cairan di dalam kantung kemih kita, dan saat kita memakan suatu makanan yang mengandung lemak, molekul-molekul ini dilepaskan ke dalam usus dimana mereka membantu mempersiapkan lemak untuk berinteraksi dengan enzim-enzim dan pada akhirnya diserap ke dalam tubuh.

Saat kita memakan brokoli, gizi-gizi yang berhubungan dengan serat mengikatkan diri dengan sebagian asam-asam empedu di dalam usus dalam suatu cara yang membuat mereka tetap berada di dalam usus lalu keluar dari tubuh di dalam suatu pergerakan isi perut, tanpa diserap ke dalam tubuh bersama lemak yang telah mereka emulsi.

Saat itu terjadi, liver kita perlu mengganti asam empedu yang hilang dengan cara mengambil kolesterol cadangan, sehingga level kolesterol kita menurun. Brokoli menyediakan manfaat-manfaat kolesterol ini baik dalam keadaan mentah maupun matang.

Namun, sebuah penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa kemampuan brokoli mentah untuk menurunkan kolesterol itu meningkat secara signifikan saat direbus. Bahkan, saat kemampuan brokoli rebus itu dibandingkan dengan obat resep cholestyramine, brokoli mengikat asam empedu sebanyak 33%.

Vitamin B kompleks di dalam brokoli juga bisa membuat suatu kontribusi yang besar bagi kesehatan cardiovascular kita.

Terutama dalam menyangkut pembentukan homocysteine yang berlebihan—meningkatkan resiko atherosclerosis, stroke, dan serangan jantung—defisiensi asupan vitamin B kompleks bisa memunculkan suatu resiko besar.

Tiga vitamin B terutama penting untuk mengurangi resiko hyperhomocysteinemia (pembentukan homocysteine yang berlebihan) adalah vitamin B6, vitamin B12, dan folate.

Dengan memberikan suatu kontribusi penting bagi asupan vitamin B6 dan folate, brokoli bisa membantu menurunkan resiko pembentukan homocysteine yang berlebihan dan masalah-masalah cardiovascular yang berhubungan dengan pembentukan homocysteine yang berlebihan.

Manfaat Kesehatan Lain yang di Sediakan Brokoli

Ada tiga bidang manfaat kesehatan lainnya yang penting untuk disebutkan saat mempertimbangkan brokoli dan kombinasi gizi-gizinya yang unik. Yang pertama adalah kesehatan mata. Dua carotenoid yang ditemukan di dalam brokoli—lutein dan zeaxanthin—memainkan suatu peranan yang terutama penting dalam kesehatan mata.

Bahkan, tidak ada jaringan tubuh itu yang lebih terkonsentrasi dengan lutein dibanding bidang dibagian terluar dari retina (peripheral retina). Begitu juga di dalam macula di dekat bagian tengah dari retina, zeaxanthin itu terkonsentrasi secara unik.

Resiko dari masalah-masalah yang melibatkan macula mata (contohnya degenerasi macular) dan yang melibatkan lensa mata (misalnya katarak) tampak mengurangi seiring asupan makanan (termasuk brokoli) yang menyediakan lutein dan zeaxanthin dalam jumlah yang signifikan.

Bidang yang kedua adalah dukungan pada kulit, termasuk dukungan terhadap kerusakan kulit akibat sinar matahari. Di sini glucoraphanin yang ditemukan di dalam brokoli—dikonversi menjadi sulforaphane di dalam tubuh—yang paling banyak mendapat perhatian dari penelitian.

Karena cell-cell kulit itu bisa melakukan proses detoksifikasi, maka mungkin manfaat-manfaat sulforaphane yang berhubungan dengan detox itu terutama penting dalam membantu mengurangi kerusakan akibat sinar matahari.

Bidang ketiga melibatkan metabolisme vitamin D. Brokoli itu bukanlah suatu sumber untuk vitamin ini, tapi suatu sumber yang bagus untuk vitamin K dan juga vitamin A (dalam bentuk beta-carotene).

Banyak orang yang mengalami defisiensi vitamin D parah yang tidak bisa diatasi melalui diet saja, dan defisiensi ini membutuhkan sejumlah besar vitamin D yang di dapat melalui supplementasi.

Saat supplemental vitamin D dosis besar itu dibutuhkan untuk mengatasi defisiensi, maka supply vitamin A dan vitamin K tampak membantu menjaga metabolisme vitamin D agar tetap seimbang.

Memastikan asupan vitamin K dan A yang cukup bersama supplementasi vitamin D itu mungkin penting dalam mencapai hasil-hasil supplementasi vitamin D optimal dan menghindari masalah-masalah potensial yang berhubungan dengan supplementasi.

Brokoli mungkin memainkan suatu peranan yang membantu dalam menyeimbangkan serangkan kejadian ini dengan menyediakan kombinasi yang kuat antara vitamin A dan vitamin K.

Deskripsi

Brokoli itu adalah salah satu anggota dari keluarga kubis, dan dan berkerabat sangat dekat dengan kembang kol. Brokoli, adalah nama Italia, yang berarti "tunas kubis."

Nama brokoli diambil dari kata Latin brachium, yang berarti cabang atau lengan, yang merefleksikan bentuknya yang mirip pohon yang memiliki fitur kuntum-kuntum bunga berbentuk bulat yang terhubung ke suatu tangkai yang lebih besar.

Karena komponen-komponennya yang berbeda, sayuran ini menyediakan suatu rasa dan tekstur kompleks, yang berkisar mulai dari lembut dan berbunga sampai ke berserabut dan renyah (tangkai dan batangnya).

Warnanya bisa bervariasi mulai dari hijau gelap sampai hijau keunguan, tergantung pada variestasnya. Salah satu jenis brokoli yang paling populer di jual di Amerika Utara adalah yang dikenal sebagai Italian green, atau Calabrese, sebuah nama yang diambil dari sebuah provinsi di Italia, yaitu Calabria, dimana dia pertama kali tumbuh.

Sayuran lain yang berhubungan dengan brokoli adalah broccolini, suatu campuran antara broccoli dengan gai-lin (brokoli China), dan persilangan antara brokoli dengan kembang kol.

Tunas-tunas brokoli saat ini juga menjadi populer sebagai hasil dari penelitian yang mengungkap kandungan sulforaphane nya yang tinggi, yaitu suatu phytonutrient anti-kanker.

Sejarah

Brokoli memiliki akar-akarnya di Itali. Di masa Romawi kuno, brokoli dikembangkan dari kubis liar, suatu tanaman yang lebih mirip sawi dibanding brokoli.

Dia menyebar ke Timur Dekat dimana dia dihargai karena putik-putik bunganya yang bisa dimakan dan setelah itu dibawa kembali ke Itali dimana dia dibudidayakan lebih lanjut.

Brokoli pertama kali diperkenalkan ke Amerika di masa-masa kolonial, yang dipopulerkan oleh para Imigran Italia yang membawa sayuran ini bersama mereka ke Dunia Baru.

Cara Memilih dan Menyimpan

Pilih brokoli dengan tandan-tandan bunga yang padat dan tidak memar. Warnanya seharusnya sama, entah hijau gelap, atau hijau keunguan, tergantung varietas dan tidak kekuningan. Selain itu, brokoli tersebut seharusnya tidak memiliki bunga-bunga berwarna kuning, sebagai suatu tanda dari terlalu matang.

Tangkai dan batangnya seharusnya kuat dan tidak berlendir. Jika daunnya masih menempel, seharusnya warnanya hidup dan tidak layu.

Taruh brokoli di dalam sebuah kantong plastik, buang udara sebanyak mungkin dari kanton plastik tersebut. Simpan di dalam lemari es dimana dia akan disimpan selama 10 hari. Jangan membilas brokoli sebelum menyimpan karena expose k air akan merusaknya.

Bagian-bagian ujung brokoli seharusnya disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat atau kantong plastik dan di dinginkan di dalam lemari es. Karena kandungan vitamin C itu mulai menurun begitu brokoli dipotong, makan akan lebih baik untuk menggunakannya dalam beberapa hari.

Brokoli yang sudah di blanching kemudian di bekukan bisa tahan sampai satu tahun. Brokoli yang sudah dimasak seharusnya disimpan di dalam wadah tertutup rapat dan disimpan di dalam lemari es dimana dia akan disimpan selama beberapa hari.

Keprihatinan Individual

Brokolis Sebagai Suatu Makanan "Goitrogenic"

Brokoli itu terkadang disebut sebagai suatu makanan "goitrogenic." Namun, berbeda dengan pendapat umum, menurut studi-studi terakhir, makanan itu sendiri—termasuk brokoli—tidak "goitrogenic" dalam hal menyebabkan goiter (gondok) setiap kali mereka dikonsumsi, sekalipun jika dikonsumsi dari jumlah berlebihan.

Bahkan, makanan-makanan yang umumnya disebut "goitrogenic"—misalnya sayuran-sayuran cruciferous (termasuk brokoli, kale, dan kembang kol) dan makanan kedele—itu tidak mengganggu fungsi thyroid pada orang yang sehat, sekalipun mereka mengonsumsinya setiap hari.

Secara ilmiah juga tidak benar untuk mengataan bahwa makanan-makanan tersebut "mengandung goitrogens," setidaknya tidak jika anda memandang goitrogens sebagai suatu kategori zat misalnya protein, karbohidat, atau vitamin.

Dalam menyangkut kesehatan kelenjar thyroid kita, semua yang bisa terkandung di dalam makanan itu adalah gizi-gizi yang memberikan berbagai manfaat kesehatan tapi, dibawah kondisi tertentu, juga bisa mengganggu fungsi thyroid.

Istilah "makanan goitrogenic" membuatnya terdengar seolah-olah ada sesuatu yang salah dengan makanan tersebut, padahal sebenarnya tidak.

Apa yang menyebabkan masalah pada orang-orang tertentu itu bukanlah makanan itu sendiri, melainkan ketidak serasian alami dari zat-zat tertentu di dalam makanan tersebut dengan kondisi-kondisi kesehatan.

Profil Gizi

Brokoli itu adalah suatu sumber yang sempurna untuk vitamin C pendukung sistem immune, vitamin K anti-peradangan, dan folate yang menyehatkan jantung.

Brokoli itu juga adalah suatu sumber yang sangat bagus untuk vitamin A pembasmi radikal bebas (melalui phytonutrient carotenoid nya), manganese dan molybdenum pengaktif enzim; serat pendukung kesehatan pencernaan; potassium dan vitamin B6 yang menyehatkan jantung, dan vitamin B2 serta fosfor yang memproduksi energi.

Brokoli adalah suatu sumber yang bagus untuk vitamin B1, vitamin B3, vitamin B5, protein, dan zat besi yang memproduksi energi; magnesium dan kalsium yang menyehatkan tulang, dan vitamin E serta selenium yang memberikan dukungan antioxidant.

Brokoli itu juga terkonsentrasi dalam phytonutrient, Dalam satu kategori phytonutrient tertentu—glucosinolates—brokoli itu sangat menonjol. Isothiocyanates (ITCs) yang dibuat dari glucosinolates brokoli adalah kunci dari manfaat-manfaat pencegahan kanker brokoli.