Bawang Putih

Apa yang Baru dan Bermanfaat Mengenai Bawang Putih

  • Anda bisa meningkatkan manfaat-manfaat kesehatan yang anda dapat dari bawang putih dengan cara mendiamkannya setelah anda memotong atau menumbuknya.

Jika anda memberikan waktu beberapa saat pada bawang putih yang anda potong atau tumbuk sebelum mengubah temperaturnya (dengan memasak), atau pH nya (dengan menambahkan makanan yang asam misalnya lemon jus), itu akan memberikan peluang pada enzim alliinase di dalam bawang putih untuk bekerja demi meningkatkan kesehatan anda.

Misalnya, dalam keadaan tidak terpotong atau tidak ditumbuk, penelitian telah menunjukkan bahwa, setelah dimasukkan ke dalam microwave selama 60 detik akan menyebabkan bawang putih kehilangan sebagian dari sifat-sifat perlindungan kanker nya.

Merebus bawang putih utuh, juga akan menurunkan sifat-sifat ini, begitu juga dengan penambahan bahan dengan tingkat keasaman yang sangat rendah misalnya jus lemon.

  • Sebagian dari komponen unik bawang putih itu adalah yang paling tahan lama di dalam bentuk makanan (versus pemrosesan akstrak). Allicin—salah satu zat sulfur dari bawang putih yang paling bernilai—hanya bisa bertahan selama 2-16 jam pada suhu ruangan saat berada dalam bentuk murni (diekstrak).

Tapi saat masih tetap berada di dalam bawang putih tumbuk, allicin akan tetap tersedia selama 2,5 hari.

  • Bawang putih mungkin membantu meningkatkan metabolisme zat besi. Itu karena diallyl sulfides di dalam bawang putih bisa membantu meningkatkan produksi suatu protein yang disebut ferroportin.

Ferroportin adalah suatu protein yang beredar disepanjang selaput cell, dan membentuk suatu lorong yang mengijinkan zat besi yang tersimpan di dalam cell untuk meninggalkan cell-cell dan menjadi tersedia saat dibutuhkan.

Selain menjadi suatu sumber yang bagus untuk selenium, bawang putih itu juga mungkin menjadi suatu sumber yang bisa diandalkan.

Bawang putih adalah apa yang disebut oleh para peneliti sebagai suatu tanaman "seleniferous": dia bisa mengambil selenium dari tanah saat konsentrasi di dalam tanah tidak mendukung pengambilan ini.

  • Manfaat-manfaat perlidungan cardiovascular dari bawang putih itu mungkin sebagian disebabkan oleh produksi gas hydrogen sulfide (H2S). Cell-cell darah merah bisa mengambil molekul-molekul mengandung sulfur di dalam bawang putih (yang disebut polysulfides) dan menggunakannya untuk menghasilkan H2S.

H2S ini nantinya bisa membantu saluran-saluran darah kita untuk mengembang dan menjaga tekanan darah agar tetap normal.

Yang menariknya, sebagian dari ekstrak-ekstrak bawang putih yang diproses tidak bisa digunakan oleh cell-cell darah merah kita dalam cara yang sama dan tampaknya tidak menyediakan level perlindungan cardiovascular yang sama seperti yang disediakan oleh bawang putih dalam bentuk makanan.

  • Meski masih berada dalam tahap-tahap awal, penelitian menyiratkan bahwa konsumsi bawang putih itu mungkin benar-benar membantu mengatur sejumlah cell lemak yang terbentuk di dalam tubuh kita.

1,2-DT (1,2-vinyldithiin) adalah salah satu zat sulfur unik di dalam bawang putih yang telah lama dikenal sebagai memiliki sifat-sifat anti-peradangan.

Tapi hanya baru-baru ini para peneliti telah menemukan bahwa sebagian dari cell fibroblastic (disebut "preadipocytes") hanya berubah menjadi cell-cell lemak full-fledged (disebut "adipocytes") dibawah kondisi metabolic tertentu yang melibatkan sistem aktivitas peradangan. 1,2-DT itu mungkin mampu untuk menghambat proses pengubahan ini.

Karena obesitas itu semakin dipandang oleh para peneliti sebagai kondisi kronis dari peradangan tingkat rendah, maka manfaat-manfaat yang berhubungan dengan peradangan dari 1,2-DT itu mungkin pada akhirnya dikembangkan menjadi bidang klinis dari obesitas.

Dengan kombinasi yang unik dari flavonoid dan gizi-gizi mengandung sulfur nya, sayuran-sayuran allium—misalnya bawang putih—menjadi bagian dari diet anda pada suatu basis rutin. Terdapat bukti penelitian yang menyertakan setidaknya satu sajian sayuran allium—misalnya bawang putih—di dalam makanan anda sehari-hari.

Jika anda memilih bawang putih sebagai sayuran keluarga allium anda, cobalah untuk menyertakan setidaknya 1/2 siung dalam porsi dari setiap makanan favorit anda. Jika anda sendiri yang mempersiapkan makanan tersebut, kami menganjurkan setidaknya 1-2 siung.

Bawang putih adalah suatu bumbu luar biasa untuk menambahkan, rasa, dan nutrisi tambahan ke dalam masakan anda. Kami sering menganjurkan penggunaan bawang putih mentah yang dipotong atau ditumbuk untuk mendapatkan manfaat-manfaat dari bawang putih.

Namun, jika anda tidak bisa mentolerir bawang putih mentah, anda bisa menambahkan potongan bawang putih ke dalam makanan saat memasaknya. Akan jauh lebih baik untuk menambahkannya diakhir proses memasak untuk menjaga jumlah maksimum dari rasa dan nutrisinya.

Manfaat Bawang Putih Bagi Kesehatan

Banyak buku yang telah ditulis mengenai bawang putih, suatu bumbu yang dengan mesra disebut "the stinking rose" dalam menyangkut berbagai manfaat pengobatannya.

Suatu anggota dari keluarga lily atau Allium, yang juga menyertakan bawang merah dan bawang perai, bawang putih itu kaya dalam berbagai zat ampuh mengandung sulfur termasuk thiosulfinates (yang paling dikenal adalah allicin), sulfoxides (diantara yang paling dikenal adalah  alliin), dan dithiins (yang paling banyak diteliti adalah ajoene).

Meski zat-zat ini adalah yang bertanggung jawab atas aroma khas bawang putih yang tajam, tapi zat-zat ini juga adalah sumber dari berbagai efek yang bermanfaat bagi kesehatan.

Penelitian terbaru telah mengidentifikasi zat-zat mengandung sulfur tambahan yang bertanggung jawang atas stats bawang putih sebagai makanan pendukung kesehatan. Zat-zat sulfur ini antara lain 1,2-vinyldithiin (1,2-DT), dan thiacremonone.

Gas hydrogen sulfide (H2S) yang bisa dibuat dari sulfide bawang putih juga telah menjadi subjek dari banyak penelitian. Saat diproduksi dan dilepaskan dari cell-cell darah merah kita, gas H2S ini bisa membantu melebarkan saluran-saluran darah kita dan menjaga tekanan darah kita agar tetap terkontrol.

Terakhir, saat memikirkan tentang zat-zat sulfur di dalam bawang putih, penting untuk mengingat bahwa sulfur itu sendiri adalah suatu bagian kunci dari kesehatan kita.

Beberapa studi penelitian telah mencatat bahwa diet rata-rata itu mungkin kekurangan dalam sulfur, dan makanan-makanan yang kaya dalam sulfur itu mungkin sangat penting bagi kesehatan kita.

Selain semua zat yang berhubungan dengan sulfur diatas, bawang putih itu juga adalah suatu sumber yang sempurna untuk manganese, suatu sumber yang sangat bagus untuk vitamin B6 dan vitamin C, dan suatu sumber yang bagus untuk selenium.

Manfaat-manfaat Cardiovascular

Sebagian besar penelitian mengenai bawang putih dan sistem cardiovascular itu lebih banyak dilakukan pada bubuk bawang putih, minyak bawang putih, atau ekstrak-ekstrak bawang putih, dibanding pada bawang putih dalam bentuk makanan.

Tapi meski dengan keterbatasan penelitian ini, studi-studi makanan pada bawang putih menunjukkan bahwa sayuran allium ini memiliki sifat-sifat perlindungan cardiovascular yang penting. Bawang putih itu jelas mampu menurunkan level triglycerides dan total kolesterol kita, meski pengurangan ini dalam skala menengah (5-15%).

Tapi pengurangan kolesterol dan triglyceride itu bukanlah manfaat-manfaat yang paling menonjol dari bawang putih saat menyangkut perlindungan cardiovascular. Manfaat-manfaat tersebut datang dalam bentuk pelindungan terhadap cell darah dan saluran darah dari peradangan dan oxidative stress.

Kerusakan lapisan-lapisan saluran darah oleh molekul-molekul yang sangat oksigen reaktif itu adalah suatu faktor kunci bagi meningkatnya resiko kita terhadap masalah-masalah cardiovascular, termasuk serangan jantung dan atherosclerosis.

Kerusakan oxidative juga mengarah pada peradangan yang tidak di inginkan, dan kombinasi dari peradangan yang tidak di inginkan dan oxidative stress inilah yang menempatkan saluran darah kita pada resiko untuk pembentukan plak yang tidak di inginkan dan penyumbatan.

Rangkaian zat mengandung sulfur yang unik di dalam bawang putih itu membantu melindungi kta dari kedua kemungkinan tersebut—oxidative stress dan peradangan yang tidak di inginkan.

Berikut ini daftar unsur-unsur mengandung sulfur di dalam bawang putih yang membantu mengurangi resiko oxidative stress:

  • alliin
  • allicin
  • allixin
  • allyl polysulfides (APS)*
  • diallyl sulfide (DAS)
  • diallyl disulfude (DADS)
  • diallyl trisulfide (DATS)
  • N-acetylcysteine (NAC)
  • N-acetyl-S-allylcysteine (NASC)
  • S-allylcysteine (SAC)
  • S-allylmercaptocysteine (SAMC)
  • S-ethylcysteine (SEC)
  • S-methylcysteine (SMC)
  • S-propylcysteine (SPC)
  • 1,2-vinyldithiin (1,2-DT)
  • thiacremonone

* "Allyl polysulfides" adalah suatu istilah umum yang mengacu pada serangkaian zat.

Pada sisi anti-peradangan, 1,2-vinyldithiin (1,2-DT) dan thiacremonone adalah zat-zat yang telah menjadi perhatian khusus dalam penelitian-penelitian terbaru. Kedua zat tampak bekerja menghambat aktivitas dari molekul-molekul pembawa pesan peradangan.

Dalam kasus thiacremonone, faktor perekaman peradangan yang disebut NFkappaB lah yang dihambat. Dalam kasus 1,2-DT, mekanisme pasti itu masih belum jelas, meski pelepasan molekul-molekul pembawa pesan peradangan misalnya interleukin 6 (IL-6) dan interleukin 8 (IL-8) oleh cell-cell macrophage telah tampak dikurangi di dalam jaringan white adipose oleh 1,2-DT.

Kombinasi dari zat-zat anti-peradangan dan anti-oxidative stess di dalam bawang putih telah membuatnya menjadi suatu makanan unik untuk mendukung cardiovascular, terutama dalam kondisi-kondisi degeneratif cardiovascular kronis misalnya atherosclerosis.

Selain kemampuan bawang putih untuk mencegah salurah penyumbatan saluran darah, sayuran allium ini juga mungkin mampu mencegah terbentuknya penggumpalan-penggumpalan di dalam saluran darah kita. Perlindungan cardiovascular ini dihubungkan dengan suatu disulfide tertentu yang disebut ajoene.

Ajoene telah berulangkali menunjukkan memiliki sifat-sifat anti-pembekuan. Dia bisa membantu mencegah cell-cell tertentu di dalam darah kita (disebut platelets) agar tidak menjadi terlalu lengket, sehingga menurunkan resiko platelets agar tidak saling menempel dan membentuk suatu gumpalan.

Yang sama mengagumkannya mengenai bawang putih adalah kemampuannya untuk menurunkan tekanan darah. Para peneliti telah mengetahui selama sekitar 10 tahun bahwa allicin yang dibuat dari alliin itu menghalangi aktivitas dari angiotensin II.

Suatu potongan kecil dari protein (peptide), angiotensin II membantu saluran darah kita untuk menegang. (Saat menegang, darah kita dipaksa untuk melewati suatu ruang yang lebih kecil, dan tekanan itu ditingkatkan.)

Dengan menghalangi aktivitas angiotensin II, allicin dari bawang putih itu mampu mencegah kontraksi yang tidak di inginkan dari saluran darah kita dan peningkatan yang tidak di inginkan di dalam tekanan darah.

Namun, baru-baru ini, para peneliti telah menemukan bahwa bawang putih mendukung tekanan darah kita dalam suatu cara lain yang sama sekali berbeda. Bawang putih itu kaya dalam molekul-molekul mengandung sulfur yang disebut polysulfides.

Akhirnya diketahui bahwa polysulfides ini, begitu berada di dalam cell-cell darah merah kita (RBCs), bisa dikonversi lebih lanjut oleh RBCs menjadi suatu gas yang disebut hydrogen sulfide (H2S). H2S membantu mengontrol tekanan darah kita dengan memicu pembesaran saluran darah kita.

Saat ruang di dalam saluran darah kita membesar, tekanan darah kita berkuang. (H2S itu digambarkan sebagai suatu "gasotransmitter" dan di tempatkan dalam kategori yang sama dengan nitric oxide (NO) sebagai suatu molekul pembawa pesan yang membantu mengembangkan dan meregangkan dinding-dinding saluran darah kita.)

Yang menariknya, RBCs tampaknya tidak menggunakan cara yang sama pada polysulfides yang berada di dalam bentuk ekstrak-ekstrak bawang putih seperti yang mereka gunakan pada bawang putih dalam bentuk makanan.

Banyaknya efek-efek bermanfaat dari bawang putih bagi cardiovascular itu bukan cuma karena zat-zat sulfur nya, tapi juga karena kandungan vitamin C, vitamin B6, selenium dan manganese nya.

Bawang putih itu adalah suatu sumber yang sangat bagus untuk vitamin C, pertahanan antioxidant utama dari tubuh di semua wilayah aqueous (water-soluble), misalnya saluran darah, dimana dia melindungi kolesterol LDL agar tidak teroksidasi.

Karena bentuk kolesterol LDL yang teroksidasi itulah yang memicu kerusakan pada dinding-dinding saluran darah, berarti dengan mengurangi level-level radikal bebas yang teroksidasi di dalam saluran darah itu bisa memiliki efek yang besar terhadap pencegahan penyakit cardiovascular.

Vitamin B6 di dalam bawang putih membantu mencegah penyakit jantung melalui mekanisme lain, yaitu dengan menurunkan level homocysteine. Sebagai suatu produk lanjutan dari suatu proses biokimia cellular penting yang disebut methylation cycle, homocysteine bisa merusak dinding-dinding saluran darah secara langsung.

Selenium di dalam bawang putih bisa menjadi suatu bagian penting dari sistem antioxidant tubuh kita. Sebagai suatu cofactor dari glutathione peroxidase (salah satu enzim antioxidant yang diproduksi tubuh secara internal), selenium juga bekerja sama dengan vitamin E di dalam sejumlah sistem antioxidant vital.

Bawang putih itu tidak cuma kaya dalam selenium, tapi juga manganese, yang juga berfungsi sebagai cofactor dari sejumlah enzim pertahanan antioxidant penting lainnya, misalnya superoxide dismutase. Studi-studi telah menunjukkan bahwa orang dewasa yang kekurangan manganese itu, level kolesterol HDL nya menurun.

Manfaat-manfaat Anti-Peradangan

Sistem cardiovascular (saluran darah) kita itu bukan satu-satunya sistem yang mungkin mampu memanfaatkan sifat-sifat anti-peradangan dari bawang putih.

Ada bukti-bukti awal (sebagian besar dari studi pada hewan, dan kebanyakan berbasis pada ekstrak bawang putih) bahwa sistem musculoskeletal dan sistem pernapasan kita juga mendapatkan manfaat dari zat-zat anti-peradangan di dalam bawang putih.

Baik diallyl sulfide (DAS) maupun thiacremonone di dalam bawang putih tampak memiliki sifat-sifat anti-arthritic. Dan dalam kasus allergic airway inflammation, ekstrak bawang putih telah tampak mampu memperbaiki kondisi-kondisi peradangan (sekali lagi dalam studi-studi pada hewan).

Bahkan bukti penelitian awal menunjukkan bahwa sebagian aspek peradangan dari obesitas itu mungkin diubah oleh zat-zat mengandung sulfur di dalam bawang putih. Secara spesifiknya, ada satu tahap dalam pengembangan cell-cell lemak tubuh (adipocytes) yang tampak berhubungan dekat dengan status sistem peradangan kita.

Cell-cell lemak tidak bisa menjadi penuh dengan sendirinya kecuali mereka mampu untuk melanjutkan dari suatu tahap awal yang disebut "preadipocytes" ke tahap akhir yang disebut "adipocytes."

Salah satu zat mengandung sulfur di dalam bawang putih (1,2,-vinyldithiin, or 1,2-DT) tampak mampu mengurangi pengubahan dari preadipocytes menjadi adipocytes, dan dampak dari 1,2-DT tampak berhubungan dengan peradangan.

Meski masih sangat awal, penelitian mengenai 1,2-DT ini menggairahkan karena obesitas itu semakin dipahami sebagai suatu penyakit yang di cirikan dengan peradangan kronis, level rendah dan status peradangan itu adalah tepatnya di mana 1,2-DT telah tampak memberikan dampaknya.

Manfaat-manfaat Anti-Bakteri dan Antiviral

Dari suatu sudut pandang sejarah medis, sifat-sifat anti-bakteri dan antiviral dari bawang putih itu mungkin adalah fitur yang paling melegenda.

Sayuran allium ini dan unsur-unsurnya telah dipelajari bukan cuma tentang manfaat-manfaat yang diberikannya dalam mengontrol infeksi oleh bakteri dan virus, tapi juga infeksi yang disebabkan oleh mikroba lain termasuk yeasts/fungi dan cacing. (Satu disulfide tertentu di dalam bawang putih, yang disebut ajoene, telah sukses dalam membantu mencegah infeksi oleh yeast Candida albicans.)

Penelitian terbaru telah menunjukkan kemampuan bawang putih tumbuh untuk membantu mencegah infeksi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa pada pasien yang mengalami luka bakar.

Selain itu, terdapat ketertarikan khusus pada kemampuan bawang putih untuk membantu dalam pengobatan infeksi bakteri yang sulit untuk diatasi karena kehadiran bakteri yang telah menjadi tahan terhadap obat-obatan resep antibiotik.

Namun, sebagian besar penelitian mengenai bawang putih sebagai suatu antibiotik lebih banyak melibatkan ekstrak bawang putih segar atau produk-produk bubuk bawang putih dibanding bawang putih segar dalam bentuk makanan utuh.

Pertumbuhan yang berlebihan dari bacterium Helicobacter pylori di dalam lambung—suatu faktor resiko kunci untuk tukak lambung—telah menjadi bidang ketertarikan kunci lainnya bagi para peneliti yang ingin mempelajari manfaat-manfaat anti-bakteri dari bawang putih.

Namun, hasil-hasil dibidang ini, saling bertentangan dan belum meyakinkan. Meski bawang putih mungkin tidak mampu mengubah arah dari infeksi itu sendiri, tapi mungkin masih ada manfaat-manfaat kesehatan dari bawang putih dalam membantu mengatur respon tubuh terhadap infeksi tersebut.

Pencegahan Kanker

Meski tidak sekuat bukti penelitian untuk sayuran cruciferous, penelitian mengenai sayuran allium—termasuk bawang putih—menunjukkan bahwa sayuran ini memiliki sifat-sifat anti-kanker yang penting.

Yang menariknya, asupan yang tinggi dari bawang putih (secara kasar diartikan sebagai asupan harian dari makanan ini) telah tampak mampu menurunkan resiko dari hampir semua jenis kanker kecuali kanker prostat dan kanker payudara.

Namun, asupan menengah dari bawang putih (secara kasar diartikan sebagai asupan beberapa kali per minggu) berulangkali ditemukan mampu menurunkan resiko dari dua jenis kanker—kanker colorectal dan renal.

Perbedaan antara asupan "tinggi" dan "menengah" ini mungkin suatu perbedaan real yang menyiratkan bahwa kita semua perlu memperbanyak memakan bawang putih jika ingin memaksimalkan manfaat-manfaatnya yang berhubungan dengan kanker.

Atau ini mungkin suatu perbedaan yang lebih berhubungan dengan komplikasi-komplikasi penelitian yang melibatkan berbagai pilihan yang diberikan pada para peserta penelitian saat melaporkan jumlah asupan makanan mereka.

Tapi tetap, bawang putih itu memiliki suatu track record yang konsisten dalam menyangkut manfaat-manfaat umum anti-kanker, dan ada alasan yang bagus untuk mengelompokkan bawang putih sebagai suatu makanan "anti-kanker."

Allyl sulfides yang ditemukan di dalam bawang putih itu mungkin berperan penting dalam manfaat-manfaat pencegahan kankernya. Zat-zat ini mampu mengaktifkan suatu molekul yang disebut nuclear erythroid factor (Nrf2) di dalam kompartemen utama dari cell-cell.

Molekul Nrf2 kemudian bergerak dari kompartemen utama ke dalam nucleus, dimana dia memicu berbagai aktivitas metabolic.

Di bawah beberapa kondisi, serangkaian kejadian ini bisa mempersiapkan suatu cell untuk terlibat dalam suatu respon keberlangsungan yang kuat, dan terutama, jenis respon yang dibutuhkan dibawah kondisi-kondsisi oxidative stress.

Di bawah kondisi lain, serangkaian kejadian yang sama ini bisa mempersiapkan cell untuk terlibat dalam pemrograman kematian cell (apoptosis).

Saat suatu cell mengenali bahwa dia menjadi terlalu merugikan untuk terus berfungsi dalam suatu cara yang sehat dengan cell lain, dia menghentikan siklus hidupnya sendiri dan bagian-bagian essensialnya untuk menghancurkan diri dan mendaur ulang bagian-bagiannya.

Adalah hal yang kritis bagi suatu cell untuk menentukan apakah dia harus melanjutkan hidup atau mati, karena cell-cell yang terus hidup tanpa kemampuan untuk berfungsi dengan benar atau berkomunikasi secara efektif dengan cell-cell lain itu beresiko untuk menjadi kanker.

Kemampuan allyl sulfides untuk mengaktifkan Nrf2 menyiratkan bahwa bawang putih itu mungkin mampu membantu mengubah respon-respon cell kritis ini dan mencegah terbentuknya cell-cell yang berpotensi menjadi kanker.

Satu bidang ketertarikan khusus dari penelitian mengenai bawang putih dan pencegahan kanker melibatkan daging yang dimasak pada temperatur tinggi.

Heterocyclic amines (HCAs) adalah zat-zat berhubungan dengan kanker yang bisa terbentuk saat daging melakukan kontak dengan suatu permukaan masak bertemperatur tinggi (400° F atau 204°C atau lebih).

Salah satu jenis HCA itu disebut PhIP (yang terdiri dari 2-amino-1-methyl-6-phenylimidazopyridine). PhIP itu dianggap sebagai penyebab dari meningkatkan kemunculan kanker payudara diantara para wanita yang banyak makan daging karena cepat diubah menjadi zat-zat yang merusak DNA.

Diallyl sulfide (DAS), salah satu zat mengandung sulfur di dalam bawang putih, telah tampak mampu menghambat pengubahan PhIP menjadi carcinogen.

DAS memblokir pembentukan ini dengan cara mengurangi produksi dari enzim-enzim liver (Enzim-enzim Phase I CYP1A1, CYP1A2 and CYP1B1) yang mengubah PhIP menjadi zat-zat pengaktif kerusakan DNA.

Tentu, cara terbaik untuk mencegah pembentukan PhIP adalah dengan tidak membiarkan daging anda melakukan kontak dengan permukaan alat masak bersuhu 400°F/204°C. Tapi bidang penelitian ini masih tetap mendukung pandangan kita mengenai bawang putih sebagai suatu sayuran dengan sifat-sifat anti-kanker yang penting.

Bawang Putih dan Metabolism Zat Besi

Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa bawang putih mungkin mampu meningkatkan metabolisme zat besi. Saat zat besi itu disimpan di dalam cell-cell, salah satu jalur kunci untuk pengeluarannya dari cell dan mengembalikannya ke sirkulasi itu melibatkan suatu protein yang disebut ferroportin.

Ferroportin adalah protein yang bergerak disepanjang selaput cell, dan menyediakan suatu jembatan bagi zat besi untuk menyeberang dan meninggalkan cell. Bawang putih mungkin mampu meningkatkan produksi ferroportin oleh tubuh, sehingga membantu menjaga zat besi berada dalam sirkulasi saat dia dibutuhkan.

Deskripsi

Untuk suatu sayuran kecil, bawang putih (Allium sativum) itu memiliki suatu reputasi yang besar dan sangat layak.

Dan meski bawang putih itu tidak selalu memberikan keberuntungan, melindungi dari kejahatan, atau mengusir vampire, tapi dia dijamin bisa mengubah makanan apapun menjadi suatu pengalaman kuliner yang nikmat, beraroma, dan sehat.

Bawang putih itu adalah anggota dari keluarga Lyli dan sepupu dari bawang merah, bawang perai, dan chives.

Bawang putih disusun diujung suatu bongkol, yang disebut "umbi-umbian," yang berukuran rata-rata sekitar 2 inchi dalam tinggi dan diametes, serta terdiri dari sejumlah siung kecil yang terpisah. Masing-masing siung dan seluruh umbi itu terbungkus dalam suatu lapisan mirip kertas yang berwarna putih, atau memiliki suatu corak pink/ungu.

Meski siung-siung bawang putih itu memiliki tekstur yang kuat, tapi bisa potong atau diremukkan dengan mudah. Rasa bawang putih itu tidak ada duanya—rasanya menghentak langit-langit mulut dengan suatu kepedasan yang panas dan dibayang-bayangi oleh suatu rasa manis yang sangat halus.

Sejarah

Berasal dari Asia tengah, bawang putih adalah salah satu tanaman tertua di dunia yang dibudidayakan dan telah ada sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu. Bangsa Mesir kuno adalah yang pertama membudidayakan tanaman ini yang memegang suatu peranan penting di dalam kebudayaan mereka.

Bawang putih itu tidak cuma dianugrahi dengan kualitas-kualitas keramat dan ditempatkan di kuburan raja-raja Mesir, tapi juga diberikan kepada para budak yang membangun Pyramid untuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan mereka.

Kualitas peningkat kekuatan ini juga telah diberikan oleh bangsa Yunani dan Roma kuno, peradaban-peradaban yang para atlit mereka memakan bawang putih sebelum event-event olahraga dan pada tentaranya mengonsumsi bawang putih sebelum pergi berperang.

Bawang putih diperkenalkan ke dalam berbagai agama diseluruh dunia dengan bermigrasinya suku-suku dan para penjelajah. Para abad ke 6 sebelum Masehi, bawang putih mulai di kenal di China dan India, yang kemudian memanfaatkannya sebagai obat-obatan.

Selama beratus-ratus tahun, bawang putih telah menjadi suatu tanaman kesayangan dibanyak budaya karena sifat-sifat kuliner dan pengobatannya. Selama beberapa tahun terakhir, dia mulai mendapatkan populeritas karena para peneliti telah memvalidasi berbagai manfaat kesehatannya secara ilmiah.

Saat ini, China, Korea Utara, India, Spanyol dan Amerika Serikat adalah produsen-produsen terbesar untuk bawang putih.

Cara Memilih dan Menyimpan

Untuk rasa dan manfaat gizi yang maksiumal, selalu pilihlah bawang putih segar. Meski bawang putih dalam bentuk serpihan, bubuk, dan pasta itu mungkin lebih memudahkan, tapi anda akan mendapatkan manfaat kuliner dan kesehatan yang lebih sedikit dari bentuk ini.

Belilah bawang putih yang kulitnya masih utuh dan tidak rusak. Pijit secara perlahan siung bawang putih diantara jari-jari anda untuk memeriksa apakah terasa mantap dan tidak lembab.

Hindari bawang putih yang lembut, berkerut dan berjamur atau sudah mulai bertunas. Itu mungkin mengindikasikan kerusakan yang akan merusak rasa dan teksturnya. Ukurang itu seringkai bukan menjadi indikasi dari kualitas.

Jika resep anda meminta sejumlah besar bawang putih, ingatlah bahwa lebih mudah untuk mengupas dan memotong beberapa siung bawang putih besar dibanding yang lebih kecil. Bawang putih segar selalu tersedia dipasaran sepanjang tahun.

Simpan bawang putih segar di dalam wadah terbuka atau sedikit tertutup di suatu tempat yang dingin, gelap dan jauh dari sinar matahari dan panas. Ini mungkin membantu mempertahankan kesegaran maksimumnya dan mencegah agar tidak berkecambah, yang akan mengurangi rasanya.

Bawang putih itu tidak perlu di simpan di dalam lemari es. Sebagian orang membekukan bawang putih yang sudah dikupas, proses ini akan mengurangi profil rasa dan mengubah teksturnya.

Tergantung dari usia dan varietasnya, bawang putih segar akan tetap segar selama sekitar satu bulan jika disimpan dengan benar. Periksalah secara rutin dan buang setiap siung yang tampak kering atau berjamur. Begitu anda mengupas ujung bawang putih, itu akan sangat mengurangi keawetannya menjadi hanya beberapa hari.

Tips untuk Mempersiapkan dan Memasak

Tips untuk Mempersiapkan Bawang Putih

Memotong atau meremukkan bawang putih akan memicu proses enzimatik yang mengubah phytonutrient alliin menjadi allicin, suatu zat yang mana banyak manfaat kesehatan dari bawang putih dialamatkan kepadanya.

Agar bisa memaksimalkan produksi allicin, tungu setidaknya 5 menit sebelum memakan atau memasak bawang putih. Selain itu, tunggu juga selama 5 menit sebelum menambahkan bahan yang mengandung asam (misalnya jus lemon). Bahan-bahan dengan pH dibawah 3,5 juga bisa menonaktifkan proses enzimatik.

Karena memotong dan meremukkan itu adalah langkah-langkah persiapan makanan yang mengaktifkan enzim-enzim bawang putih, berarti langkah-langkah ini bisa membantu anda untuk mendapatkan berbagai manfaat khusus dari bawang putih.

Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa microwaving atau merebus bawang putih utuh itu akan menonaktifkan enzim-enzimnya, mencegah enzim-enzim ini untuk bekerja. Karenanya, potonglah atau remukkanlah bawang putih sebelum dipanaskan.

Menurut penelitian mengenai metode-metode persiapan bawang putih, hanya butuh 60 detik dari bawang putih utuh yang di microwaving untuk kehilangan sebagian dari manfaat kesehatannya.

Sebaliknya, banyak manfaat kesehatan dari bawang putih (termasuk sifat-sifat anti-kanker) itu terjaga jika bawang putih utuh diremukkan dan dibiarkan selama 10 menit sebelum dimasak.

Cara Tersehat untuk Memasak Bawang Putih

Kami menganjurkan penggunaan bawang putih mentah. Jika anda mempersiapkan suatu masakan dan tidak bisa mentolerir bawang putih mentah, tambahkan potongan bawang putih dibagian akhir dari proses memasak untuk memaksimalkan rasa dan gizinya.

Panas yang terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama akan mengurangi aktivitas dari zat-zat mengandung sulfur yang telah terbentuk dengan mendiamkannya selama 5 menit; itu juga akan membuat bawang putih jadi terasa getir. Karenanya, expose bawang putih ke panas sesingkat mungkin (5-15 menit.)

Jika anda ingin menggabungkan bawang putih dengan minyak, kami anjurkan untuk menghindari temperatur pemasan yang tinggi. Dengan mempertahankan panas pada suhu 250F/121C atau kurang akan membantu menjaga manfaat-manfaat kesehatan dari bawang potih dan minyak tersebut.

Prinsip yang sama ini juga berlaku untuk bawang putih yang dipanggang. Kami tidak menganjurkan kisaran suhu 350F/177C yang akan anda temukan dibanyak resep dan dibanyak website. Sekali lagi, suhu yang lebih rendah itu diperlukan untuk menjaga zat-zat perlindungan kesehatan di dalam bawang putih.

Keprihatinan Individual

Bawang putih itu bukanlah suatu makanan yang sering menyebabkan alergi, belum diketahui mengandung jumlah terukur dari oxalates atau purines dan juga tidak disertakan dalam laporan Environmental Working Group tahun 2010 "Shopper's Guide to Pesticides" sebagai salah satu dari 12 makanan yang paling sering mengandung residu pestisida.

Jangan menyimpan bawang putih dalam minyak pada suhu ruangan. Campuran bawang putih dalam minyak yang disimpan pada ruangan akan menyediakan kondisi yang sempurna bagi produksi botulism, entah bawang putih itu masih segar ataupun yang sudah dipanggang.

Profil Gizi

Zat-zat sulfur di dalam bawang putih itu mungkin adalah gizi-gizinya yang paling unik. Ada puluhan molekul sulfur di dalam bawang putih yang sudah diteliti, dan hampir semuanya telah menunjukkan fungsinya sebagai antioxidant. Selain itu, banyak juga yang menyediakan manfaat-manfaat anti-peradangan.

Kehadiran sulfur di sebagian zat bawang putih mungkin juga berperan penting dalam penutrisian tubuh kita.

Selain itu, bawang putih itu adalah suatu sumber yang sempurna untuk manganese. Juga menjadi suatu sumber yang sangat bagus untuk vitamin B6 dan vitamin C. Bawang putih juga adalah suatu sumber yang bagus untuk thiamin (vitamin B1) fosfor, selenium, kalsium, dan copper.