Brussels sprouts

Apa yang Baru dan Bermanfaat Tentang Brussels Sprouts

  • Brussels sprouts bisa menyediakan anda dengan beberapa manfaat penurun kolesterol jika anda menggunakan suatu metode perebusan saat memasaknya.

Komponen-komponen yang berhubungan dengan serat di dalam Brussels sprouts itu akan bisa lebih terikat dengan asam-asam empedu di dalam saluran pencernaan saat anda sudah merebusnya.

Saat proses pengikatan ini terjadi, akan lebih mudah bagi asam-asam empedu untuk dikeluarkan, dan menghasilkan suatu penurunan dalam level kolesterol.

Brussels sprout mentah itu tetap memiliki kemampuan untuk menurunkan kolesterol, tapi tidak sebanyak Brussels sprouts rebus.

  • Brussels sprouts mungkin memiliki manfaat-manfaat kesehatan yang unik dibidang perlindungan DNA.

Sebuah studi terbaru telah menunjukkan peningkatan stabilitas DNA di dalam cell-cell darah putih kita setelah mengonsumsi Brussels sprouts dalam jumlah 1,25 cup setiap hari.

Yang menarik adalah, kemampuan zat-zat tertentu di dalam Brussels sprouts untuk memblokir aktivitas enzim-enzim sulphotransferase lah yang dipercaya oleh para peneliti sebagai yang bertanggung jawab untuk memberikan manfaat-manfaat perlindungan DNA ini.

  • Untuk kandungan glucosinolate, saat ini Brussels sprouts diketahui berada pada daftar teratas dari sayuran cruciferous yang umum dimakan.

Kandungan glucosinolate totalnya tampak lebih tinggi dibanding jumlah yang ditemukan di dalam mustard greens, turnip greens, kubis, kale, kembang kol, atau brokoli.

Glucosinolates itu adalah phytonutrients yang penting bagi kesehatan kita karena mereka adalah titik awal kimiawi bagi berbagai zat perlindungan kanker. Semua sayuran cruciferous itu mengandung glucosinolates dan sangat bermanfaat bagi kesehatan untuk alasan ini.

Tapi penelitian terbaru telah menyadarkan kita betapa sangat berharganya Brussels sprouts itu dalam menyangkut hal ini.

Manfaat Brussels sprouts Bagi Kesehatan

Anda akan menemukan hampir 100 studi di dalam PubMed (database penelitian kesehatan di National Library of Medicine, Washington, D.C.) yang di fokuskan pada Brusssels sprouts, dan lebih dari setengahnya melibatkan manfaat-manfaat kesehatan dari sayuran cruciferous ini dalam hubungannya dengan kanker.

Hubungan antara Brussels sprouts dengan pencegahan kanker ini seharusnya tidak mengherankan, karena Brussels sprouts menyediakan gizi khusus pendukung tiga sistem tubuh yang berhubungan dekat dengan pengembangan kanker juga pencegahan kanker.

Sistem-sistem tersebut adalah (1) sistem detoksifikasi tubuh (2) sistem antioxidant nya, dan (3) sistem peradangan/anti-peradangan nya.

Ketidak seimbangan kronis pada salah satu dari ketiga sistem ini bisa meningkatkan resiko kanker, dan saat ketidak seimbangan di ketiga sistem ini terjadi secara terus menerus, maka resiko kanker akan meningkat secara signifikan.

Diantara semua jenis kanker, pencegahan jenis kanker berikut ini adalah yang paling berhubungan dengan asupan Brussels sprouts: kanker kantung kemih, kanker payudara, kanker usus, kanker paru-paru, kanker prostate, dan kanker ovarian.

Brussels Sprouts dan Dukungan Detox

Dukungan detox yang disediakan oleh Brussels sprouts itu rumit dan luas.

Pertama, terdapat bukti dari studi-studi pada manusia, bahwa sistem-sistem enzim di dalam cell-cell kita itu diperlukan agar detoksifikasi dari zat-zat penyebab kanker bisa diaktifkan oleh zat-zat yang dibuat dari glucosinolates, yang ditemukan di dalam Brussels sprouts. 

Brussels sprouts itu adalah suatu sumber yang sempurna untuk glucosinolates. Tabel di bawah ini menunjukkan glucosinolates yang ditemukan di dalam Brussels sprouts dan zat-zat pengaktif detox (disebut isothiocyanates) yang dibuat dari nya.

Glucosinolates di dalam Brussels sprouts dan isothiocyanates pengaktif detox.

GlucosinolateDerived IsothiocyanateIsothiocyanate Abbreviation
glucoraphaninsulforaphaneSFN
glucobrassicinindole-3-carbinol*I3C
sinigrinallyl-isothiocyanateAITC
gluconasturtiian phenethyl-isothiocyanatePEITC

* Indole-3-carbinol (I3C) itu bukanlah suatu isothiocyanate. Melainkan suatu benzopyrrole, dan hanya terbentuk saat isothiocyanates yang dibuat dari glucobrassicin itu di urai lebih lanjut menjadi zat-zat mengandung non-sulfur.

Kedua, sistem detox tubuh itu membutuhkan supply sulfur yang banyak agar bisa bekerja secara efektif, dan Brussels sprouts itu kaya dalam gizi-gizi mengandung sulfur.

Sulfur itu berhubungan dengan aroma dan rasa dari Brussels sprouts, dan terlalu banyak aroma sulfur itu seringkali dihubungkan dengan proses memasak yang terlalu berlebihan terhadap sayuran ini.

Gizi-gizi mengandung sulfur itu membantu mendukung apa yang umumnya di sebut sebagai detoksifikasi Phase 2.

Ketiga, sistem detox tubuh kita itu memerlukan dukungan antioxidant yang kuat - terutama selama periode yang disebut detoksifikasi Phase 1.

Brussels sprouts itu mampu menyediakan jenis dukungan tersebut karena mereka adalah suatu sumber yang sempurna untuk vitamin C, suatu sumber yang sangat bagus untuk beta-carotene dan manganese, dan suatu sumber yang bagus untuk vitamin E.

Brussels sprouts juga mengandung berbagai phytonutrients antioxidant, termasuk antioxidant flavonoids.

Terakhir, terdapat bukti bahwa DNA di dalam cell-cell kita itu dilindungi oleh zat-zat natural di dalam Brussels sprouts, dan karena banyak racun lingkungan yang bisa memicu perubahan yang tidak di inginkan di dalam DNA kita, Brussels sprouts bisa membantu mencegah perubahan-perubahan yang di picu oleh racun-racun ini.

Brussels Sprouts dan Dukungan Antioxidant

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Brussels sprouts itu adalah suatu sumber asupan yang penting bagi banyak vitamin antioxidant antara lain vitamin C, E, dan A (dalam bentuk beta-carotene). Mineral manganese itu juga disediakan oleh Brussels sprouts.

Antioxidant flavonoid misalnya isorhamnetin, quercitin, dan kaempferol itu juga ditemukan di dalam Brussels sprouts, sama seperti antioxidants caffeic acid dan ferulic acid.

Bahkan, suatu studi yang mengamati total asupan antioxidant polyphenols di Prancis menemukan Brussels sprouts menjadi suatu kontributor asupan yang lebih penting bagi antioxidant ini dibanding semua sayuran cruciferous lainnya, termasuk brokoli.

Sebagian antioxidant yang ditemukan di dalam Brussels sprouts itu mungkin langka di dalam semua makanan lain. Salah satunya dalah suatu zat mengandung sulfur yang disebut D3T. (D3T itu adalah nama singkatan untuk 3H-1,2-dithiole-3-thione.)

Para peneliti masih terus menyelidiki cara-cara dimana D3T itu mampu mengoptimalkan respon-respon sistem antioxidant tubuh kita.

Jika di perlakukan sebagai suatu kelompok, gizi-gizi antixidant yang digambarkan diatas menyediakan bukan cuma dukungan untuk proses detoksifikasi Phase 1, tapi juga untuk semua cell yang beresiko mengalami kerusakan oxidative oleh molekul-molekul mengandung oksigen yang terlalu reaktif.

Oxidative stress kronis—yang berarti kehadiran kronis dari molekul-molekul mengandung oksigen yang terlalu reaktif dan kerusakan kumulatif pada jaringan-jaringan oleh molekul-molekul ini; adalah suatu faktor resiko untuk pengembangan sebagian besar kanker.

Brussels Sprouts dan Dukungan Peradangan/Anti-Peradangan

Sama seperti oxidative stress kronis, peradangan kronis yang tidak di inginkan juga adalah suatu faktor resiko untuk berbagai jenis kanker. 

Expos ke racun-racun lingkungan, penyalahgunaan kronis obat-obatan resep atau yang dijual bebas, stress berlebihan yang kronis, kurang berolahraga yang kronis, dan kurang tidur yang kronis, serta suatu diet yang berkualitas rendah itu semua bisa berkontribusi pada resiko kita untuk mengalami peradangan yang tidak di inginkan.

Brussels sprouts bisa membantu menghindari peradangan berlebihan yang kronis melalui berbagai manfaat gizi.

Yang pertama adalah kandungan glucosinolate nya yang kaya. Selain sifat-sifat pendukung detox yang disebutkan diatas, glucosinolates yang ditemukan di dalam Brussels sprouts itu juga membantu mengatur sistem peradangan/anti-peradangan dan mencegah peradangan yang tidak di inginkan.

Yang paling banyak di teliti dalam konteks ini adalah glucosinolate yang disebut glucobrassicin. Glucobrassicin yang di temukan di dalam Brussels sprouts itu bisa dikonversi menjadi suatu molekul isothiocyanate yang disebut ITC, atau indole-3-carbinol.

I3C adalah suatu zat perdangan yang bisa benar-benar beroperasi pada level genetik, dan dengan melakukannya, mencegah inisiasi dari respon peradangan pada suatu tahap yang sangat awal.

Gizi anti-peradangan penting kedua yang ditemukan di dalam Brussels sprouts itu adalah vitamin K. Vitamin K itu adalah pengatur langsung untuk respon peradangan, dan kita perlu mengoptimalkan asupan vitamin ini agar bisa menghindari peradangan berlebihan yang kronis.

Komponen anti-peradangan penting ketiga di dalam Brussels sprouts itu adalah omega-3 fatty acids. Kita cenderung menganggap sayuran itu bukanlah suatu sumber yang penting untuk omega-3, dan terutama untuk sayuran yang rendah lemak seperti Brussels sprouts.

Tapi, 100 kalori Brussels sprouts (sekitar 1,5 cup) itu menyediakan sekitar 430 miligram omega-3 fatty acid yang paling dasar (disebut alpha-linolenic acid, atau ALA).

Jumlah tersebut adalah lebih dari 1/3 dari jumlah ALA harian yang direkomendasikan oleh National Academy of Sciences dalam rekomendasi-rekomendasi Dietary Reference Intake, dan sekitar setengah dari ALA yang terkandung di dalam satu sendok teh whole flaxseeds.

Omega-3 fatty acids itu adalah building blocks bagi salah satu molekul pembawa pesan anti-peradangan tubuh yang paling efektif.

Brussels Sprouts dan Dukungan Cardiovascular

Para peneliti telah mengamati berbagai masalah cardiovascular, termasuk serangan jantung, penyakit jantung ischemic, dan atherosclerosis—dan menemukan bukti awal mengenai suatu kemampuan dari sayuran cruciferous untuk menurunkan resiko kita terhadap gangguan-gangguan kesehatan ini.

Namun, apapun masalah cardiovascular spesifik yang dihadapi, ada satu jenis manfaat cardiovascular yang paling membuat para peneliti tertarik, dan manfaat itu adalah sifat anti-peradangan dari Brussels sprouts dan sayuran-sayuran cruciferous lainnya.

Para peneliti tidak selalu memandang masalah cardiovascular sebagai sesuatu yang berpusat pada komponen peradangan, melainkan peranan peradangan yang tidak di inginkan di dalam menciptakan masalah-masalah pada saluran darah dan sirkulasi yang telah menjadi semakin fundamental untuk memahami penyakit cardiovascular.

Yang terutama menarik di sini adalah isothiocyanate (ITC) sulforaphane, yang dibuat dari glucoraphanin (suatu glucosinolate) yang ditemukan di dalam Brussels sprouts. ITC ini bukan cuma memicu aktivitas anti-peradangan di dalam sistem cardiovascular kita, tapi juga mungkin mampu mencegah dan bahkan membantu memperbaiki kerusakan pada saluran darah.

Bidang kedua yang bisa anda andalkan pada Brussels sprouts untuk dukungan cardiovascular itu melibatkan kemampuan mereka dalam menurunkan kolesterol.

Liver kita menggunakan kolesterol sebagai building block dasar untuk memproduksi asam-asam empedu. Asam-asam empedu itu adalah molekul-molekul khusus yang membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak melalui suatu proses yang disebut emulsification.

Molekul-molekul in biasanya di simpan di dalam bentuk cairan di dalam kantung kemih kita, dan saat kita memakan suatu makanan yang mengandung lemak, mereka dilepaskan ke dalam usus dimana mereka membantu mempersiapkan lemak untuk berinteraksi dengan enzim-enzim, dan akhirnya penyerapan ke dalam tubuh.

Saat kita memakan Brussels sprouts, gizi-gizi yang berhubungan dengan serat di dalam sayuran cruciferous saling mengikat dengan sebagian asam empedu di dalam usus dalam suatu cara yang membuat mereka tetap berada di dalam usus lalu keluar dari tubuh di dalam suatu pergerakan bowel, bukannya terserap bersama lemak yang telah mereka emulsi.

Saat itu terjadi, liver kita perlu mengganti asam-asam empedu yang hilang dengan mengambil supply kolesterol yang ada, sehingga level kolesterol kita menurun. Brussels sprouts akan menyediakan manfaat penurun kolesterol, entah dalam keadaan mentah maupun matang.

Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa kemampuan menurunkan kolesterol dari Brussels sprouts mentah itu meningkat secara signifikan saat mereka direbus.

Bahkan, saat kemampuan penurun kolesterol dari Brussels sprouts itu dibandingkan dengan obat resep cholestyramine (suatu obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol), Brussels sprouts mampu mengikat sebanyak 27% asam empedu (pada suatu basis serat asupan total).

Brussels Sprouts dan Dukungan Pencernaan

Kandungan serat dari Brussels sprouts itu 4 gram dalam setiap cup, membuat sayuran cruciferous ini menjadi suatu pilihan natural untuk mendukung sistem pencernaan. Dengan hanya 200 kalori dari Brussels sprouts, anda akan mendapatkan setengah dari jumlah serat yang direkomendasikan per hari.

Namun, kandungan serat dari Brussels sprouts itu hanyalah salah satu dari mekanisme pendukung pencernaan.

Para peneliti telah menetapkan bahwa sulforaphane yang dibuat dari glucoraphanin itu membantu melindungi kesehatan lapisan lambung kita dengan mencegah perkembang biakan bakteri Helicobacter pylori yang berlebihan di dalam lambung atau terlalu banyaknya bakteri ini yang menempel ke dinding lambung kita.

Manfaat Kesehatan Lainnya dari Brussels Sprouts

Sifat anti-peradangan dari glucosinolates/isothiocyanates dan gizi-gizi lain yang ditemukan di dalam Brussels sprouts itu telah menjadi basis untuk penelitian baru mengenai gangguan-gangguan kesehatan yang berhubungan dengan peradangan dan peranan potensial dari Brussels sprouts dalam pencegahannya.

Penelitian saat ini dan yang akan datang sedang mengamati manfaat-manfaat Brussels sprouts dalam hubungannya dengan resiko kondisi-kondisi berikut ini yang berhubungan dengan peradangan: Crohn's disease, inflammatory bowel disease, insulin resistance, irritable bowel syndrome, metabolic syndrome, obesitas, rheumatoid arthritis, diabetes type 2, dan ulcerative colitis.

Deskripsi

Semua sayuran cruciferous itu menyediakan gizi terintegrasi untuk berbagai kategori nutrisi dan juga menyediakan dukungan yang luas terhadap berbagai sistem tubuh.

Brussels sprouts itu adalah anggota dari keluarga Brassica dan karenanya bersaudara dengan brokoli dan kubis. Mereka mirip miniatur kubis, dengan diametes sekitar 1 inchi. Mereka tumbuh di dalam 20 sampai 40 tandan pada tangkai dari suatu tanaman yang tumbuh setinggi tiga kaki.

Brussels sprouts itu biasanya berwarna hijau, meski beberapa varietas memiliki fitur suatu corak merah. Mereka seringkali dijual secara terpisah tapi terkadang di temukan dalam keadaan masih menyatu dengan tangkainya.

Brussels sprouts yang dimasak dengan sempurna memiliki suatu tekstur yang renyah, padat dan suatu rasa yang sedikit manis, ringan dan "hijau."

Tidak mengherankan jika Brussels sprouts terlihat seperti versi miniatur dari kubis karena mereka berhubungan sangat dekat, sama-sama menjadi anggota dari keluarga sayuran Brassica.

Sejarah

Meski asal mula Brussels sprouts itu tidak diketahui, tapi yang pertama kali menyinggung mengenai mereka itu bisa dilacak pada akhir abad ke 16 Masehi.

Brussels sprouts dianggap berasal dari Belgia, tepatnya di suatu wilayah di dekat ibukotanya, Brussels, yang kemudian dijadikan namanya. Mereka tetap menjadi suatu tanaman lokal di wilayah ini sampai pemanfaatan mereka menyebar ke seluruh Eropa selama Perang Dunia I.

Brussels sprouts itu saat ini dibudidayakan diseluruh Eropa dan Amerika. Di U.S., hampir semua Brussels sprouts itu tumbuh di California.

Keprihatinan Individual

Brussels Sprouts Sebagai Suatu Makanan "Goitrogenic"

Brussels sprouts itu terkadang disebut sabagai suatu makanan "goitrogenic." Padahal, berbeda dengan kepercayaan populer, menurut studi-studi terakhir, makanan itu sendiri—termasuk Brussel sprouts—itu tidak "goitrogenic" dalam hal menyebabkan goiter (gondok) setiap kali dikonsumsi, sekalipun jika dikonsumsi dari jumlah berlebihan.

Bahkan, makanan-makanan yang umumnya disebut "goitrogenic"—misalnya sayuran-sayuran cruciferous (termasuk Brussels sprouts, brokoli, kale, dan kembang kol) dan makanan kedele—itu tidak mengganggu fungsi thyroid pada orang yang sehat, sekalipun mereka mengonsumsinya setiap hari.

Secara ilmiah juga tidak benar untuk mengataan bahwa makanan-makanan tersebut "mengandung goitrogens," setidaknya tidak jika anda memandang goitrogens sebagai suatu kategori zat misalnya protein, karbohidat, atau vitamin.

Dalam menyangkut kesehatan kelenjar thyroid kita, semua yang bisa terkandung di dalam makanan itu adalah gizi-gizi yang memberikan berbagai manfaat kesehatan tapi, dibawah kondisi tertentu, juga bisa mengganggu fungsi thyroid.

Istilah "makanan goitrogenic" membuatnya terdengar seolah-olah ada sesuatu yang salah dengan makanan tersebut, padahal sebenarnya tidak.

Apa yang menyebabkan masalah pada orang-orang tertentu itu bukanlah makanan itu sendiri, melainkan ketidak serasian alami dari zat-zat tertentu di dalam makanan tersebut dengan kondisi-kondisi kesehatan.

Profil Gizi

Brussels sprouts kaya dalam berbagai gizi penting. Mereka adalah sumber yang sempurna untuk vitamin C dan vitamin K.

Mereka adalah sumber yang sangat bagus untuk bermacam gizi termasuk folate, vitamin A, manganese, serat asupan, potassium, vitamin B6 dan thiamin (vitamin B1) dan suatu sumber yang bagus untuk omega-3 fatty acids, zat besi, fosfor, protein, molybdenum, magnesium, riboflavin (vitamin B2), vitamin E, kalsium, dan niacin.

Selain gizi-gizi tersebut, Brussels sprouts banyak mengandung phytochemicals pembasmi penyakit termasuk sulforaphane, indoles, glucosinolates, isothiocynates, coumarins, dithiolthiones, dan phenols.