Vitamin A

Istilah "vitamin A" membuatnya terdengar seperti bahwa hanya ada satu gizi yang disebut "vitamin A," padahal itu tidak benar.

Vitamin A itu adalah suatu kelompok besar dari gizi-gizi yang saling berhubungan.

Masing-masing gizi tersebut menyediakan kita berbagai manfaat kesehatan, tapi masing-masing manfaat ini mungkin cukup berbeda dan mungkin disediakan dalam cara-cara yang berbeda.

Gizi-gizi yang Berhubungan dengan Vitamin A

Retinoid

Ada dua bentuk dasar dari vitamin A: retinoid (ditemukan di dalam makanan-makanan hewani) dan carotenoid (ditemukan di dalam makanan-makanan nabati). Dua bentuk ini bukan cuma berbeda secara kimiawi, tapi juga menyediakan kita jenis-jenis manfaat kesehatan yang berbeda.

Ada beberapa manfaat tertentu yang berhubungan dengan sistem immune, peradangan, genetik, dan reproduksi dari vitamin A yang hanya bisa di dapat dari bentuk-bentuk retinoid dari vitamin ini.

Bentuk-bentuk retonoid ini bisa jadi sangat penting saat menyangkut kehamilan dan melahirkan, masa pertumbuhan, masa perkembangan anak-anak, penglihatan malam hari, produksi cell darah merah, dan resistensi terhadap penyakit-penyakit menular.

Namun, sekalipun jika kita tidak mengalami salah satu dari kondisi khusus tersebut, masing-masing kita tetap memerlukan bentuk-bentuk retonoid dari vitamin A.

Carotenoid

Sama seperti bentuk-bentuk retinoid dari vitamin A, bentuk-bentuk carotenoid juga memberikan kita manfaat-manfaat kesehatan yang unik. Sebagian besar bentuk carotenoid dari vitamin A itu berfungsi sebagai gizi-gizi antioxidant dan anti-peradangan.

Terkadang, carotenoid tertentu memiliki suatu peranan khusus untuk dimainkan dalam melindungi kesehatan kita. Misalnya, carotenoid-carotenoid yang hanya di temukan di dalam retina dari mata manusia, yaitu xanthophylls lutein dan zeaxanthin.

Siapapun yang perlu fokus pada manfaat-manfaat yang berhubungan dengan vitamin A untuk kesehatan mata (misalnya, pencegahan degenerasi macular yang berhubungan dengan usia) akan perlu mengembangkan suatu perencanaan makan yang tidak hanya menyertakan makanan-makanan yang kaya akan vitamin A, tapi secara lebih spesifik, kaya dalam kedua bentuk carotenoid spesifik dari vitamin ini. (Bayam, kale, dan Swiss chard akan menjadi contoh-contoh dari makanan yang kaya dalam lutein dan zeaxanthin.)

Pada pandangan sekilas, akan terlihat sepertinya kita perlu memakan makanan dari hewan dan tumbuhan agar bisa mendapatkan bentuk-bentuk retinoid dan carotenoid dari vitamin A. Dalam beberapa contoh, itu memang benar. Namun, dalam beberapa contoh lain, itu tidak benar.

Di dalam tubuh dari banyak individual, bentuk-bentuk carotenoid dari vitamin A itu bisa dikonversi secara efektif menjadi bentuk-bentuk retinoid, karenanya menyediakan fungsionalitas fisiologis seperti yang dijelaskan diatas.

Alpha-carotene, beta-carotene, dan beta-cryptoxanthin, adalah tiga bentuk-bentuk carotenoid dari vitamin A yang bisa di konversi oleh tubuh menjadi bentuk-bentuk retinoid dibawah kondisi-kondisi tertentu.

Pengubahan Carotenoid menjadi Retinoid

Kami menggunakan kalimat ini—"dibawah kondisi-kondisi tertentu"—untuk merujuk pada fakta bahwa tubuh dari banyak individual itu mungkin tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk mengubah bentuk-bentuk carotenoid dari vitamin A menjadi bentuk-bentuk retinoid.

Banyak faktor yang berbeda bisa berkontribusi pada masalah-masalah dalam konversi ini, termasuk:

  • kecenderungan-kecenderungan genetik turunan seseorang
  • gangguan-gangguan pencernaan
  • ketidak seimbangan bakterial di dalam saluran pencernaan
  • penggunaan alkohol yang berlebihan
  • terpapar secara berlebihan ke racun-racun kimiawi
  • ketidak seimbangan asupan vitamin A dan vitamin D sebagai hasil dari supplementasi dosis tinggi, dan
  • penggunaan obat-obatan tertentu

Jadi, ada suatu kebutuhan untuk berhati-hati di sini.

Jika anda adalah seseorang yang menghindari makanan-makanan yang berasal dari hewan, dan mencoba untuk lebih mendapatkan retinoid dengan mengonsumsi makanan-makanan dari tumbuhan yang tinggi dalam carotenoid, maka anda mungkin akan mendapatkan suatu jumlah carotenoid yang sangat besar tapi tetap tidak mampu mengonversi carotenoid ini menjadi retinoid yang juga dibutuhkan oleh tubuh untuk fungsi fisiologis normal

Jika anda mengenali sebagian dari faktor-faktor masalah dalam daftar diatas sebagai berpotensi mempengaruhi kemampuan tubuh anda untuk mengonversi carotenoid menjadi retinoid, kami anjurkan anda untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan kemungkinan langkah-langkah yang bisa membantu.

Seorang dokter dengan pengalaman di bidang ini mungkin mampu membantu meningkatkan pencernaan anda, mengurangi dampak obat-obatan, mengurangi expose ke racun, dan menyeimbangkan jumlah vitamin A dan D dalam setiap supplement yang anda minum.

Selain itu, meski tetap mahal di pasar perawatan kesehatan, beberapa bentuk dari pengujian laboratorium—termasuk testing genetik—mungkin tersedia untuk membantu anda menentukan kemungkinan masalah-masalah yang berhubungan dengan vitamin A.

Dua point penting tambahan:

  1. jika tubuh seseorang itu mampu secara efektif mengubah carotenoid menjadi retinoid, maka beta-carotene itu adalah carotenoid terbaik bagi tubuh untuk digunakannya, karena dalam perbandingan dengan alpha-carotene atau beta-cryptoxanthin, hanya butuh setengah beta-carotene bagi tubuh untuk menciptakan jumlah retinol yang sama; dan
  2. jika tubuh seseorang itu mampu secara efektif mengubah carotenoid menjadi retinoid, mungkin ada beberapa keutamaan dari membiarkannya untuk melakukan itu (dari pada mencoba untuk secara langsung mendapatkan level retinol yang tinggi dari makanan). Dengan membiarkan tubuh unutk memutuskan tingkat konversi mungkin memberikan pengaturan yang lebih optimal bagi level-level carotenoid dan retinoid.

Para peneliti telah mengembangkan suatu sistem untuk mengevaluasi tingkat dimana carotenoid bisa dikonversi menjadi retinoid. Sistem ini di dasarkan pada unit-unit pengukuran yang disebut retinol activity equivalents (RAE) dan retinol equivalents (RE).

RAE dan RE adalah tolok ukur untuk mengukur potensi pengubahan retinoid dari makanan-makanan yang mengandung carotenoid. Semakin tinggi RAE atau RE, semakin besar potensi untuk pengubahan carotenoid menjadi retinoid.

Bagaimana Vitamin A Mendukung Kesehatan?

Retinoid

Meski vitamin A itu paling dikenal karena peranannya yang vital dalam penglihatan, tapi retinoid juga berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas fisiologis yang berhubungan dengan:

  • sistem immune, sistem peradangan
  • perawatan epithelial dan jaringan-jaringan mucosal
  • reproduksi, pengembangan tulang
  • pembentukan cell-cell darah merah, dan
  • produksi spermatozoa (cell-cell reproduksi pria).

Di dalam makanan, retinoid biasanya tampak sebagai retinyl ester. Tubuh itu biasanya mampu mengubah retinyl ester ini menjadi bentuk-bentuk aktif secara metabolic dari vitamin A termasuk retinol, retinal, dan retinoic acid.

Menyehatkan Penglihatan

Retina manusia mengandung empat jenis photopigment yang menyimpan zat-zat vitamin A. Salah satu dari pigment ini, yang disebut rhodopsin, itu berlokasi di dalam cell-cell rod dari retina.

Rhodopsin mengijinkan cell-cell rod untuk mendeteksi sejumlah kecil cahaya, dan, sehingga, memainkan suatu peranan yang sangat penting dalam adaptasi mata ke kondisi-kondisi cahaya rendah dan penglihatan malam.

Retinal, bentuk aldehyde dari vitamin A ini, berpartisipasi dalam sintesa dari rhodopsin, dalam dalam serangkaian reaksi kimia yang menyebabkan ekstasi visual, yang dipicu oleh cahaya yang menyentuh cell-cell rod.

Tiga pigment sisanya, yang secara kolektif dikenal sebagai iodopsins, itu ditemukan dalam cell-cell cone dari retina dan bertanggung jawab untuk penglihatan di siang hari.

Mendukung Sistem Immune dan Peradangan

Di seluruh bagian tubuh kita, tapi terutama di dalam saluran pencernaan kita, vitamin A memainkan suatu peranan kunci dalam mendukung fungsi-fungsi immune dan peradangan.

Saluran pencernaan kita bisa terpapar pada suatu basis harian ke zat-zat yang berpotensi tidak di inginkan (misalnya residu pestisida di dalam makanan), juga berbagai micro-organisme (misalnya jenis bakteri tertentu).

Sistem immune dan peradangan kita itu dirancang untuk membantu mencegah kita dari menjadi terganggu oleh kejadian-kejadian tersebut.

Sebagai contoh, agar bisa membantu menetralkan bakteri dan micro-organisme yang tidak di inginkan, sistem immune kita memiliki kemampuan untuk membuat dan melepaskan antibodie yang bisa menghalangi aktivitas keduanya.

Sistem immune dan peradangan kita juga memiliki fungsi "pengereman" yang mencegahnya agar tidak bertindak berlebihan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin A memainkan suatu peranan kunci dalam kedua proses perlindungan tersebut.

Para ilmuan sekarang tahu bahwa cell T dan cell-cell B dari sistem immune itu tidak bisa mensintesa dengan benar tanpa vitamin A, respon immune juga tidak bisa diaktifkan dengan efektif tanpa partisipasi dari vitamin A.

Yang menarik, setiap kali kita mengalami suatu peningkatan dalam peradangan seluruh tubuh, cell-cell kita juga meningkatkan konversi vitamin A nya dalam bentuk-bentuk retinol nya menjadi suatu bentuk kedua yang disebut retinoic acid.

Pengubahan ini membutuhkan partisipasi dari dua enzim (alcohol dehydrogenase dan retinaldehyde dehydrogenase). Ketidak mampuan cell-cell kita untuk membuat konversi vitamin A ini sekarang dipercaya menjadi suatu faktor resiko untuk peningkatan kerentanan terhadap infeksi, juga respon kita yang buruk terhadap vaksin.

Para peneliti percaya bahwa vitamin A mungkin sama pentingnya bagi "pengereman" sistem immune dan peradangan, dimana cell-cell kita itu tercegah dari menjadi bertindak terlalu berlebihan.

Karena sebagian aspek dari allergi makanan itu bisa berhubungan dengan tindakan berlebihan dari sistem immune kita terhadap protein-protein makanan, maka asupan vitamin A optimal mungkin menjadi penting untuk menurunkan resiko dari jenis allergi makanan tertentu.

Mendukung Cell Pertumbuhan

Vitamin A itu dibutuhkan untuk cell pertumbuhan dan perkembangan normal.

Meski mekanisme dimana vitamin A memacu cell pertumbuhan dan perkembangan itu belum dipahami secara penuh, tapi sudah diketahui bahwa retinoic acid itu diperlukan untuk sintesa dari banyak glycoprotein, yang mengontrol cellular adhesion (kemampuan cell-cell untuk mengaitkan diri satu sama lain), pertumbuhan cell, dan diferensiasi cell.

Sebagai contoh, produksi dari cell-celll darah merah di dalam tulang sumsum kita (melalui proses yang disebut hematopoiesis) itu adalah suatu proses yang membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinoid acid.

Seperti yang sudah dijelaskan, retinoic acid bisa di sentesa di dalam cell-cell kita dari retinyl ester yang ditemukan di dalam makanan, dan butuh dua enzim (alcohol dehydrogenase dan retinaldehyde dehydrogenase) agar sintesa ini bisa terjadi.

Para peneliti secara aktif menyelidiki hubungan antara sistem enzim ini dan cell perkembangan dan percaya bahwa masalah-masalah dengan sintesa dari retinoic acid mungkin memegang kunci untuk memahami suatu jangkauan yang luas mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Peranan-peranan Lain untuk Vitamin A

Sudah diketahui juga bahwa vitamin A itu essensial untuk proses reproduksi pada pria dan wanita dan memainkan suatu peran kunci dalam metabolisme normal tulang.

Selain itu, sebagian dari penelitian paling menonjol dalam bidang genetik telah mengamati peranan vitamin A (dalam bentuk retinoic acid) dalam mengatur kejadian-kejadian genetik. Vitamin A juga diketahui dibutuhkan untuk produksi normal dari sperma (melalui suatu proses yang disebut spermatogenesis).

Bentuk-bentuk Carotenoid

Mencegah Kekurangan Vitamin

Sampai akhir abad ke 20, fungsi-fungsi dari carotenoid itu hanya di diskusikan dalam terminologi mengenai potensinya untuk bertindak dengan cara yang sama seperti retinoid.

Dari lebih dari 600 carotenoid yang diketahui terdapat di dalam makanan yang berasal dari tumbuhan, hanya tiga caroteoid - beta-carotene, alpha-carotene, dan beta-cryptoxanthin - yang dirancang sebagai carotenoid-carotenoid "provitamin A" yang bisa dikonversi oleh tubuh (dibawah kondisi-kondisi yang tepat) menjadi retinoid.

Asupan dari tiga carotenoid ini masih tetap sangat penting dalam pencegahan defisiensi vitamin A dalam bentuk-bentuk retinoid nya.

Aktivitas Peningkat Antioxidant, Anti-Peradangan, dan Immune

Dalam tahun-tahun terakhir, carotenoid telah menerima sejumlah besar dari perhatian penelitian sebagai zat-zat yang berpoteinsi anti-kanker dan anti-aging. Fungsi-fungsi potensial ini dari carotenoid itu berhubungan dekat dengan aktivitas antioxidant dan anti-peradangan nya.

Yang sangat penting, hampir semua carotenoid menyediakan manfaat-manfaat antioxidant dan anti-peradangan (meski hanya sejumlah kecil carotenoid yang bisa dikonversi menjadi retinoid).

Memajukan Komunikasi yang tepat dari Cell-cell

Selain meningkatkan aktivitas antioxidant dan immune nya, carotenoid telah menujukkan kemampuannya untuk merangsang komunikasi cell-cell.

Para peneliti saat ini percaya bahwa komunikasi yang buruk dari cell-cell mungkin adalah salah satu penyebab dari pertumbuhan cell-cell yang berlebihan, suatu kondisi yang mengarah ke kanker.

Dengan memajukan komuikasi yang tepat diantara cell-cell, carotenoid mungkin memainkan suatu peranan langsung dalam pencegahan kanker.

Juga dipercaya bahwa carotenoid berpartisipasi dalam resproduksi pada wanita.

Meski fungsi pasti dari carotenoid dalam reproduksi pada wanita belum teridentifikasi, tapi sudah diketahui bahwa corpus luteum mengandung suatu level beta-carotene yang sangat tinggi, yang menyiratkan bahwa gizi-gizi ini memainkan suatu peranan penting dalam proses reproduksi.

Makanan Apa Saja yang Menyediakan Vitamin A?

Bentuk-bentuk retinoid dari vitamin A itu disediakan oleh makanan-makanan yang berasal dari hewan, antara lain: susu kambing, susu sapi, udang, telur, salmon, halibut, keju, yogurt, scallops, sardine, tuna, dan ayam. Sedangkan bentuk-bentuk carotenoid dari vitamin A itu disediakan oleh sebagian besar buah dan sayuran.

Apa Pengaruh Memasak, Menyimpan, atau Memproses Vitamin A?

Bentuk-bentuk Retinoid

Bentuk awal vitamin A itu relatif stabil pada dalam makanan-makanan yang berasal dari hewan yang mengandung vitamin A.

Metode-metode perlakuan, penyimpanan, dan pemrosesan normal dari makanan-makanan ini biasanya cukup untuk menjaga kandungan dari bentuk awal vitamin A. (Sebagian besar bentuk awal vitamin A itu adalah retinyl esters.)

Dalam kasus susu, bentuk awal vitamin A dalam bentuk retinyl palmitate telah ditambahkan ke dalam susu berdasarkan pada U.S. Food and Drug Administration (FDA) fortification requirements.

Vitamin A dalam susu yang diperkaya bisa jadi rusak oleh sinar matahari. Dalam studi-studi penelitian, sekitar 8-31% retinyl palmitate di dalam susu yang diperkaya itu hilang satu hari berikutnya setelah terkena sinar matahari.

Selama susu di simpan di dalam lemari es dalam suatu kontainer tembus pandang, kehilangan retinyl palmitate akibat paparan sinar matahari itu seharusnya tidak berarti. (Karena retinyl palmitate sensitif terhadap cahaya, kami tidak menganjurkan menyimpan susu dalam kaca bening atau plastik jernih.)

Bentuk-bentuk Carotenoid

Penilaian masih dilakukan terhadap dampak memasak dan memproses carotenoid di dalam makanan. Makanan-makanan tinggi carotenoid misalnya wortel itu biasanya punya mayoritas carotenid nya dalam bentuk all-trans.

Meski bentuk tersebut bisa menyediakan manfaat kesehatan yang sempurna, tapi tidak segera tersedia bagi saluran darah atau cell-cell kita seperti pada bentuk lain yang disebut bentuk cis.

Memasak suatu makanan yang berasal dari tanaman akan mengurangi jumlah total dari all-trans carotenid yang ditemukan di dalam makanan tersebut, tapi itu juga akan meningkatkan konversi dari banyak all-trans carotenoid menjadi bentuk cis.

Mengenai hasil bersih, sebagian studi menunjukkan dukungan yang lebih baik dari level-level carotenoid di dalam darah setelah mengonsumsi suatu makanan nabati yang dimasak (misalnya paste tomat) dibanding suatu produk makanan nabati yang tidak dimasak (misalnya tomat segar).

Dalam kasus tomat, ketertarikan terbesar mengenai carotenoid yaitu lycopene, dan beberapa studi telah menunjukkan dukungan yang lebih baik dari level-level lycopene di dalam darah dari produk-produk tomat yang dimasak dan diproses versus tomat segar.

Namun, faktor-faktor lain mungkin memiliki suatu peranan penting di sini, termasuk penguraian cell-cell di dalam tomat selama pemrosesan.

Menghancurkan cell-cell tomat mungkin telah membuat kandungan-kandungan cell yang lebih tersedia untuk pencernaan dan metabolisme sehingga meningkatkan level dari unsur-unsur tomat, termasuk lycopene.

Jika urutan dari kejadian-kejadian ini memainkan suatu peranan kunci, itu memberikan kita suatu alasan yang sangat bagus untuk makan secara perlahan dan mengunyah makanan kita (termasuk tomat).

Melalui pengunyahan bisa tercapai hasil yang sama seperti pemrosesan industrial, yaitu menghancurkan sebagian besar cell-cell tomat dan memberikan kita akses yang lebih mudah ke kandungan gizi-gizi nya.

Bentuk-bentuk Retinoid dan Carotenoid

Penelitian awal telah menunjukkan suatu dampak yang tidak diinginkan dari radiasi makanan pada kedua bentuk retinoid dan carotenoid dari vitamin A. Setidaknya satu peneliti telah menemukan suatu pengurangan sekitar 12% dari total kandungan vitamin A pada ayam yang diradiasi pada 20 kGy (kilogray).

Dalam studi yang sama ini, pengurangan dalam beta-carotene setelah radiasi adalah sekitar 25%.

Kami ingin mencatat bahwa saat ini baru ada sangat sedikit penelitian mengenai dampak gizi dari makanan komersial yang diradiasi, dan penilaian masih dilakukan mengenai dampak dari praktek makanan ini pada kuantitas dan atau kualitas vitamin A.

Praktek-praktek Makanan Apa Saja yang Mungkin Mengarah pada Suatu Kekurangan Asupan Vitamin A?

Bentuk-bentuk Retinoid

Di Amerika, sekitar 2/3 dari semua asupan vitamin A dari makanan datang dalam bentuk retinyl ester yang ditemukan dalam produk-produk hewani.

Mentega, keju, telur, dan daging organ-organ misalnya liver itu berada pada posisi top 10 makanan sumber vitamin A untuk orang Amerika dewasa. Orang-orang yang jarang mengonsumsi makanan-makanan ini mungkin beresiko lebih tinggi untuk kekurangan vitamin A.

Satu kelompok produk makanan berbasis tanaman - sereal-sereal siap santap - itu juga ditemukan dalam daftar top 10 makanan sumber retinoid vitamin A karena sereal ini seringkali telah diperkaya dengan vitamin A dalam bentuk retinyl palmitate.

Vitamin A dalam seral-sereal yang diperkaya itu sangat mungkin untuk mendapatkannya dari suatu sumber sintetis, non-hewani.

Namun, karena adalah suatu yang mungkin bagi vitamin A untuk berasal dari suatu sumber hewani, maka orang-orang yang mencoba untuk menghindari produk-produk hewani sebaiknya menghubungi pabrik pembuat sereal untuk memastikan bahwa retinyl palmitate dari sereal tersebut di produksi secara sintesis.

Di luar Amerika, kekurangan vitamin A asupan dalam bentuk retinoid nya itu umum di negara-negara non-industrialisasi, dan itu berhubungan dengan kemunculan yang tinggi dari kebutaan, infeksi menular, dan tingkat kematian anak-anak.

Bentuk-bentuk Carotenoid

Wortel, tomat, sayuran hijau, ubi jalar, dan margarine yang diwarnai dengan beta-carotene itu ditemukan dalam top 10 makanan yang mengandung provitamin A di Amerika.

Namun, karena secara umum orang Amerika dewasa itu makan sayuan dalam jumlah yang relatif kecil, maka makanan-makanan yang provitamin A dalam bentuk carotenoid itu hanya berkisar 1/3 dari semua asupan vitamin A.

Orang Amerika dewasa yang meminum supplement vitamin A itu punya tingkat defisiensi yang jauh lebih rendah dibanding non-supplement user. Namun, bahkan saat vitamin A dari makanan dan supplement digabung, sekitar 1/3 dari orang Amerika dewasa itu tetap gagal untuk mendapatkan vitamin A yang dibutuhkannya.

Jika asupan rutin dari sayuran hijau atau orange cerah - atau sayuran berwarna merah misalnya wortel, tomat, ubi jalar, atau red bell peppers tidak menjadi bagian dari perencanan makan anda, maka resiko anda untuk kekurangan retinoid jadi meningkat.

Begitu juga, jika anda tidak rutin mengonsumsi buah berwarna orange, merah, atau pink misalnya semangka, belewa, pepaya dan grapefruit pink, anda juga mungkin beresiko lebih tinggi untuk kekurangan carotenoid.

Jika jenis sayuran dan buah ini sama-sama hilang dari diet rutin anda, berarti anda akan perlu untuk menambahkan makanan dari kelompok-kelompok makanan ini jika anda ingin mengurangi resiko kekurangan vitamin A secara keseluruhan.

Catatan:

Penelitian terbaru telah menunjukkan suatu hubungan antara very low birthweight infants (LVBW) dengan kekurangan asupan vitamin A oleh sang ibu.

Karena studi-studi ini lebih menekankan penelitian pada level-level retinol dalam darah si ibu dibanding asupan makanan mereka, kami jadi tidak tahu apakah level darah yang rendah tersebut adalah akibat asupan yang kurang dari carotenoid yang berasal dari makanan nabati, asupan yang kurang dari makanan hewani, atau kombinasi keduanya.

Jika anda adalah seorang wanita yang ingin atau sedang hamil, maka sangat penting untuk mengonsumsi makanan-makanan yang kaya akan vitamin A. Makanan-makanan ini bisa jadi makanan-makanan nabati yang kaya akan provitamin A, makanan-makanan hewani yang kaya akan bentuk awal vitamin A, atau keduanya.

Kondisi Lain Apa Saja yang Mungkin Berkontribusi Terhadap Suatu Defisiensi Vitamin A?

Bentuk-bentuk Retinoid dan Carotenoid

Karena carotenoid dan retinoid itu gizi yang larut dalam lemak (fat-soluble), maka kekurangan vitamin A itu yang melibatkan carotenoid maupun retinoid itu mungkin disebabkan oleh suatu diet rendah lemak dan atau adanya penyakit yang menyebabkan suatu pengurangan dalam kemampuan untuk menyerap lemak asupan, misalnya pancreatic enzyme deficiency, Crohn's disease, celiac sprue, cystic fibrosis, penyakit kantung kemih dan liver.

Selain itu, diare kronis yang disebabkan oleh infeksi gastrointestinal dan atau parasit-parasit intestinal mungkin berkontribusi pada kekurangan vitamin A dalam bentuk carotenoid maupun retinoid.

Infeksi menular, termasuk campak, bisa mengurangi vitamin A bentuk retinoid. Selain itu, terpapar ke racun kimia tertentu (misalnya, polybrominated biphenyls dan dioxins) bisa meningkatkan penguraian vitamin A bentuk retinoid oleh liver.

Penting juga untuk mengingat bahwa meski bentuk carotenoid dari vitamin A bisa dikonversi secara efektif menjadi retinoid di dalam tubuh dari banyak orang, tapi proses konversi ini tidak selalu terjadi dalam cara yang kita inginkan.

Banyak faktor berbeda yang bisa berkontribusi pada masalah-masalah konversi dari carotenoid menjadi retinoid. Faktor-faktor ini antara lain:

  • kecenderungan-kecenderungan genetik turunan
  • ketidak seimbangan bakterial di dalam saluran pencernaan
  • penggunaan alkohol yang berlebihan
  • merokok
  • terpapar ke racun-racun kimia secara berlebihan
  • ketidak seimbangan asupan vitamin A dan vitamin D sebagai akibat supplementasi dosis tinggi, dan
  • penggunaan obat-obatan tertentu.

Ketidak cukupan asupan protein juga berkontribusi pada kekurangan vitamin A bentuk retinoid.

Hubungan Apa Saja yang di Miliki Vitamin dengan Gizi-gizi Lain?

Bentuk-bentuk Retinoid

Pengiriman dan pemanfaatan vitamin A itu tergantung pada beberapa protein pengikat vitamin A. Karena suatu kecukupan asupan makanan protein itu dibutuhkan untuk memproduksi protein-protein pengikat ini, maka ketidak cukupan asupan protein mungkin mengakibatkan kekurangan vitamin A.

Sleain itu, kecukupan asupan lemak dan zinc itu diperlukan untuk penyerapan dan pemanfaatan vitamin A.

Hubungan antara retinoid dan status vitamin D itu telah menjadi suatu bidang ketertarikan khusus dari penelitian. Studi-studi terbaru menyiratkan bahwa efek-efek dari kekurangan vitamin D itu memburuk oleh asupan supplemental yang tinggi dari vitamin A (dalam bentuk retinoid).

Studi-studi awal telah menunjukkan bahwa saat level-level darah dari vitamin D berada di bawah 50 nM/L (nanomoles per liter), asupan supplemental yang lebih tinggi dari retinol (2.000 microgram per hari) bisa memperburuk penyakit yang berhubungan dengan kekurangan vitamin D (misalnya kesehatan tulang).

Setelah dikonsumsi dalam bentuk retinol, vitamin A bisa dikonversi oleh tubuh menjadi retinoic acid. Retinoic acid ini, nantinya, bisa merangsang pembentukan dan aktivitas dari cell-cell osteoclast yang kemudian bekerja untuk membuang imineral-mineral dari tulang.

Sama halnya, dosis-dosis tinggi dari retinoic acid itu juga tampak mampu untuk menekan aktivitas dari cell-cell osteoblast, yang membantu menyimpan mineral ke dalam tulang. 

Kami ingin menggaris bawahi fakta bahwa semua studi mengenai vitamin A dan vitamin D ini melibatkan level-level dosis dari vitamin A bentuk retinoid tidak tersedia dari makanan tapi hanya dari supplement.

Tapi jika anda berada diantara 34% orang Amerika dewasa yang meminum supplement yang mengandung vitamin A (dalam bentuk retinoid) dan vitamin D, maka anda mungkin ingin berkonsultasi dengan dokter tentang rasio terbaik dari vitamin A dan vitamin D untuk anda.

Di samping trend penelitian yang menunjukkan peningkatan kekurangan vitamin D setelah asupan yang tinggi dari supplemental vitamin A ini, ada suatu trend penelitian yang menunjukkan manfat dari vitamin A dalam mendukung metabolisme vitamin D.

Trend kedua ini telah membuatnya jadi jelas bahwa receptor-receptor pada selaput-selaput cell untuk vitamin A (disebut retinoid X receptors, atau RXR) dan receptor-receptor pada selaput-selaput cell untuk vitamin D (disebut VDR receptors) itu bergabung di dalam cell-cell kita untuk memproduksi suatu bentuk VDR/RXR.

Dalam terminologi yang lebih teknis, vitamin A itu "merekrut coactivator-coactivator" yang dibutuhkan oleh receptor-receptor vitamin D, dan bentuk dari vitamin A itu yang dibutuhkan untuk membantu dalam metabolisme vitamin D dalam situasi ini adalah 9-cis-retinoic acid.

Kita akan membutuhkan banyak studi lanjutan untuk mengklarifikasi hubungan antara vitamin A dan vitamin D, percabangan-percabangan exact untuk pilihan-pilihan makanan kita.

Seperti potensinya untuk mengganggu metabolisme vitamin D, kelebihan vitamin A bentuk retinoid juga mungkin mengganggu metabolisme vitamin K, suatu vitamin fat-soluble yang diperlukan dalam pembekuan darah.

Namun, tidak seperti hubungan-hubungan vitamin A-vitamin D, "kelebihan" dalam kasus ini tidak berlaku pada jumlah dari vitamin A bentuk retinoid yang disediakan oleh jumlah makanan hewani harian.

Bentuk-bentuk Carotenoid

Studi-studi terbaru telah menunjukkan kemampuan beta-carotene untuk meningkatkan ketersediaan dari dua mineral—zat besi dan zinc—dari grain.

Dalam suatu studi laboratorium, penambahan 2,5 gram wortel masak yang mengandung 200 microgram beta-carotene pada suatu porsi nasi 10 gram menghasilkan suatu peningkatan 50% ketersediaan zat besi dari nasi.

Dalam praktek sehari-hari, anda akan ingin mengonsumsi satu wortel masak berukuran sedang (sekitar 50 gram) bersama dengan nasi (sekitar 195 gram) agar bisa mencapai rasio gizi yang sama ini. Sama halnya, penambahan yang sama dari beta-carotene ini mampu untuk meningkatkan ketersediaan dari zinc dalam nasi sekitar 35-40%

Para peneliti dari studi ini berspekulasi bahwa beta-carotene itu mungkin mampu membentuk suatu mineral kompleks untuk membantu mempertahankan daya larut nya dan juga membantu mencegah nya agar tidak terikat dengan phytate-phytate di dalam nasi yang mungkin mampu mengurangi penyerapannya.

Meski studi ini berbasis laboratorium dan tidak dilakukan pada orang-orang yang memakan makanan real, tapi kami menunggu studi-studi lanjutan yang mungkin mampu menunjukkan kemampuan kandungan beta-carotene di dalam makanan-makanan nabati untuk meningkatkan ketersediaan mineral dalam makanan-makanan tersebut misalnya zat besi dan zinc.

Praktek-praktek Makanan Apa Saja yang Mungkin Mengarah Pada Suatu Keracunan Vitamin A Asupan?

Bentuk-bentuk Retinoid

Adalah hampir tidak mungkin bagi asupan normal dari makanan-makanan hewani itu untuk menghasilkan suatu keracunan vitamin A. Makanan itu tidak cukup mengandung suatu bentuk awal vitamin A untuk bisa menyebabkan kita keracunan.

Berikut ini beberapa angka untuk memberikan kita suatu contoh konkret. Saat keracunan vitamin A kronis terjadi, itu biasanya melibatkan berbulan-bulan asupan vitamin A harian dalam bentuk retinoid dalam jumlah yang melebihi 14.000 IU (4.200 mcg RE) pada anak-anak dan 25.000 IU (7.500 mcg RE) pada orang dewasa.

Mari kita bandingkan jumlah tersebut dengan jumlah terbesar yang ditemukan dalam makanan. Pada 137 mcg RE retinol per cup, susu kambing itu adalah makanan hewani yang berada pada posisi tertinggi dalam kandungan retinol.

Seperti yang bisa anda lihat, orang dewasa akan perlu untuk mengonsumsi lebih dari 55 kali jumlah ini setiap hari selama beberapa bulan agar bisa mencapai level keracunan yang digambarkan diatas.

Meski keracunan vitamin A itu bisa menjadi suatu masalah bagi kesehatan kita, tapi itu disebabkan oleh penggunaan yang tidak tepat dari supplement yang mengandung retinoid, bukan dari diet kita.

Sebagian besar kasus keracunana vitamin A itu diakibatkan oleh secara tidak sengaja mengonsumsi dosis supplemental yang lebih dari 660.000 IU (200.000 mcg retinol equivalent) dan 330.000 IU (100.000 mcg retinol equivalent) oleh orang dewasa dan anak-anak, secara berurutan.

Di tahun 2000, National Academy of Sciences (NAS) menetapkan Tolerable Upper Intake Levels (ULs) untuk vitamin A bentuk awal.

Rekomendasi-rekomendasi ini dirancang untuk membantu mencegah jumlah asupan supplemental yang berlebihan oleh masyarakat umum, bukan untuk melarang asupan yang tinggi dari makanan-makanan yang tinggi vitamin A dalam bentuk retinoid.

Berikut ini rekomendasi dari NAS untuk memaksimalkan asupan vitamin A bentuk retinoid:

  • Anak-anak 3 tahun atau kurang, 600 microgram (2.000 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Anak-anak 4-8 tahun, 900 microgram (3.000 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Anak-anak 9-14 tahun, 1.700 microgram (5.666 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Remaja 14-18 tahun, 2.800 mcg (9.333 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Dewasa 19 tahun keatas, 3.000 mcg (10.000 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Wanita hamil atau menyusui 18 tahun atau kurang, 2.800 mcg (9.333 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Wanita hamil atau menyusui 19 tahun atau lebih, 3.000 mcg (10.000 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari

Bentuk-bentuk Carotenoid

Tanda-tanda dari konsumsi beta-carotene yang berlebihan itu adalah perubahan warna kulit yang menjadi kekuningan, paling sering terjadi di telapak tangan dan telapak kaki. Kondisi ini disebut carotenodermia dan secara umum dianggap bisa disembuhkan dan tidak berbahaya.

Konsumsi carotenoid lycopene yang berlebihan bisa menyebabkan suatu perubahan warna kulit menjadi orange gelap. Sama seperti carotenodermia, lycopenodermia itu secara umum dianggap bisa disembuhkan dan tidak berbahaya.

Asupan yang tinggi dari makanan-makanan yang mengandung carotenoid itu tidak berhubungan dengan efek-efek samping keracunan tertentu. Sehingga, Institute of Medicine di National Academy of Sciences tidak menetapkan suatu Tolerable Upper Intake Level (UL) untuk carotenoids saat menganalisa zat-zat ini di tahun 2000.

Penyakit Apa Saja yang Punya Hubungan Khusus dengan Vitamin A?

Bentuk-bentuk retinoid dari vitamin A mungkin memegang suatu peranan dalam pencegahan dan atau pengobatan dari penyakit berikut ini:

  • Jerawat
  • AIDS
  • Alkoholik
  • Atopic dermatitis
  • Katarak
  • Cervical dysplasia
  • Cystic Fibrosis
  • Diabetes
  • Mata kering
  • Fibrocycstic breast disease
  • Hyperkeratosis
  • Impotensi (produksi sperma berkurang)
  • Inflammaotory bowel disease
  • Kaposi's sarcoma
  • Leukoplakia
  • Measles
  • Osteoarthritis
  • Otitis media (infeksi telinga)
  • Penglihatan yang buruk
  • Premature Delivery
  • Psoriasis
  • Thyroid disorders
  • Bisul
  • Vaginitis
  • Varicose veins
  • Infeksi-infeksi menular

Bentuk-bentuk carotenoid dari vitamin A mungkin memegang suatu peranan dalam pencegahan dan atau pengobatan dari penyakit berikut ini:

  • Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
  • Age-related macular degeneration
  • Angina pectoris
  • Asthma
  • Katarak
  • Kanker cervic
  • Cervical dysplasia
  • Chlamydial infection
  • Penyakit jantung
  • Laryngeal cancer (Kanker larynx)
  • Kanker paru-paru
  • Kemandulan pria dan wanita
  • Osteoarthritis
  • Photosensitivity
  • Pneumonia
  • Kanker prostat
  • Rheumatoid arthritis
  • Kanker kulit
  • Vaginal candidiasis

Apa Saja Rekomendasi Kesehatan Publik Saat ini untuk Vitamin A?

Rekomendasi-rekomendasi kesehatan publik untuk vitamin A itu bisa membingungkan karena unit-unit pengukuran. Makanan dan supplement melabeli kandungan vitamin A nya dalam satuan Daily Values (DVs). The DVs itu ditetapkan tahun 1993 oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) dan diukur dalam IU (International Units).

Namun, sekitar 20 tahun lebih awal (1974), National Academy of Sciences (NAS) sudah menetapkan rekomendasi-rekomendasi kesehatan publik nya sendiri, dengan menetapkan kebutuhan-kebutuhan vitamin A dalam satuan microgram retinol equivalents (microgram RE, atau mcg RE).

Di tahun 2001, NAS mengubah standard pengukuran ini dari mcg RE menjadi mcg RAE (microgram retinol activity equivalents). Saat ini, anda mungkin menemukan rekomendasi-rekomendasi kesehatan publik yang menggunakan ketiga unit pengukuran ini: RE, RAE, dan IU.

Jika anda perlu melakukan konversi antara ketiga unit pengukuran ini untuk vitamin A, berikut ini aturan-aturan yang harus anda ikuti:

Dalam sistem pengukuran RE dan RAE, 1 microgram retinol itu sama dengan 1 RAE/1 RE, sedangkan 1 RE itu sama dengan 6 micogram beta-carotene atau 12 microgram alpha-carotene atau beta-cryptoxanthin.

Selain itu, 1 RAE itu sama dengan 12 microgram beta-carotene atau 24 microgram alpha-carotene atau beta-cryptoxanthin, dan 1 IU sama dengan 0,3 microgram retinol, 0,6 microgram beta-carotene, atau 1,2 microgram alpha-carotene atau beta-cryptoxanthin. (harap di ingat bahwa kata "microgram" itu umumnya disingkat sebagai "mcg.")

Saat mengonversi antara dua unit pengukuran ini, 1 retinol itu sama dengan (atau RE) 3,33 International Units (atau IU) dari vitamin A bentuk awal.

Di tahun 2000, National Academy of Sciences menetapkan level-level Adequate Intake (AI) berikut ini untuk konsumsi vitamin A oleh bayi:

  • Pria dan wanita 0-6 bulan: 400 mcg (1.333 IU)
  • Pria dan wanita 7-12 bulan: 500 mcg (1.666 IU)

Di tahun 2000, National Academy of Sciences menetapkan Recommended Dietary Allowances (RDAs) berikut ini untuk konsumsi vitamin A oleh anak-anak dan dewasa. (Harap dicatat bahwa singkatan "RAE" itu adalah untuk Retinol Activity Equivalents, dan "mcg" untuk microgram.)

  • Pria dan wanita, 1-3 tahun: 1.000 IU (300 mcg RAE)
  • Pria dan wanita, 4-8 tahun: 1.333 IU (400 mcg RAE)
  • Pria dan wanita, 9-13 tahun: 2.000 IU (600 mcg RAE)
  • Pria, 14 tahun keatas: 3.000 IU (900 mcg RAE)
  • Wanita, 14 tahun keatas: 2.333 IU (700 mcg RAE)

Di tahun 2000, National Academy of Sciences menetapkan Estimated Average Requirements (EARs) berikut ini untuk konsumsi vitamin A wanita hamil dan menyusui:

  • Wanita hamil kurang dari 18 tahun of age: 2.500 IU (750 mcg RAE)
  • Wanita hamil  19 tahun keatas 2.567 IU (770 mcg RAE)
  • Wanita menyusui, 18 tahun kebawah: 4.000 IU (1.200 mcg RAE)
  • Wanita menyusui, 19 tahun keatas: 4.333 IU (1.300 mcg RAE)

The Institute of Medicine menetapkan Tolerable Upper Intake Levels (ULs) berikut ini untuk vitamin A betuk awal:

  • Anak-anak 3 tahun kebawah, 600 microgram (2.000 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Anak-anak 4-8 tahun, 900 microgram (3.000 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Anak-anak 9-14 tahun, 1.700 microgram (5.666 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Remaja 14-18 tahun, 2.800 mcg (9.333 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Dewasa 19 tahun and older, 3.000 mcg (10.000 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Wanita hamil dan menyusui 18 tahun kebawah, 2.800 mcg (9.333 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari
  • Wanita hamil dan menyusui 19 tahun keatas, 3.000 mcg (10.000 IU) dari vitamin A bentuk awal (retinol) per hari