Vitamin C
Apa yang bisa dilakukan oleh makanan-makanan yang tinggi vitamin C untuk anda?
- Membantu melindungi cell-cell dari kerusakan radikal bebas
- Mengurangi resiko kanker
- Meregenerasi supply-supply vitamin E
- Meningkatkan penyerapan zat besi
Kejadian-kejadian apa yang bisa mengindikasikan suatu kebutuhan untuk memperbanyak makanan-makanan yang tinggi vitamin C?
- Penyembuhan yang buruk terhadap luka
- Sering terkena flu atau infeksi
- Gangguan-gangguan yang berhubungan dengan paru-paru
Sumber-sumber yang sempurna untuk vitamin C antara lain: parsley, broccoli, bell pepper, strawberries, oranges, lemon juice, pepaya, cauliflower, kale, mustard greens, dan Brussels sprouts.
Apa itu Vitamin C?
Karena penggunaannya yang menyebar luas sebagai suatu supplement asupan, vitamin C mungkin lebih familiar bagi publik umum dibanding gizi yang lain.
Studi-studi mengindikasikan bahwa lebih dari 40% manula di Amerika mengonsumsi supplement vitamin C; dan di beberapa wilayah, hampir 25% dari orang dewasa, dari semua usia, mengonsumsi vitamin C.
Selain suatu multivitamin, vitamin C itu juga adalah supplement yang paling populer diantara beberapa kelompok ahli nutrisi, dan 80% dari ahli nutrisi yang mengonsumsi vitamin C mengonsumsi lebih dari 250 miligram. Mengapa gizi ini begitu populer?
Vitamin C, yang juga disebut ascorbic acid, adalah suatu gizi water-soluble (larut dalam air) yang bisa dikeluarkan dengan mudah dari tubuh saat tidak lagi diperlukan.
Vitamin C itu begitu penting bagi makhluk hidup sehingga hampir semua mamalia bisa menggunakan cell-cell nya sendiri untuk memproduksi vitamin C. Manusia, gorilla, simpanse, kelelawar, guinea pigs dan burung adalah beberapa contoh hewan yang tidak bisa memproduksi vitamin C di dalam tubuhnya sendiri.
Manusia itu sangat bervariasi dalam kebutuhan vitamin C mereka. Adalah hal yang natural bagi seseorang untuk memerlukan vitamin C 10 kali lebih banyak dibanding orang lain; dan status kesehatan serta usia seseorang bisa sangat mengubah kebutuhannya akan vitamin C.
Jumlah dari vitamin C yang ditemukan di dalam makanan itu sangat bervariasi, sama seperti kebutuhan kita sebagai manusia.
Secara umum, suatu makanan yang belum matang itu memiliki vitamin C yang jauh lebih rendah dibanding suatu makanan yang sudah matang, tapi dari yang disediakan oleh makanan yang sudah matang tersebut, kandungan vitamin C itu lebih tinggi saat makanan itu lebih muda pada saat dipanen.
Apa Fungsi dari Vitamin C?
Vitamin C memainkan suatu peran yang dominan dalam memberikan perlindungan pada tubuh. Sejak tahun 1700-an, vitamin C dianggap sebagai "antiscorbutic factor," karena membantu mencegah penyakit yang disebut scurvy.
Penyakit scurvy tersebut pertama kali di temukan pada para pelaut Inggris, dimana pekerjaan mereka sebagai pelaut telah menjauhkan mereka dari lingkungan natural untuk waktu yang lama. Tubuh mereka menyimpan vitamin C dibawah 300 miligram, dan gusi serta kulit mereka kehilangan efek-efek perlindungan yang diberikan vitamin C.
Setelah mengetahui limau sebagai suatu sumber yang bagus untuk vitamin C dalam pelayaran, para pelaut Inggris saat ini dikenal sebagai "limeys" karena selalu membawa simpanan limau dalam jumlah yang besar di dalam kapalnya.
Peranan perlindungan dari vitamin C itu jauh lebih banyak dibanding sekedar pada gusi dan kulit. Penyakit cardiovascular, kanker, penyakit persendian dan katarak itu semuanya berhubungan dengan kekurangan vitamin C dan sebagian bisa dicegah dengan mengoptimalkan asupan vitamin C.
Vitamin C mencapai sebagian besar dari efek perlindungannya dengan cara berfungsi sebagai suatu antioxidant dan pencegahan kerusakan berbasis oksigen pada cell-cell kita.
Struktur-struktur yang mengandung lemak (seperti molekul-molekul lipoprotein yang membawa lemak disekitar tubuh) itu terutama tergantung pada vitamin C untuk perlindungan.
Apa Saja Gejala dari Kekurangan Vitamin C?
Gejala terbesar dari kekurangan vitamin C yang disebut penyakit scurvy—termasuk gusi berdarah dan perubahan warna kulit akibat pecahnya saluran-saluran darah—itu jarang terjadi. Namun, penyembuhan luka yang lambat, itu tidak jarng, dan bisa menjadi suatu gejala dari kekurangan vitamin C.
Melemahnya fungsi immune, termasuk kerentanan terhadap demam dan infeksi lainnya, juga bisa menjadi suatu tanda dari kekurangan vitamin C.
Karena lapisan dari saluran pernapasan kita juga sangat tergantung pada vitamin C untuk perlindungan, maka infeksi saluran pernapasan dan kondisi-kondisi yang berhubungan dengan paru-paru itu juga bisa menjadi gejala-gejala dari kekurangan vitamin C.
Apa Saja Gejala dari Keracunan Vitamin C?
Ada sangat sedikit penelitian yang mendokumentasikan keracunan vitamin C pada level supplementasi manapun, dan tidak ada efek-efek keracunan apapun yang terdokumentasi untuk vitamin C dalam hubungannya dengan makanan dan diet.
Pada penambahan dosisi tinggi yang melibatkan 5 gram vitamin C atau lebih, diare bisa terjadi akibat dari cairan di dalam saluran pencernaan yang menjadi terlalu terkonsentrasi ("osmotic diarrhea").
Penambahan vitamin C dalam dosis besar juga bisa meningkatkan level uric acid di dalam usus, karena vitamin C bisa diurai menjadi uric acid. Namun, masih belum jelas apakah peningkatan uric acid di dalam urine bisa meningkatakn resiko seseorang untuk membentuk batu-batu ginjal uric acid.
Terakhir, vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan-makanan yang berasal dari tanaman; dan seseorang yang memiliki masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan kelebihan zat besi di dalam cell-cell tubuhnya mungkin ingin mempertimbangkan untuk menghindari penambahan vitamin C dalam dosis tinggi.
Penting untuk mengingat bahwa semua masalah diatas yang berhubungan dengan keracunan vitamin C itu adalah dalam bentuk supplemental, bukan saat itu terjadi secara natural di dalam makanan.
Di tahun 2000, National Academy of Sciences menetapkan suatu Tolerable Upper Intake Level (UL) untuk vitamin C pada level 2.000 milligram (2 gram) untuk orang dewasa yang berusia 19 keatas.
Apa Pengaruh dari Pengolahan, Penyimpanan, dan Pemrosesan Terhadap Vitamin C?
Vitamin C yang sensitif terhadap udara, air, dan suhu. Sekitar 25% dari vitamin C di dalam sayuran bisa hilang hanya oleh proses blansing (merebus atau mengukus makanan selama beberapa menit). Tingkat kehilangan yang sama ini terjadi pada sayuran dan buah yang dibekukan dan dicairkan.
Sayuran dan buah yang dimasak untuk waktu yang lebih lama (10-20 menit) bisa mengakibatkan suatu kehilangan lebih dari setengah kandungan vitamin C. Saat buah dan sayuran itu dikalengkan dan dihangatkan kembali, hanya 1/3 dari kandungan vitamin C original yang mungkin masih tersisa.
Mengonsumsi makanan-makanan yang kaya akan vitamin C dalam bentuknya yang segar, mentah, itu adalah cara yang terbaik untuk memaksimalkan asupan vitamin C.
Faktor-faktor Apa Saja yang Mungkin Berkontribusi Terhadap Suatu Kekurangan Vitamin C?
Asupan yang kurang dari sayuran dan buah yang kaya akan vitamin C itu adalah suatu kontributor umun bagi kekurangan vitamin C.
Di Amerika, 1/3 dari orang dewasa mendapatkan vitamin C yang lebih sedikit dari diet mereka dibanding yang di anjurkan oleh National Academy of Sciences, dan 1 dari setiap 6 orang dewasa mendapatkan kurang dari setengah dari jumlah yang dianjurkan.
Perokok aktif dan perokok non-aktif itu juga beresiko lebih tinggi untuk kekurangan vitamin C.
Sistem immune dan detoksifikasi tubuh memanfaatkan vitamin C secara khusus, dan kelebihan beban dalam kedua sistem ini bisa meningkatkan resiko untuk kekurangan vitamin C.
Sistem immune bergantung pada suatu mekanisme yang sangat variasi untuk membantu melindungi tubuh dari infeksi, termasuk cell-cell darah putih, protein-protein pelengkap, dan interferon-interferon; dan vitamin C itu terutama penting dalam fungsi dari komponen-komponen sistem immune ini.
Vitamin C itu juga sangat penting selama tahap pertama dari proses detoksifikasi tubuh. Proses bisa bisa terjadi di dalam berbagai jenis jaringan, tapi terutama aktif di dalam liver.
Saat tubuh terpapar ke racun-racun, vitamin C itu seringkali dibutuhkan oleh tubuh untuk memulai proses pembuangan racun. Karenanya, terpapar ke racun-racun secara berlebihan itu adalah suatu faktor resiko untuk kekurangan vitamin C.
Bagaimana Gizi-gizi Lain Berinteraksi Dengan Vitamin C?
Vitamin C memiliki interaksi yang signifikan dengan beberapa mineral kunci di dalam tubuh.
Asupan supplemental vitamin C pada dosis level gram bisa mengganggu metabolisme copper. Sebaliknya, vitamin C bisa sangat meningkatkan penyerapan dan metabolisme zat besi, bahkan pada level jumlah-jumlah makanan.
Vitamin C juga memiliki interaksi yang penting dengan vitamin-vitamin lain. Kelebiihan asupan vitamin A, misalnya, itu kurang beracun bagi tubuh saat vitamin C itu tersedia. Vitamin C itu terlibat dalam regenerasi vitamin E, dan dua vitamin ini tampak bekerja sama dalam efek-efek antioxidant mereka.
Penyakit Apa Saja yang Membutuhkan Penekanan Khusus pada Vitamin C?
Sebagian besar bentuk dari penyakit cardiovascular, penyakit sendi, kanker, penyakit mata, penyakit thyroid, penyakit liver, dan penyakit paru-paru itu membutuhkan penekanan yang khusus pada asupan vitamin C.
Proses penuaan itu sendiri membutuhkan perhatian yang khusus untuk vitamin C. Selain kategori yang lebih luas ini, beberapa penyakit tertentu juga membutuhkan penekanan yang khusus pada vitamin C. Penyakit-penyakit tertentu tersebut adalah:
- Acne
- Alkoholik
- Alzheimer's disease
- Asthma
- Autism
- Depresi
- Diabetes
- Irritable bowel disease
- Parkinson's disease
Makanan Apa Saja yang Menyediakan Vitamin C?
Sumber-sumber makanan yang sempurna untuk vitamin C antara lain broccoli, bell peppers, parsley, Brussels sprouts, cauliflower, lemon juice, strawberries, mustard greens, kiwifruit, papaya, kale, cabbage, romaine lettuce, turnip greens, oranges, cantaloupe, summer squash, grapefruit, pineapple, chard, tomatoes, collard greens, raspberries, spinach, green beans, fennel, cranberries, asparagus, watermelon, dan winter squash.
Apa Rekomendasi Kesehatan Publik Saat ini untuk Asupan Vitamin C?
Di tahun 2000, National Academy of Sciences menetapkan level-level Adequate Intake berikut ini untuk vitamin C:
- 0-6 bulan: 40 milligram
- 7-12 bulan: 50 milligram
Di tahun 2000, National Academy of Sciences menetapkan Recommended Dietary Allowances berikut ini untuk vitamin C:
- 1-3 tahun: 15 milligram
- 4-8 tahun: 25 milligram
- Pria9-13 tahun: 45 milligram
- Pria14-18 tahun: 75 milligram
- Pria19 tahun and older: 90 milligram
- Wanita 9-13 tahun: 45 milligram
- Wanita 14-18 tahun: 65 milligram
- Wanita 19 tahun and older: 75 milligram
- Wanita hamil 18 tahun: 80 milligram
- Wanita hamil 19 tahun and older: 85 milligram
- Wanita menyusui 18 tahun: 115 milligram
- Wanita menyusui 19 tahun keatas: 120 milligram
The National Academy of Sciences menetapkan suatu Tolerable Upper Intake Level (UL) untuk vitamin C pada level 2.000 milligram (2 gram) untuk orang dewasa 19 tahun keatas.