Copper

Apa manfaat dari makanan-makanan yang banyak mengandung gizi copper untuk anda?

  • Membantu tubuh memanfaatkan zat besi
  • Mengurangi kerusakan jaringan yang disebabkan radikal-radikal bebas
  • Menjaga kesehatan tulang-tulang dan jaringan koneksi
  • Membantu tubuh memproduksi pigment yang disebut melanin
  • Menjaga kelenjar thyroid agar berfungsi normal
  • Memelihara myelin sheath yang berada di sekitar dan melindung syaraf anda

Kejadian apa saja yang bisa mengindikasikan suatu kebutuhan untuk memperbanyak asupan makanan yang tinggi kandungan gizi copper?

  • Anemia kekurangan zat besi
  • Saluran-saluran darah yang mudah pecah
  • Gangguan-gangguan tulang dan sendi
  • Meningkatnya level kolesterol LDL dan menurunnya level kolesterol HDL
  • Sering terkena infeksi
  • Rambut rontok atau warna kulit berubah
  • Merasa letih dan lemah
  • Sulit bernapas dan detak jantung tidak teratur
  • Luka-luka di bagian kulit

Sumber-sumber makanan yang sempurna untuk copper itu antara lain asparagus, calf's liver, crimini mushrooms, turnip greens dan blackstrap molasses.

Apa itu Copper?

Pertama kali di kenali pada tahun 1870 sebagai suatu unsur normal dari darah, copper itu adalah suatu trace mineral yang memainkan suatu peranan penting dalam metabolisme kita, yang sebagian besar karena copper mengijinkan banyak enzim yang sangat penting untuk berfungsi dengan benar.

Meski copper itu adalah trace mineral ketiga terbanyak di dalam tubuh (setelah zat besi dan zinc), namun jumlah total dari copper di dalam tubuh itu hanya 75-100 miligram, kurang dari jumlah copper yang terdapat di dalam sebuah uang logam.

Copper itu ada di dalam setiap jaringan tubuh, tapi sebagian besar dia disimpan di dalam liver, jadi konsentrasi dari mineral ini yang tertinggi adalah di dalam organ tersebut, dengan jumlah yang lebih kecil di temukan di dalam otak, jantung, ginjal, dan otot.

Apa Saja Fungsi Copper?

Copper itu adalah suatu komponen essensial dari banyak enzim. Masing-masing enzim yang mengandung copper yang di diskusikan di bawah ini memiliki suatu fungsi yang sangat berbeda, yang mengindikasikan bahwa copper itu memainkan suatu peran dalam berbagai proses fisiologis termasuk pemanfaatan zat besi, pengeliminasian radikal-radikal bebas, pengembangan tulang dan jaringan koneksi, dan produksi pigment rambut dan kulit yang disebut melanin.

Pemanfaatan Zat Besi

Diperkirakan sekitar 90% dari copper di dalam darah itu menyatu ke dalam suatu zat yang disebut ceruloplasmin, yaitu adalah suatu protein transport yang bertanggung jawab untuk membawa copper ke jaringan yang membutuhkan mineral ini.

Selain berperan sebagai suatu protein transport, ceruloplasmin juga bertindak sebagai suatu enzim, yang mengkatalisasi mineral-mineral oksidasi, terutama zat besi.

Oksidasi zat besi oleh ceruloplasmin itu diperlukan agar zat besi bisa terikat ke protein transport nya (disebut transferrin) sehingga bisa di bawa ke jaringan-jaringan di mana dia dibutuhkan.

Karena copper itu diperlukan untuk pemanfaatan zat besi, maka anemia-anemia kekurangan zat besi itu mungkin adalah suatu gejala dari kekurangan copper.

Mengeliminasi Radikal-radikal Bebas

Superoxide dismutase (SOD) adalah suatu enzim tergantung copper yang mengkatalisasi pembuangan dari radikal-radikal superoxide dari tubuh. Radikal-radikal superoxide itu dihasilkan selama metabolisme normal, juga saat cell-cell darah putih menyerang bakteri dan virus penyusup (suatu proses yang disebut phagocytosis).

Jika tidak cepat di eliminasi, radikal-radikal superoxide bisa menyebabkan kerusakan pada selaput-selaput cell. Saat copper itu tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, maka aktivitas dari dismutasi superoxide itu berkurang, dan kerusakan pada selaput-selaput cell yang disebabkan oleh radikal-radikal superoxide itu meningkat.

Saat berfungsi di dalam enzim ini, copper bekerja sama dengan meniral zinc, dan itu sebenarnya adalah rasio dari copper berbanding zinc, dari pada jumlah absolut dari copper atau zinc saja, yang membantu enzim-enzim agar berfungsi dengan benar.

Pengembangan Tulang dan Jaringan Penghubung

Copper itu juga adalah suatu komponen dari lysyl oxidase, suatu enzim yang berpartisipasi dalam sintesa collagen dan elastin, dua protein struktural penting yang ditemukan di dalam tulang dan jaringan penghubung.

Tyrosinase, suatu enzim yang mengandung copper, mengubah tyrosine menjadi melanin, yaitu pigment yang memberikan warna pada rambut dan kulit.

Memproduksi Melanin

Sebagai bagian dari enzim cytochrome c oxidase, dopamine hydroxylase, dan Factor IV, copper memainkan suatu peranan dalam produksi energi, pengubahan dopamine menjadi norepinephrine dan pembekuan darah, secara berurutan.

Copper itu juga penting untuk produksi dari hormon thyroid yang disebut thyroxine dan diperlukan untuk sintesa dari phospholipid yang ditemukan di dalam myelin sheaths yang menutupi dan melindungi syaraf-syaraf.

Apa Saja Gejala dari Kekurangan Copper?

Karena copper itu terlibat di banyak fungsi dari tubuh, maka kekurangan copper menghasilkan suatu kisaran ekstensif dari gejala-gejala. Gejala-gejala tersebut antara lain:

  • anemia kekurangan zat besi
  • pecahnya saluran darah
  • osteoporosis
  • gangguan-gangguan pada sendi
  • gangguan pada otak
  • peningkatan level kolesterol LDL dan menurunkan level kolesterol HDL
  • meningkatnya kerentanan terhadap infeksi akibat fungsi immune yang menurun
  • kehilangan pigment pada rambut dan kulit
  • lemah
  • keletihan
  • kesulitan bernapas
  • bisul pada kulit
  • memburuknya fungsi thyroid, dan
  • detak jantung tidak teratur.

Meski fakta bahwa sebagian besar orang itu mengonsumsi copper dalam jumlah yang kurang dari jumlah yang di anjurkan di dalam diet mereka, tapi gejala-gejala kekurangan copper ini relatif jarang.

Namun, kondisi-kondisi medis tertentu termasuk diare kronis, celiac sprue, dan Crohn's disease mengakibatkan penurunan dalam penyerapan copper dan mungkin meningkatkan resiko dari pengembangan suatu kekurangan copper.

Selain itu, copper membutuhkan asam lambung yang cukup untuk penyerapannya, sehingga, jika anda mengonsumsi antacid secara rutin, maka anda mungkin meningkatkan resiko anda untuk mengembangkan suatu kekurangan copper.

Tidak cukupnya status copper itu juga ditemukan pada anak-anak dengan asupan protein yang rendah dan pada bayi yang hanya diberi makan susu sapi tanpa supplementasi copper.

Apa Saja Gejala dari Keracunan Copper?

Di tahun-tahun terakhir, para ahli gizi telah menjadi lebih prihatin mengenai keracunan copper dibanding kekurangan copper. Satu penjelasan untuk ini adalah peningakatan dalam jumlah copper yang ditemukan di dalam air minum akibt perubahan di sebagian besar negara dari pipa air galvanis ke pipa air copper (tembaga.)

Asupan copper yang berlebihan bisa menyebabkan nyeri dan kram perut, mual, diare, muntah, dan kerusakan liver.

Selain itu, sebagian ahli percaya bahwa peningkatan level-level copper, terutama saat level zinc itu juga rendah, mungkin menjadi suatu faktor yang berkontribusi dalam kondisi-kondisi medis termasuk schizophrenia, hypertensi, stuttering, autism, keletihan, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, anak-anak yang hiperaktif, depresi, insomnia, kepikunan, dan sindrom pra-menstruasi.

Depresi postpartum itu juga telah dihubungkan dengan level-level copper yang tinggi. Ini karena konsentrasi-konsentrasi copper meningkat disepanjang kehamilan ke sekitar dua kali dari nilai-nilai normal, dan mungkin butuh tiga bulan setelah melahirkan untuk kembali ke konsentrasi-konsentrasi copper normal.

Karena kelebihan copper itu dibuang melalui empedu, keracunan copper itu kemungkinan besar terjadi pada orang-orang yang memiliki penyakit liver atau kondisi-kondisi medis lain dimana pengeluaran empedu itu terganggu.

Efek-efek keracunan dari jaringan-jaringan yang memiliki level-level copper tinggi itu terlihat pada pasien Wilson's disease, suatu gangguan genetik yang dicirikan dengan pengakumulasian copper di berbagai organ akibat tidak ketidak cukupan sintesa dari ceruloplasmin (protein yang mentransport copper ke seluruh tubuh) oleh liver.

Wilson's disease utamanya mempengaruhi liver, ginjal, dan otak, menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis degeneratif (termasuk cirrhosis pada liver, otot kaku dan kontraksi kejang, dan gangguan-gangguan emosional yang fatal jika tidak segera diatasi.

Pengobatan untuk Wilson's disease itu melibatkan penghindaran terhadap makanan-makanan yang banyak mengandung copper dan semua supplement yang mengandung copper serta pengobatan menggunakan agent-agent chelating yang membuang kelebihan copper dari tubuh.

Di tahun 2000, Institute of Medicine at the National Academy of Sciences menetapkan Tolerable Upper Intake Levels (ULs)  berikut ini untuk copper:

  • 0-12 bulan: tidak mungkin untuk menetapkan suatu TUL, sumber-sumber dari copper harus di dapat hanya dari makanan dan susu
  • 1-3 tahun: 1.000 microgram
  • 4-8 tahun: 1.000 microgram
  • 9-13 tahun: 5.000 microgram
  • 14-18 tahun: 8.000 microgram
  • 19 tahun keatas: 10.000 microgram
  • Wanita hamil 14-18 tahun: 8.000 microgram
  • Wanita hamil 19 tahun keatas: 10.000 microgram
  • Wanita menyusui 14-18 tahun: 8.000 microgram
  • Wanita menyusui 19 tahun keatas: 10.000 microgram

Apa Dampak dari Pengolahan, Penyimpanan, atau Pemrosesan Terhadap Copper?

Terlepasnya copper dari pipa-pipa air yang terbuat dari copper itu bisa meningkatkan kandungan copper di dalam air minum. Memasak dengan peralatan dapur yang terbuat dari copper juga bisa meningkatkan kandungan copper di dalam makanan.

Makanan-makanan yang membutuhkan waktu lama untuk dimasak juga bisa memiliki kandungan copper yang berkurang secara substansial. Memasak navy beans, misalnya, bisa mengakibatkan kehilangan setengah dari kondungan copper originalnya.

Pemrosesan whole grain juga bisa mengurangi kandungan copper secara dramatis. Pada gandum, misalnya, konversi dari whole grain menjadi 66% ekstraksi tepung terigu (dimana 34% dari grain original itu dihilangkan dari tepung dan dibuang) menghasilkan suatu penurunan sekitar 70% dari kandungan copper original.

Banyak sayuran dan whole grain saat ini tampak menjadi lebih rendah dalam copper dibanding selama pertengahan tahun 1900. Penipisan copper dari dalam tanah itu juga bertanggung jawab atas penurunan jumlah copper ini.

Faktor Apa Saja yang Berkontribusi Terhadap Suatu Kekurangan Copper?

Tidak seperti sebagian besar mineral, copper tampak mengalami penyerapan ke dalam tubuh dari lambung. Level-level yang tepat dari asam lambung itu penting untuk penyerapan ini.

Untuk alasan tersebut, orang yang mengalami gangguan asam lambung (hypochlorhydria) mungkin memiliki resiko yang lebih tinggi untuk kekurangan copper.

Karena zinc bisa bersaing dengan copper di dalam usus kecil dan mengganggu penyerapannya, maka orang yang mengonsumsi supplement zinc dalam dosis yang terlalu tinggi dan rendah dalam level copper itu mungkin lebih beresiko untuk kekurangan copper.

Bagaimana Gizi Lain Berinteraksi Dengan Copper?

Copper itu dikenal bereaksi dengan berbagai gizi lain, termasuk zat besi, zinc, molybdenum, sulfur, selenium, dan vitamin C. Namun, dalam menyangkut makanan, kami belum melihat bukti penelitian yang menunjukkan bahwa gizi-gizi lain—termasuk zat besi dan zinc—mengganggu penyerapan copper.

Sama halnya, meski copper itu dikenal berinteraksi dengan berbagai mineral begitu diserap ke dalam tubuh, tapi kami belum melihat ada penelitian yang menunjukkan masalah-masalah yang berhubungan dengan makanan menyangkut hal ini.

Namun, situasinya entah bagaimana berbeda, saat tiba waktunya untuk supplement asupan yang seringkali menyediakan mineral (atau vitamin) dalam dosis yang jauh lebih tinggi dibanding yang bisa di dapat dari makanan.

Ada beberapa bukti, meski tidak menentukan, bahwa supplement zinc, saat dikonsumsi dengan dosis 50 miligram atau lebih pada suatu basis harian dalam waktu yang lama, bisa menurunkan kemampuan copper.

Juga ada beberapa bukti (sekali lagi tidak menentukan) bahwa supplemental vitamin C dalam dosis tinggi—dalam suatu kisaran mendekati 1.000 miligram atau lebih—mungkin mengurangi ketersediaan copper.

Meski tidak bisa diterapkan pada orang dewasa, namun ada beberapa bukti juga bahwa di dalam susu formula bayi, terlalu banyak zat besi di dalam suatu susu formula itu bisa menurunkan penyerapan copper dari formula tersebut.

Penyakit Apa Saja yang Membutuhkan Penekanan Khusus pada Copper?

Copper mungkin memainkan suatu peran dalam pencegahan dan atau pengobatan dari penyakit-penyakit berikut ini:

  • Allergie
  • Anemia
  • Kebotakan
  • Bedsores
  • Penyakit jantung
  • HIV/AIDS
  • Hypothyroid disease
  • Leukemia
  • Osteoporosis
  • Periodontal disease
  • Rheumatoid arthritis
  • Tukak lambung

Makanan Apa Saja yang Menyediakan Copper?

Sumber-sumber yang sempurna untuk copper antara lain asparagus, calf's liver, crimini mushrooms, turnip greens dan molasses.

Sumber-sumber yang sangat bagus untuk copper antara lain chard, spinach, sesame seeds, mustard greens, kale, shiitake mushrooms, dan cashews.

Sumber-sumber yang bagus untuk copper antara lain  eggplant, tomat, summer squash, winter squash, green peas, romaine lettuce, bawang putih, biji bunga matahari, green beans, beets, fennel, olives, leeks, ubi jalar, quinoa, buckwheat, barley, spelt, tempeh, tahu, kacang kedele, miso, scallops, udang, walnuts, pumpkin seeds, flaxseeds, kacang tanah, almond, pineapple, raspberries, lentils, garbanzo beans, lima beans, kidney beans, ginger, dan black pepper.

Apa Saja Rekomendasi Kesehatan Publik Saat ini untuk Copper?

Di tahun 2000, Institute of Medicine di National Academy of Sciences menetapkan rekomendasi-rekomendasi baru untuk copper termasuk level-level Adequate Intake (AI) untuk bayi dibawah satu tahun dan Recommended Dietary Allowances (RDAs) semua orang yang berusia lebih dari satu tahun.

Rekomendasi-rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

  • 0-6 bulan: 200 microgram
  • 7-12 bulan: 220 microgram
  • 1-3 tahun: 340 microgram
  • 4-8 tahun: 440 microgram
  • Anak laki-laki 9-13 tahun: 700 microgram
  • Anak perempuan 9-13 tahun: 700 microgram
  • Anak laki-laki 14-18 tahun: 890 microgram
  • Anak perempuan 14-18 tahun: 890 microgram
  • Pria 19-70 tahun: 900 microgram
  • Wanita 19-70 tahun: 900 microgram
  • Pria lebih dari 70 tahun: 900 microgram
  • Wanita lebih dari 70 tahun: 900 microgram
  • Wanita hamil 14-50 tahun: 1.000 microgram
  • Wanita menyusui 14-50 tahun: 1.300 microgram

Di tahun 2000, Institute of Medicine di National Academy of Sciences menetapkan Tolerable Upper Intake Levels (ULs) berikut ini untuk copper:

  • 0-12 bulan: tidak mungkin untuk menetapkan suatu TUL, sumber-sumber copper harus di dapat hanya dari makanan dan susu formula
  • 1-3 tahun: 1.000 microgram
  • 4-8 tahun: 1.000 microgram
  • 9-13 tahun: 5.000 microgram
  • 14-18 tahun: 8.000 microgram
  • 19 tahun keatas: 10.000 microgram
  • Wanita hamil 14-18 tahun: 8.000 microgram
  • Wanita hamil 19 tahun keatas: 10.000 microgram
  • Wanita menyusui 14-18 tahun: 8.000 microgram
  • Wanita menyusui 19 tahun keatas: 10.000 microgram