Bawang

Apa yang Baru dan Bermanfaat Tentang Bawang

  • Flavonoid-flavonoid di dalam bawang itu cenderung lebih terkonsentrasi di lapisan-lapisan terluar dari dagingnya. Untuk memaksimalkan manfaat-manfaat kesehatannya, kupas sesedikit mungkin bagian berdaging yang bisa dimakan saat membuang lapisan terluar dari bawang.

Bahkan suatu jumlah kecil dari "pengupasan yang berlebihan" itu bisa mengakibatkan kehilangan flavonoid yang tidak di inginkan. Misalnya, satu siung bawang bisa kehilangan sekitar 20% dari quercetin nya dan hampir 75% dari anthocyanins nya jika "dikupas terlalu berlebihan."

  • Kandungan polyphenol total dari bawang itu jauh lebih tinggi dibanding yang diperkirakan banyak orang. (Polyphenol itu adalah salah satu kategori phytonutrient terbesar di dalam makanan. Kategori ini menyertakan semua flavonoid juga tannin.)

Kandungan polyphenol total di dalam bawang itu tidak cuma lebih tinggi di banding sayuran allium lain, bawang putih dan bawang perai, tapi juga lebih tinggi dibanding tomat, wortel, dan paprika merah.

Di dalam diet Prancis, hanya enam sayuran (artichoke heart, peterseli, Brussels sprouts, shallot, broccoli, dan seledri) yang memiliki kandungan polyphenol lebih tinggi dibanding bawang.

Karena diet Prancis telah mendapat perhatian khusus dari para peneliti dalam hal pencegahan penyakit, kontribusi yang kuat dari polyphenol bawang itu sangat mungkin akan mengarah ke studi-studi follow-up yang memberikan perhatian lebih dekat pada sayuran allium yang unik ini.

  • Di dalam kategori polyphenol, bawang itu juga ternyata tinggi dalam flavonoid. Misalnya, pada suatu basis ons per ons, bawang berada di posisi top 10 dalam kandungan quercetin nya diantara sayur-sayuran yang paling umum dimakan.

Kandungan flavonoid dari bawang itu bisa sangat bervariasi, tergantung dari varietas dan kondisi tumbuhnya. Meski rata-rata bawang itu mungkin mengandung kurang dari 100 miligram quercetin per 3½ ons, tapi sebagian bawang memang menyediakan jumlah ini.

Dan meski 100 miligram itu mungkin kedengarannya sedikit, tapi pemakan sayuran tingkat menengah rata-rata hanya mendapatkan dua kali dari jumlah ini untuk semua flavonoid dari semua sayuran per hari.

  • Saat bawang itu di didihkan untuk membuat soup, quercetin nya tidak menjadi rusak. Quercetin tersebut hanya dipindahkan ke dalam air soup.

Dengan menggunakan metode pemanasan rendah untuk mempersiapkan soup, anda bisa mempertahankan manfaat-manfaat kesehatan dari bawang yang berhubungan dengan flavonoid kunci.

  • Saat kita mendapatkan quercetin dengan cara memakan bawang dan bukan dari mengonsumsi quercetin yang dimurnikan dalam bentuk supplement, kita mungkin akan mendapatkan perlindungan yang lebih baik dari oxidative stress.

Itulah tepatnya apa yang terjadi di dalam sebuah penelitian hewan dimana sebagian hewan diberikan tambahan bawang ke dalam diet mereka, dalam suatu cara yang akan menyediakan jumlah quercetin yang sama seperti yang diberikan kepada hewan lain dalam bentuk ekstrak quercetin yang sudah dimurnikan.

Perlindungan terbaik datang dari flavonoid versi bawang, dibanding bentuk supplement.

  • Beberapa sajian bawang per minggu itu secara statistik sudah cukup untuk menurunkan resiko anda terhadap beberapa jenis kanker. Untuk kanker colorectal, laryngeal, dan ovarian, antara 1-7 sajian bawang tampak memberikan pengurangan resiko.

Namun untuk mengurangi resiko kanker oral dan esophageal, anda akan perlu mengonsumsi satu sajian bawang per hari (sekitar ½ cup).

Dengan kombinasi yang unik antara flavonoid dengan gizi-gizi mengandung sulfurnya, sayuran allium — misalnya bawang — itu seharusnya menjadi bagian rutin dari diet anda. Sebab, terdapat bukti penelitian untuk menyertakan minimal satu sajian sayuran allium — misalnya bawang — di dalam menu makanan anda per hari.

Saat bawang itu adalah pilihan sayuran allium anda, cobalah untuk mengonsumsi minimal setengah bawang berukuran menengah pada hari tersebut, dan gunakan panduan ini untuk menyesuaikan resep anda menurut hal itu.

Misalnya, jika anda mengikuti suatu resep yang menghasilkan 4 sajian, sertakan minimal 2 bawang berukuran menengah di dalam resep sehingga masing-masing dari 4 sajian tersebut akan mengandung setidaknya ½ bawang berukuran menengah.

Untuk mengeluarkan rasa manis dari bawang, kami anjurkan menggunakan metode menumis bawang selama 7 menit. Potong bawang menjadi potongan-potongan kecil dengan ketebalan yang sama, yaitu sekitar 1/4 inchi, untuk membantu membuatnya matang secara merata.

Semakin tipis anda memotong, semakin cepat bawang tersebut akan matang. Biarkan selama minimal 5 menit untuk meningkatkan sifat-sifat pendukung kesehatannya.

Manfaat Bawang Bagi Kesehatan

Bawang, sama seperti bawang putih, adalah anggota dari keluarga Allium, dan keduanya kaya akan zat-zat mengandung sulfur yang bertanggung jawab atas aroma mereka yang menyengat, dan berbagai efeknya yang bermanfaat bagi kesehatan.

Berbagai varietas allyl sulfides itu ditemukan di dalam bawang, termasuk empat allyl sulfides utama, yaitu DMS (diallyl monosulfide), DDS (diallyl disulfide), DTS (diallyl trisulfide), dan DTTS (diallyl tetrasulfide).

Terdapat juga berbagai varietas sulfoxides, termsuk (+) S-methyl-L-cysteine sulfoxide (MCSO), (+)-S-(1-propenyl)-L-cysteine sulfoxide (PRENCSO), S-methyl-l-cysteine sulfoxide, S-propyl-l-cysteine sulfoxide, dan S-propenyl-l-cysteine sulfoxide.

Bawang itu adalah suatu sumber yang menonjol untuk polyphenol, termasuk polyphenol-polyphenol flavonoid. Di dalam kategori flavonoid ini, bawang itu adalah suatu sumber yang menonjol untuk quercetin.

Manfaat-manfaat Cardiovascular

Tidak seperti penelitian mengenai bawang putih dan manfaat-manfaat cardiovascular nya, penelitian yang khusus difokuskan pada bawang itu lebih banyak dilakukan pada hewan dibanding pada manusia.

Dalam studi-studi pada hewan, terdapat bukti bahwa zat-zat mengandung sulfur yang terdapat di dalam bawang itu mungkin bekerja dalam suatu kapasitas sebagai anti-pembekuan dan membantu mencegah mengumpulnya cell-cell paltelet darah yang tidak di inginkan.

Terdapat juga bukti yang menunjukkan bahwa zat-zat mengandung sulfur di dalam bawang itu bisa menurunkan level kolesterol darah dan triglycerides, dan juga memperbaiki fungsi selaput cell di dalam cell-cell darah merah.

Dalam studi-studi pada manusia, sebagian besar manfaat cardiovascular itu telah ditunjukkan dalam bentuk diet keseluruhan.

Berbagai studi menunjukkan bahwa bawang itu menjadi suatu makanan yang menyediakan perlindungan kepada jantung dan saluran-saluran darah saat dikonsumsi di dalam suatu diet yang kaya akan buah-buahan dan sayuran lain — terutama sayuran dan buah-buahan yang mengandung flavonoid.

Manfaat bawang di dalam konteks diet keseluruhan ini meluas ke pencegahan serangan jantung. Di dalam hampir semua studi berbasis diet ini, para peserta dengan asupan sayuran tertinggi (termasuk bawang) adalah yang paling banyak mendapatkan perlindungan.

Kandungan flavonoid yang unggul dari bawang mendukung penemuan-penemuan penelitian ini. Adalah hal yang menarik juga untuk dicatat bahwa bawang itu umumnya dikonsumsi dalam jumlah yang relatif kecil bersama dengan makanan-makanan lain, dibanding dimakan secara terpisah.

Untuk alasan tersebut, bisa menjadi lebih sulit bagi studi-studi diet berskala besar yang melibatkan ribuan peserta dan hanya bergantung pada catatan diet untuk menentukan jumlah konsumsi bawang.

Mendukung Kesehatan Tulang dan Jaringan Penghubung

Studi-studi pada manusia telah menunjukkan bahwa bawang bisa membantu meningkatkan kepadatan tulang dan mungkin memberikan manfaat khusus bagi wanita usia menopause yang mengalami kehilangan kepadatan tulang.

Selain itu, terdapat bukti bahwa wanita yang telah melewati usia menopause mungkin mampu menurunkan resiko keretakan pinggul dengan sering mengonsumsi bawang. "Sering" dalam konteks ini berarti mengonsumsi bawang setiap hari!

Dalam penelitian mengenai kepadatan tulang pada wanita manula ini, memakan bawang secara sangat acak (satu kali sebulan atau kurang) itu tidak memberikan banyak manfaat. Penemuan ini, tentu, sudah sangat diharapkan.

Tapi yang kurang diharapkan adalah penemuan bahwa butuh mengonsumsi bawang setiap hari untuk meningkatkan manfaat-manfaat bagi kepadatan tulang. Sama seperti penelitian bawang yang berhubungan dengan kanker, pesannya disini jelas: anda tentu tidak ingin menghemat bawang saat menggabungkannya ke dalam menu makanan.

Kandungan sulfur yang tinggi di dalam bawang itu saja mungkin sudah mampu menyediakan manfaat langsung bagi jaringan penghubung di dalam tubuh kita. Banyak dari komponen jaringan penghubung itu yang membutuhkan sulfur untuk pembentukannya.

Misalnya, terkecuali hyaluronic acid, semua glycosaminoglycans (GAGS) itu tersulfatisasi. (GAGS adalah keluarga primier dari molekul-molekul yang ditemukan di dalam zat-zat dasar dari jaringan penghubung di dalam tubuh kita.)

Manfaat Anti-Peradangan

Meski bawang itu tidak diteliti sebaik bawang putih dalam hal yang menyangkut gangguan-gangguan kesehatan khusus peradangan misalnya rematik radang sendi, atau alergi radang saluran pernapasan, tapi sayuran allium ini tampak memberikan manfaat-manfaat anti-peradangan yang penting.

Onionin A — suatu molekul sulfur yang unik di dalam bawang yang ditemukan di bagian umbi dari tanaman tersebut — telah menampakkan kemampuannya untuk menghambat aktivitas macrophages, yaitu cell-cell darah putih tertentu yang memainkan peran kunci di dalam sistem pertahanan tubuh kita, dan salah satu aktivitas pertahanan mereka melibatkan pemicuan respon-respon peradangan berskala besar.

Meski aktivitas macrophages itu biasanya adalah suatu hal yang bagus, namun terkadang penghambatan aktivitasnya bisa menjadi hal yang sangat penting dalam mengontrol peradangan kronis yang tidak di inginkan.

Antioxidant-antioxidant dari bawang — termasuk quercetin — juga menyediakan kita manfaat-manfaat anti-peradangan. Antioxidant ini membantu mencegah teroksidasinya asam-asam lemak di dalam tubuh.

Saat kita memiliki level oksidasi asam lemak yang lebih rendah, maka tubuh kita akan lebih sedikit memproduksi molekul-molekul pembawa pesan pro-peradangan, dan level peradangan kita tetap berada dalam keadaan normal.

Perlindungan Terhadap Kanker

Bawang telah berulangkali menunjukkan kemampuannya untuk menurunkan resiko dari beberapa jenis kanker, bahkan saat kita mengonsumsinya dalam jumlah menengah. "Menengah" secara umum berarti 1-2 kali per minggu meski dalam beberapa studi itu biasanya berarti 5-6 kali per minggu.

Kanker colorectal, laryngeal, dan ovarian adalah jenis-jenis kanker dimana resikonya dikurangi oleh asupan bawang dalam jumlah menengah.

Tapi, untuk jenis kanker lain, asupan bawang dalam skala menengah itu tidak cukup signifikan dalam mengurangi resiko. Untuk jenis-jenis kanker ini — termasuk kanker esophageal dan mulut — asupan bawang harian itu diperlukan sebelum hasil-hasil penelitian menunjukkan pengurangan resiko yang signifikan.

Banyak faktor yang mungkin berperan di dalam berbagai penemuan penelitian untuk berbagai jenis kanker ini. Namun, hasil keseluruhan dari penelitian ini sepertinya jelas, yaitu anda tentu ingin mengonsumsi bawang secara rutin jika ingin mendapatkan seluruh manfaat bawang yang berhubungan dengan kanker.

Beberapa iris dari potongan bawang diatas sebuah salad itu adalah suatu hal yang baik--tapi mungkin tidak cukup untuk menyediakan manfaat-manfaat yang berhubungan dengan kanker yang anda cari.

Di dalam resep-resep yang sudah menyertakan bawang, cobalah untuk menyertakan setidaknya satu siung bawang utuh (berukuran sedang) di dalam resep.

Di dalam resep-resep yang tidak menyertakan bawang, pertimbangkan untuk menambahkan satu siung bawang berukuran sedang (jika menurut anda bawang mungkin cocok dengan resep dan masih tetap menghasilkan suatu rasa yang lezat.)

Dalam hal ukuran-ukuran porsi individual saat anda duduk hendak memakan suatu masakan, cobalah untuk mengonsumsi yang setara dengan ½ siung bawang.

Manfaat Kesehatan Lainnya

Di dalam studi-studi pada hewan, bawang telah menunjukkan potensinya untuk memperbaiki keseimbangan gula darah, meski masih belum jelas tentang manfaat-manfaat ini bagi manusia yang ingin mencari keseimbangan gula darah yang lebih baik dari diet mereka.

Studi-studi hewan umumnya telah dilakukan pada tikus, dan sebagian besar menggunakan jus atau ekstrak sebagai bentuk bawang yang diuji.

Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menegaskan potensi bawang dalam membantu menurunkan gula darah dan memperbaiki kontrol gula darah, terutama pada orang yang memiliki masalah dengan gula darah.

Meski tidak diteliti sebaik bawang putih dalam hal manfaat-manfaat anti-bakteri, namun bawang telah menampakkan kemampuannya untuk membantu mencegah infeksi bakterial. Bersama dengan zat-zat mengandung sulfur nya, flavonoid quercetin di dalam bawang membantu menyediakan manfaat-manfaat anti-bakterial ini.

Kami sudah melihat studi-studi yang menunjukkan aktivitas anti-bakterial dari bawang dalam hubungannya dengan bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus. (Bakteri-bakteri ini umumnya terlibat di dalam produksi lubang gigi).

Manfaat-manfaat anti-bakterial juga sudah ditunjukkan dibidang penyakit gusi (periodontal) bakteria, termasuk Porphyromonas gingivalis dan Prevotella intermedia. Yang menarik adalah, dalam satu studi, bawang segar, terpotong, mentah itu memiliki efek-efek anti-bakteri pada penyakit gusi ini.

Namun bawang mentah, tidak segar (bawang mentah yang dipotong dan dibiarkan selama 2 hari pada suhu ruangan) tidak menunjukkan sifat-sifat anti-bakteri yang sama, begitu juga dengan bawang segar yang cacah lalu direbus selama 10 menit.

Meski tidak mungkin untuk menarik kesimpulan luas dari satu studi laboratorium, tapi penemuan-penemuan ini menyiratkan bahwa jangka waktu penyimpanan (untuk bawang yang sudah dipotong tapi tidak dimasak) dan durasi expose ke panas (dalam kasus yang melibatkan perebusan selama 10 menit) bisa mempengaruhi sebagian manfaat kesehatan dari bawang.

Untuk alasan tersebut, perlakukan khusus mungkin diperlukan dalam penyimpanan, penanganan, dan pengolahan sayuran allium ini.

Deskripsi

Apa jadinya sebuah dapur tanpa aroma dan rasa yang sangat menyengat dari bawang yang menghiasi hampir semua jenis masakan?

Untungnya, bawang-bawang kuning itu tersedia sepanjang tahun meski varietas-varietas manis memiliki suatu musim tanam yang lebih terbatas dan hanya tersedia beberapa bulan per tahun.

Meski bawang mungkin membuat anda mengeluarkan air mata dan memberikan suatu aroma yang tajam pada napas anda, tapi bawang juga tentu memberikan kesenangan pada selera makan anda.

Bawang, secara ilmiah dikenal sebagai Allium cepa, dipermukaan, tampak sebagai umbi sederhana berlapis kulit-kulit tipis berwarna coklat, putih atau merah; meski terlihat sederhana, dia memiliki suatu rasa yang kuat dan menjadi suatu bagian masakan yang disukai dihampir semua wilayah di dunia.

Kata bawang (onion) berasal dari kata Latin unio, yang berarti "satu," merefleksikan tanaman bawang yang memproduksi satu umbi, tidak seperti sepupunya, bawang putih, yang menghasilkan banyak umbi.

Nama tersebut juga menggambarkan umbi bawang saat dipotong dibagian tengah; itu adalah satu kesatuan (juga dari unio) dari banyak lapisan terpisah, yang disusun secara konsentris.

Bawang bervariasi dalam ukuran, warna dan rasa, tergantung dari varietasnya. Secara umum, terdapat dua jenis bawang besar, berbentuk bola dunia, yang dikelompokkan sebagai bawang musim semi/musim panas atau bawang simpanan.

Kelas resmi menyertakan bawang-bawang yang tumbuh di iklim-iklim hangat dan memiliki ciri rasa yang ringan atau manis. Termasuk di dalam group ini adalah Maui Sweet Onion (dimusim April sampai Juni), Vidalia (dimusim Mei sampai Juni) dan Walla Walla (dimusim Juli dan Agustus).

Bawang-bawang simpanan itu tumbuh di iklim-iklim yang lebih dingin dan, setelah dipanen, mengering selama beberapa bulan, yang membuatnya bisa menghasilkan kulit-kulit yang kering, garing. Secara umum bawang-bawang ini memiliki suatu rasa yang lebih tajam dan biasanya diberi nama menurut warnanya: putih, kuning atau merah.

Bawang-bawang Spanyol termasuk dalam kelompok ini. Selain bawang-bawang besar ini, juga terdapat varietas-varietas yang lebih kecil misalnya bawang hijau, atau scallion, dan bawang pearl.

Secara umum, bawang itu adalah suatu sumber untuk polyphenol, juga flavonoid (suatu sub-bagian polyphenol yang sangat penting).

Bawang juga sangat bervariasi dalam kandungan polyphenol dan flavonoid nya. Umumnya, bawang merah itu lebih tinggi dalam flavonoid total dibanding bawang putih, (dengan bawang kuning berada diantara keduanya).

Sejarah

Bawang itu berasal dari Asia dan Timur Tengah dan telah di budidayakan selama lebih dari 5000 tahun.

Bawang sangat dihormati di Mesir. Mereka bukan cuma menggunakannya sebagai mata uang untuk membayar orang-orang yang membangun pyramid, tapi juga menaruhnya di makam-makam para raja, misalnya Tutankhamen.

Bawang itu sudah dipuja-puja sepanjang masa, bukan cuma karena manfaat kulinernya, tapi juga karena sifat-sifat pengobatannya. Sejak abad ke 6 Masehi, bawang sudah digunakan sebagai obat-obatan di India.

Meski populer dimasa Romawi dan Yunani kuno, tapi bawang itu seringkali ditambahkan dengan bumbu-bumbu lain, karena banyak orang yang menganggapnya tidak cukup pedas.

Tapi, kepedasannya membuat bawang populer diantara orang-orang miskin diseluruh dunia yang bisa menggunakan sayuran murah ini untuk menambah rasa pada makanan-makanan mereka.

Bawang itu adalah suatu sayuran yang sangat penting dalam masakan dari berbagai negara Eropa selama Abad Pertengahan, yang kemudian disajikan sebagai suatu makanan sarapan yang sehat. Christopher Columbus membawa bawang ke West Indies; lalu pembudidayaannya menyebar keseluruh dunia Barat.

Saat ini, China, India, Amerika, Russia, dan Spanyol, adalah produsen-produsen terbesar untuk bawang.

Cara Memilih dan Menyimpan

Pilihlah bawang yang bersih, berbentuk bagus, tidak terbuka pada bagian leher, dan memiliki kulit luar yang renyah, kering. Hindari yang sudah bertunas atau berjamur. Selain itu, bawang yang berkualitas rendah seringkali memiliki noda-noda lembek, lembab, dan bintik-bintik hitam, yang semuanya mungkin mengindikasikan kerusakan.

Karena bawang yang dibudidayakan secara konvensional itu seringkali di radiasi untuk mencegahnya agar tidak bertunas, belilah varietas yang dibudidayakan secara organik setiap kali memungkinkan, untuk menghindari bawang-bawang yang sudah menjalani proses radiasi.

Saat membeli scallion, carilah yang bagian atasnya berwarna hijau, terlihat segar dan tampak renyah namun lembut. Bagian bawah seharusnya berwarna keputihan sepanjang dua sampai tiga inchi. Hindari yang bagian atasnya layu atau kekuningan.

Bawang seharusnya disimpan di dalam ruang yang berventilasi baik pada suhu ruangan, jauh dari panas dan cahaya yang terang.

Kecuali bawang hijau, jangan menyimpan bawang di dalam lemari es. Taruh di dalam keranjang yang tergantung atau mangkuk yang berlubang dengan penyanggah dibagian bawah agar udara bisa mengalir dibawahnya.

Jangka waktu penyimpanan itu bervariasi tergantung jenis bawang. Bawang yang lebih pedas dalam rasa, misalnya bawang kuning, seharusnya bisa tahan sampai satu bulan jika disimpan dengan benar. Bawang jenis ini akan awet lebih lama dibanding yang memiliki rasa manis, karena zat-zat yang menghasilkan rasa tajam membantu untuk mengawetkannya.

Scallion seharusnya disimpan di dalam kantong plastik di dalam lemari es dimana mereka akan tahan selama sekitar satu minggu. Semua bawang seharusnya dijauhkan dari kentang, karena mereka akan menyerap kelembaban dan gas ethylene, yang menyebabkannya jadi lebih mudah membusuk.

Simpan bawang yang sudah dipotong dengan menaruhnya di dalam suatu wadah tertutup; gunakan dalam satu atau dua hari karena bawang yang sudah dipotong cenderung untuk lebih cepat teroksidasi dan kehilangan kandungan gizinya.

Agar rasanya tetap terjaga, bawang yang sudah dimasak sebaiknya disimpan di dalam wadah yang tertutup dimana bawang tersebut bisa disimpan selama beberapa hari; bawang tersebut seharusnya tidak disimpan di dalam wadah yang terbuat dari logam karena mungkin akan menyebabkan warnanya berubah.

Meski bawang yang dikupas dan dipotong itu bisa dibekukan, tapi proses ini akan menyebabkan bawang tersebut jadi kehilangan sebagian rasanya.

Tips untuk Mempersiapkan dan Memasak

Tips untuk Mempersiapkan Bawang

Potong bawang menjadi potongan-potongan ¼ inchi untuk dimasak secara merata dan cepat. Diamkan selama minimal 5 menit untuk membantu meningkatkan manfaat-manfaaat nya bagi kesehatan.

Meski banyak orang yang senang makan bawang, tapi mereka umumnya takut untuk memotongnya karena proses ini biasanya menyebabkan mata menjadi pedih dan berair.

Zat-zat yang menyebabkan mata menjadi pedih tersebut adalah suatu gas khusus yang diberi nama lachrymatory factor (LF). (Nama kimia lengkap untuk gas ini adalah propanthial S-oxide, dan dihasilkan dari suatu zat natural di dalam bawang yang disebut 1-propenyl-L-cysteine sulphoxide.)

Penelitian terbaru telah menunjukkan bawa gas LF itu di bukan dihasilkan melalui aktivitas enzim alliinase, melainkan melalui aktivitas dari suatu enzim khusus yang bernama lachrymatory-factor synthase.

Yang menarik adalah, meski lachrymatory-factor synthase itu adalah enzim yang bertanggung jawab atas produksi gas LF, namun enzim alliinase harus tetap ada agar gas LF bisa diproduksi.

Tentu, tidak lama setelah penemuan enzim ini, para peneliti mulai mencari cara untuk menonaktifkan gen yang bertindak sebagai blueprint untuk enzim ini. Namun, "membungkam" gen tanpa merusak manfaat-manfaat kesehatan dari bawang itu ternyata bukanlah suatu tugas yang mudah.

Meski para peneliti di Jepang telah sukses dalam mematikan gen dan mencegah produksi enzim lachrymatory-factor (sehingga membuka jalan bagi suatu bawang yang diubah secara genetik untuk tidak menghasilkan gas LF dan menyebabkan mata pedih), tapi mereka juga mereka juga merasa yakin bahwa dengan mematikan gen tersebut, akan menyebabkan perubahan-perubahan signifikan di dalam campuran keseluruhan dari molekul-molekul mengandung sulfur yang ada di dalam bawang.

Jika memotong bawang membuat mata anda pedih, ada beberapa trick yang bisa anda gunakan:

  • Gunakan sebuah pisau yang tajam dan selalu potong bawang sambil berdiri; dengan cara ini mata anda akan berada diposisi yang sejauh mungkin.
  • Pertimbangkan untuk memotong bawang di depan sebuah jendela yang terbuka.
  • Jika memotong bawang benar-benar membuat anda menangis, pertimbangkan untuk mengenakan kaca mata.
  • Dinginkan bawang selama satu jam atau lebih sebelum dipotong; cara ini akan memperlambat metabolisme bawang sehingga mengurangi tingkat produksi gas LF.
  • Memotong bawang dibawah air dingin yang mengalir adalah suatu metode yang seringkali digunakan untuk mencegah iritasi pada mata, tapi metode ini tidak dianggap sebagai metode terbaik karena sebagian gizi yang terdapat di dalam bawang bisa hilang ke dalam air yang mengalir.

Keprihatinan Individual

Bawang itu bukanlah suatu makanan yang umumnya menyebabkan alergi, tidak diketahui mengandung jumlah yang terukur untuk oxalates atau purines, dan juga tidak disertakan di dalam Environmental Working Group's 2010 report "Shopper's Guide to Pesticides" sebagai salah satu dari 12 makanan yang paling sering mengandung residu pestisida.

Profil Gizi

Kandungan polyphenol bawang yang menonjol (termasuk flavonoid) itu mungkin adalah kondungan gizi yang paling diremehkan dari sayuran allium ini. Diantara flavonoid, bawang juga menyediakan quercetin dalam jumlah yang sangat besar.

Bawang adalah suatu sumber yang sangat bagus untuk vitamin C pendukung sistem immune. Bawang juga adalah suatu sumber yang bagus untuk manganese pengaktif enzim dan molybdenum serta vitamin B6, serat diet, asam folat dan potassium yang menyehatkan jantung.