Protein

Apa yang bisa dilakukan oleh makanan-makanan yang tinggi protein untuk anda?

  • Menjaga sistem immune anda agar berfungsi dengan benar
  • Mempertahankan kesehatan kulit, rambut dan kuku
  • Membantu memproduksi enzim-enzim tubuh

Kejadian-kejadian apa yang mengindikasikan suatu kebutuhan untuk memperbanyak makanan-makanan yang tinggi protein?

  • Berkurangnya otot
  • Berkurangnya berat badan
  • Letih dan lemah
  • Sering terkena infeksi
  • Edema berat (retensi cairan)
  • Pertumbuhan dan perkembangan yang lambat pada anak-anak

Sumber-sumber yang sempurna untuk protein antara lain kalkun, tuna, udang, cod dan daging rusa.

Apa itu Protein?

Protein adalah zat pertama yang dikenali sebagai suatu bagian vital dari jaringan hidup. Bahkan, kata protein berasal dari bahasa Yunani yaitu proteos, yang berarti "primer" atau "mengambil tempat pertama," yang mengindikasikan pentingnya gizi ini di dalam fungsi tubuh.

Mengambil bagian sekitar 20% dari berat tubuh, protein melakukan berbagai fungsi di seluruh tubuh sebagai bagian vital dari jaringan tubuh, enzim, dan cell-cell immune.

Proteins adalah molekul-molekul kompleks yang terdiri atas suatu kombinasi dari berbagai amino acid, yaitu zat-zat yang mengandung karbon, oksigen, hydrogen, nitrogen, dan terkadang sulfur. Amino acid saling berkaitan dalam suatu jumlah tertentu dan kombinasi-kombinasi unik untuk membuat masing-masing protein yang berbeda.

Protein itu adalah suatu komponen vital dari diet, karena menyediakan amino acid-amino acid yang diperlukan tubuh untuk mensintesa protein-proteinnya sendiri. Dalam buku-buku nutrisi tradisional, selalu ada dua jenis amino acid: essential amino acid dan non-essential amino acid.

Essential amino acid telah di definisikan sebagai amino-acid yang tidak bisa disentisa sendiri oleh tubuh. Karenanya essential amino acid harus di dapat dari diet kita. Seperti yang di definisikan secara tradisional, 8 essential amino acid itu adalah:

  1. isoleucine
  2. leucine
  3. lysine
  4. methionine
  5. phenylalanine
  6. threonine
  7. tryptophan, dan
  8. valine.

Ada perbedatan yang terus berlanjut mengenai status dari amino acid yang ke sembilan, yaitu histidine. Karena tubuh tampak secara rutin tidak mampu untuk membuat histidine dalam jumlah yang cukup selama periode perkembangan, maka amino acid ini terkadang di kelompokkan sebagai essential dan terkadang tidak.

Nonessential amino acid secara tradisional telah dikelompokkan sebagai amino-acid yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Karena itulah tidak perlu untuk mendapatkan amino acid ini dari diet. Seperti yang di definsikan secara tradisional, nonessential amino acid itu adalah:

  1. glutamate
  2. alanine
  3. aspartate
  4. glutamine
  5. arginine
  6. proline
  7. serine
  8. tyrosine
  9. cysteine
  10. taurine, and
  11. glycine.

Pembagian amino acid secara tradisional ke dalam kategori "essential" dan "non-essential" ini tampaknya tidak realistis. Meski memang benar bahwa tubuh manusia berpotensi untuk memproduksi semua amino acid non-essential, tapi potensi ini tidak sama dengen benar-benar memproduksinya.

Ada banyak kondisi dimana tubuh tidak bisa memproduksi non-essential amino acid yang dibutuhkannya dalam jumlah yang mendekati cukup. Contoh, saat seseorang di expose kesejumlah besar racun dan pollutant lingkungan, jumlah dari glycine (sebuah non-essential amino acid) yang diproduksi oleh tubuh mungkin jauh dari cukup.

Untuk alasan tersebut, mungkin lebih konstruktif untuk memikirkan tentang semua non-essential amino acid sebagai "essential secara kondisional."

Klasifikasi tersebut akan menunjukkan bahwa dalam kondisi-kondisi fisiologis tertentu, tubuh jadi tidak mampu untuk memproduksi amino acid ini dalam jumlah yang cukup dan amino acid ini akan di dapat dari diet (atau suppplement).

Konsep "essential amino acid secara kondisional" ini memberi tahu kita bahwa semua amino acid itu bisa jadi sama pentingnya saat tiba waktunya untuk diet kita, dan bahwa penting bagi kita untuk memberikan perhatian pada semua amino acid saat kita memikirkan tentang nutrisi yang kita dapat dari makanan kita.

Tubuh itu hanya mampu memproduksi protein yang dibutuhkannya saat ada quantitas yang cukup dari semua amino acid di dalam apa yang disebut "amino acid pool."

Jika kita kekurangan dalam essential amino acid, maka tubuh jadi tidak mampu untuk membuat protein-protein dan terpaksa harus mencerna protein-protein otot untuk mendapatkan amino acid yang diperlukannya.

Karenanya, sangat penting bahwa asupan makanan harian kita itu mengandung semua essential amino acid, yang mudah di capai dengan cara memakan berbagai jenis sayuran, bean, whole grain, kacang-kacangan, dan daging serta produk-produk hewani jika di inginkan.

Apa Fungsi Protein?

Protein, yang menyediakan 4 kalori per gram nya, adalah suatu sumber energi yang penting bagi tubuh, saat karbohidrat dan lemak tidak tersedia.

Selain menggunakan protein untuk menghasilkan energi bagi fungsi-fungsi cellular setiap kali diperlukan, tubuh juga menggunakan amino acid yang terdapat di dalam protein yang kita makan untuk memproduksi protein-protein nya sendiri.

Protein-protein yang di sintesa oleh tubuh memiliki berbagai fungsi fisiologis yang penting:

  • Memproduksi dan memelihara protein-protein struktural. Tubuh memproduksi beberapa protein struktural, misalnya myosin, actin, collagen, elastin, dan keratin, yang memelihara kekuatan dan integritas otot-otot, jaringan-jaringan penghubung (persendian dan tendon), rambut, kulit, dan kuku.
  • Memproduksi berbagai enzim dan hormon. Semua enzim, yaitu zat-zat yang mengkatalisasi reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh, itu dibuar dari protein. Selain itu, hormon-hormon yang terlibat di dalam pengaturan gula darah (insulin dan glucogan) juga hormon-hormon thyroid itu di sintesa dari protein-protein.
  • Memproduksi protein-protein dan lipoprotein transport. Protein tertentu itu digunakan oleh tubuh untuk membawa berbagai zat ke jaringan-jaringan tubuh. Protein-protein transport ini antara lain hemoglobin (membawa oxygen), transferrin (membawa zat besi), ceruloplasmin (membawa copper), retinol-binding protein (copper vitamin A), albumin dan transthyretin (membawa protein lain). Lipoproteins berpartisipasi dalam pengiriman lemak dan kolesterol.
  • Memproduksi antibodie. Antibodie, yang merupakan protein, memainkan suatu peranan penting dalam sistem immune dengan cara mengikatkan diri ke antigen-antigen (virus, bakteri, atau penyerang asing lainnya), sehingga menonaktifkan antigen-antigen tersebut dan membuatnya jadi lebih terlihat oleh cell-cell immune (disebut macrophage) yang menghancurkan antigen.
  • Menjaga keseimbangan cairan. Protein berpartisipasi dalam pemeliharaan tekanan osmotic, yang mengontrol jumlah air yang ditemukan di dalam cell-cell.
  • Menjaga keseimbangan acid-base. Karena kemampuannya untuk menyatu dengan zat-zat acidic dan basic, protein membatu mempertahankan kesimbangan acid-base normal di dalam tubuh.

Apa Saja Gejala dari Kekurangan Protein?

Orang dewasa dan anak-anak bisa hidup sehat pada suatu asupan protein yang rendah, dengan berasumsi bahwa mereka memakan kalori dalam jumlah yang cukup dan semua amino acid itu ada di dalam diet. Sehingga, gejala-gejala dari kekurangan protein itu paling sering terlihat pada orang-orang miskin dengan akses ke makanan yang terbatas.

Kekurangan protein-energi, yang disebabkan oleh asupan yang rendah dari protein dan kalori, itu terutama umum pada anak-anak di negara-negara berkembang, karena anak-anak membutuhkan lebih banyak protein per kilogram berat tubuh dibanding orang dewasa untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan pesat yang terjadi selama masa kanak-kanak.

Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan 300 juta anak di seluruh dunia menderita perlambatan pertumbuhan akibat kekurangan protein-energi. Selain itu, anak-anak yang kekurangan protein-energi itu memiliki tingkat kematian 40%, akibat peningkatan kerentanan terhadap infeksi.

Di negara-negara berkembang, kekurangan protein-energi itu lebih mungkin untuk untuk mempengaruhi orang-orang yang telah menderita trauma fisik parah yang meningkatkan kebutuhan protein (misalnya kulit terbakar yang ekstensif) atau mereka yang memiliki suatu penyakit atau gangguan psikologis yang mempengaruhi hasrat atau kemampuan mereka untuk makan. Para manula juga beresiko untuk kekurangan protein-energi.

Kekurangan protein-energi itu ada dua jenis: marasmus dan kwashiorkor.

Marasmus adalah suatu kondisi dari semi-kelaparan yang bisa terjadi pada orang-orang disemua tingkatan usia yang memiliki akses terbatas ke makanan, tapi lebih umum terjadi pada anak-anak non-menyusui yang diberikan susu formula bayi yang ditambah dengan air.

Gejala-gejala dari marasmus yaitu penurunan berat badan, berkurangnya otot, kehilangan simpanan-simpanan lemak yang terlihat, lemah dan letih, serta sering mengalami infeksi akibat berkurangnya aktivitas dari sistem immune.

Kwashiorkor, sebuah kata Ghanian untuk "roh jahat yang merasuki anak-anak", itu pertama kali digambarkan pada tahun 1933 dan biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 4 tahun yang diberi makan dengan diet-diet yang tinggi karbohidrat dengan sedikit atau tanpa protein.

Gejala-gejala dari kwashiorkor antara lain kehilangan otot, edema (retensi cairan) dan liver yang mengalami pembesaran dan berminyak, dengan pemeliharaan dari simpanan-simpanan lemak yang terlihat.

Karena daging dan makanan-makanan dairy itu adalah sumber utama untuk protein di dalam diet Amerika, banyak nutisionis yang memperingatkan bahwa mereka yang mengikuti suatu diet vegetarian atau vegan itu mungkin beresiko untuk kekurangan protein.

Namun, vegetarian dan vegan yang memakan suatu variasi dari sayuran, grain, dan legume bisa dengan mudah memenuhi atau melebihi kebutuhan-kebutuhan protein saat ini.

Apa Saja Gelaja dari Keracunan Protein?

Asupan protein yang berlebihan selama bertahun-tahun mungkin mengarah pda gangguan-gangguan ginjal dan atau percepatan kerusakan tulang yang akhirnya mengarah pada osteoporosis.

Akibat kurangnya suatu hubungan dosis-respon pada level asupan protein yang lebih tinggi, National Academy of Sciences (NAS) memutuskan untuk tidak menetapkan suatu Tolerable Upper Limit (UL) untuk protein di tahun 2002.

Namun, NAS memang mencatat bahwa bahan-bahan dasar dari protein, yang disebut amino acid, itu seharusnya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang secara signifikan diatas jumlah yang ditemukan di dalam makanan.

Karena ginjal memainkan suatu peran utama dalam metabolisme protein, maka individu-individu yang memiliki penyakit ginjal tingkat akhir harus berhati-hati dalam memonitor asupan protein mereka.

Apa Dampak dari Pengolahan, Penyimpanan, atau Pemrosesan Terhadap Protein?

Saat dimasak atau diaduk (seperti yang terjadi saat putih telur), protein mengalami perubahan-perubahan fisik yang disebut denaturation dan coagulation.

Denaturation mengubah bentuk dari protein, karenanya mengurangi daya larut molekul protein. Coagulation menyebabkan molekul protein menggumpal, seperti yang terjadi pada telur yang dikocok.

Makanan-makanan mengandung protein yang dimasak secara berlebihan bisa merusak amino acid-amino acid yang sensitif terhadap panas (misalnya, lysine) atau membuat protein bersifat melawan terhadap enzim-enzim pencernaan.

Faktor Apa Saja yang Berkontribusi Terhadap Suatu Kekurangan Protein?

Pencernaan dan metabolisme protein melibatkan perut, pankreas, dan liver. Hydrochloric acid, yang dikeluarkan oleh perut, itu diperlukan untuk pencernaan awal dari protein. Enzim-enzim pankreas berpartisipasi dalam penguraian protein. Dan liver mengontrol metabolisme amino acid.

Akibatnya, setiap kondisi media yang mengganggu fungsi perut, pankreas, atau liver mungkin secara negatif mempengaruhi status protein. Selain itu, kemampuan tubuh untuk memproduksi non-essential amino acid mungkin jadi terhambat oleh ketidak cukupan asupan dari vitamin B6.

Orang-orang yang mengalami infeksi bakterial atau viral dan mereka yang memiliki trauma fisik parah menggunakan simpanan-simpanan protein mereka dengan cepat, dan mungkin perlu untuk meningkatkan asupan protein mereka.

Bagaimana Gizi Lain Berinteraksi Dengan Protein?

Berbagai protein mengikat dan membawa vitamin serta mineral tertentu termasuk zat besi, copper, kalsium, vitamin A dan vitamin D. Karenanya, ketidak cukupan protein mungkin mengganggu fungsi dari gizi-gizi ini.

Penyakit Apa Saja yang Membutuhkan Penekanan Khusus pada Protein?

Meski kecukupan asupan protein itu diperlukan untuk kesehatan, tapi protein jarang digunakan sebagai unsur dari pengobatan. Namun, asupan yang tinggi dari protein itu bermanfaat untuk orang-orang yang memiliki pengalaman trauma fisik dan mungkin membantu bagi para atlit.

Selain itu, beberapa amino acid individual termasuk glutamine, lysine, phenylalanine, tyrosine, arginine, dan cysteine itu umumnya digunakan sebagai unsur pengobatan.

Makanan Apa Saja yang Menyediakan Protein?

Sumber-sumber yang sempurna untuk protein itu antara lain kalkun, tuna, udang, ikan cod, dan daging rusa.

Sumber-sumber yang sangat bagus untuk protein yaitu snapper, halibut, salmon, scallops, sardines, ayam, daging kambing, daging sapi, calf's liver, bayam, tofu, mustard greens, asparagus, soybeans, salmon, dan keju.

Sumber-sumber yang bagus untuk protein yaitu crimini mushrooms, telur, summer squash, collard greens, cauliflower dan berbagai legume termasuk lentils, split peas, kidney beans, black beans, pinto beans dan garbanzo beans.

Saat mendiskusikan makanan-makanan sumber protein, nutrisionis seringkali berbicara dalam terminologi protein "lengkap" dan "tidak lengkap."

Makanan-makanan yang menyediakan protein lengkap itu adalah yang menyertakan semua amino acid essential, sedangkan makanan yang menyediakan sebagian atau tidak satupun dari essential amino acid itu disebut tidak lengkap.

Telur, makanan-makanan dairy, ikan, dan unggas itu umumnya dianggap sebagai protein lengkap.

Vegetarian, dan terutama vegan, seringkali tidak memiliki suatu sumber protein lengkap di dalam diet mereka, tapi bisa mendapatkan dengan mudah semua essential amino acid dengan cara memakan berbagai jenis bean, grain, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran.

Apa Saja Rekomendasi Kesehatan Publik Saat ini untuk Protein?

Rekomendasi-rekomendasi untuk asupan protein itu di dasarkan pada konsep "keseimbangan nitrogen." Protein mengandung nitrogen, dan saat protein di urai di dalam tubuh, nitrogen itu dikeluarkan. Akibatnya, secara kontinyu nitrogen harus diganti melalui diet (sama seperti protein) sehingga tubuh bisa terus memproduksi protein.

Bagi sebagian besar orang dewasa, suatu keseimbangan nitrogen yang setara itu ideal, yang berarti bahwa jumlah nitrogen yang di sediakan di dalam diet itu setara dengan jumlah nitrogen yang dikeluarkan dari dalam tubuh.

Sebaliknya, anak-anak membutuhkan suatu keseimbangan nitrogen positif untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, yang berarti bahwa nitrogen yang disediakan oleh diet harus lebih banyak (sama seperti protein) dibanding yang di eliminasi. Wanita hamil dan menyusui juga membutuhkan suatu keseimbangan nitrogen positif.

Di tahun 2002, National Academy of Sciences (NAS) menetapkan Recommended Dietary Allowances (RDAs) untuk protein bagi semua kelompok usia 7 bulan keatas, dan level-level Adequate Intake (AI) untuk bayi berusia 0-6 bulan. Standard-standard harian yang ditetapkan oleh NAS adalah sebagai berikut:

  • Anak laki-laki dan perempuan yang berusia 0-6 bulan: 9.1 gram
  • Anak laki-laki dan perempuan yang berusia 7 bulan sampai 1 tahun: 13.5 gram
  • Anak laki-laki dan perempuan yang berusia 1-3 tahun: 13 gram
  • Anak laki-laki dan perempuan yang berusia 4-8 tahun: 19 gram
  • Anak laki-laki dan perempuan yang berusia 9-13 tahun: 34 gram
  • Pria yang berusia 14-18 tahun: 52 gram
  • Pria yang berusia 19+: 56 gram
  • Wanita yang berusia 14+ years: 46 gram
  • Wanita hamil dan menyusui membutuhkan suatu tambahan protein sebanyak 25 gram per hari untuk suatu total 71 gram.