Flavonoid

Apa manfaat dari makanan-makanan yang banyak mengandung gizi flavonoid untuk anda?

  • Membantu melindungi saluran darah agar tidak pecah atau bocor
  • Meningkatkan kekuatan vitamin C
  • Melindungi cell-cell dari kerusakan oksigen
  • Mencegah peradangan yang berlebihan di seluruh tubuh

Kejadian apa saja yang bisa mengindikasikan suatu kebutuhan untuk memperbanyak asupan makanan yang tinggi kandungan gizi flavonoid?

  • Mudah memar
  • Hidung sering berdarah
  • Bengkak yang berlebihan setelah cidera
  • Sering terkena flu atau infeksi

Sumber-sumber dari flavonoid itu antara lain: apel, aprikot, blueberrie, pear, raspberrie, strawberrie, black bean, kubis, bawang, daun sup, pinto bean, dan tomat.

Apa itu Flavonoid?

Flavonoid, suatu array luar biasa yang terdiri dari 6.000 zat berbeda yang ditemukan pada hampir semua tumbuhan, itu bertanggung jawab terhadap berbagai warna tanaman yang membuat kita terpesona oleh corak-coraknya yang brilliant yaitu kuning, orange, dan merah.

Di klasifikasikan sebagai pigment-pigment tanaman, flavonoid itu ditemukan pada tahun 1938 saat seorang peneliti Hungaria bernama Albert Szent-Gyorgyi, menggunakan istilah "vitamin P" untuk menggambarkannya.

Kimiawi dari flavonoid itu rumit, dan dalam istilah non-teknis "flavonoid" bisa ditemukan di berbagai kelompok zat kimia. Kelompok ini antara lain flavonols, dihydroflavonols, flavones, isoflavones, flavanones, anthocyanins, dan anthocyanidins.

Di dalam masing-masing kelompok tersebut terdapat ratusan, dan terkadang ribuan flavonoid yang berbeda. Misalnya, flavonid yang terkenal antara lain quercetin, rutin, dan hesperidin, sedangkan flavone yang terkenal antara lain apigenin dan luteolin.

Flavonoid mungkin diberi nama secara langsung setelah nama tanaman yang mengandungnya. Ginkgetin adalah suatu flavonoid dari pohon ginkgo, dan tangeretin adalah suatu flavonoid dari tangerine.

Apa Saja Fungsi dari flavonoid?

Melindungi Struktur Cell-cell

Fungsi terbesar flavonoid di dalam tubuh manusia itu adalah sebagai antioxidant. Dalam kapasitas ini, flavonoid membantu menetralkan molekul-molekul mengandung oksigen yang terlalu reaktif dan mencegahnya agar tidak merusak bagian-bagian dari cell-cell.

Khususnya dalam pengobatan oriental, flavonoid tanaman telah digunakan selama berabad-abad dalam konjungsi dengan sifat-sifat antioxidantnya yang melindungi. Scultellaria root, cornus fruit, licorice, dan green tea adalah contoh-contoh makanan mengandung flavonoid yang banyak digunakan dalam pengobatan oriental.

Meski flavonoid mungkin menggunakan struktur perlindungan cell nya melalui berbagai mekanisme, tapi salah satu dari efek-efek nya yang kuat mungkin melalui kemampuannya untuk meningkatkan level-level dari glutathione, yaitu suatu antioxidant yang ampuh, seperti yang di isyaratkan oleh berbagai studi penelitian.

Mendukung Vitamin C

Hubungan antara flavonoid dan vitamin C ini sebenarnya ditemukan secara tidak sengaja. Dr. Albert Szent-Gyorgyi, peneliti pemenang Hadiah Nobel yang menemukan flavonoid, itu sedang mencoba membuat suatu persiapan vitamin C untuk salah satu dari pasiennya yang mengalami gangguan pada saluran darah.

Persiapan yang dia berikan pada pasien itu tidak 100% murni--mengandung zat-zat lain bersama dengan vitamin C. Dan ternyata, persiapan itu bekerja dengan luar biasa baik.

Kemudian, saat Dr. Szent-Gyorgyi membeli suatu larutan vitamin C murni, dia menemukan bahwa itu tidak efektif untuk pasiennya. Dia curiga bahwa flavonoid itu adalah tambahan ajaib untuk vitamin C dalam persiapan pertamanya yang tidak murni.

Saat ini, penelitian telah mendokumentasikan dengan jelas hubungan synergistic (sama-sama menguntungkan) antara flavonoid dengan vitamin C. Masing-masing zat meningkatkan aktivitas antioxidant dari zat lain, dan banyak fungsi-fungsi yang berhubungan dengan vitamin dari vitamin C itu tampak membutuhkan kehadiran flavonoid.

Mengontrol Peradangan

Peradangan--respon natural tubuh terhadap bahaya atau kerusakan--harus selalu diatur secara hati-hati untuk mencegah aktivasi yang berlebih dari sistem immune dan respon immune yang tidak diharapkan.

Banyak jenis cell yang terlibat dengan sistem immune--termasuk cell-cell T, cell-cell B, cell-cell NK, cell-cell mast, dan neutrophils--telah tampak mengubah perilakunya dalam kehadiran flavonoid.

Pencegahan dari peradangan yang berlebihan tampak menjadi suatu peran kunci yang dimainkan oleh berbagai kategori kimia dari flavonoid.

Aktivitas Antibiotik

Dalam sebagian kasus, flavonoid bisa bertindak secara langsung sebagai antibiotik dengan cara mengganggu fungsi dari micro-organisme misalnya virus atau bakteri. Fungsi antiviral dari flavonoid telah ditunjukkan dengan virus HIV, dan juga virus HSV-1, yaitu suatu virus herpes simplex.

Apa Saja Gejala dari Kekurangan Flavonoid?

Memar yang berlebihan, hidung berdarah, bengkak setelah cidera, dan hemorrhoids (bawasir) bisa menjadi indikasi dari kekurangan flavonoid. Fungsi sistem immune yang melemah, yang ditunjukkan dengan sering demam atau infeksi, juga bisa menjadi suatu tanda dari kekurangan flavonoid dari asupan diet.

Apa Saja Gejala dari Keracunan Flavonoid?

Bahkan dalam jumlah yang sangat tinggi (misalnya, 140 gram per hari), flavonoid tidak tampak menyebabkan efek-efek samping yang tidak diharapkan.

Juga saat ditingkatkan ke level 10% dari total asupan kalori, supplementasi flavonoid tampak tidak menunjukkan keracunan. Studi-studi selama kehamilan juga tidak menunjukkan gangguan-gangguan dengan level asupan flavonoid yang tinggi,

Apa Dampak dari Pengolahan, Penyimpanan, atau Pemrosesan Terhadap Flavonoid?

Panas, tingkat keasaman (pH), dan tingkat pengolahan bisa memberikan suatu dampak dramatis pada kandungan flavonoid di dalam makanan. Misalnya, dibanding potongan bayam segar, bayam yang direbus kehilangan 50% dari kandungan flavonoid nya.

Pada bawang (suatu makanan kurang yang enak), perebusan menghilangkan sekitar 30% dari flavonoid (dan terutama, suatu kelompok flavonoid yang disebut quercitin glycosides). Memasak sayur secara berlebihan itu terutama memiliki efek-efek dramatis pada gizi-gizi kategori ini.

Faktor Apa Saja yang Berkontribusi Terhadap Suatu Kekurangan Flavonoid?

Asupan buah dan sayuran yang kurang--atau asupan rutin dari buah dan sayuran yang telah banyak melalui pemrosesan--itu adalah faktor-faktor umum yang berkontribusi pada kekurangan flavonoid.

Adalah sulit untuk terlalu menekankan dampak dari suatu asupan diet makanan olahan dan tidak utuh. Jika bagian-bagian pulpy, berserat, dari buah-buahan itu dibuang dari jus, dan warna-warna natural dari sayuran kaleng itu hilang selama pemanasan ulang, maka resiko dari kekurangan flavonoid itu sangat meningkat.

Bagaimana Gizi Lain Berinteraksi Dengan Flavonoid?

Saat ini, penelitian dengan jelas telah mendokumentasikan hubungan synergistic (sama-sama menguntungkan) antara flavonoid dengan vitamin C. Masing-masing zat ini saling meningkatkan aktivitas antioxidant dari zat lain, dan banyak dari fungsi yang berhubungan dengan vitamin dari vitamin C itu juga tampak membutuhkan kehadiran flavonoid.

Penyakit Apa Saja yang Membutuhkan Penekanan Khusus pada Flavonoid?

Flavonoid mungkin memainkan suatu peran dalam pencegahan dan atau pengobatan dari penyakit-penyakit berikut ini:

  • Alergi
  • Asthma
  • Atopic dermatitis
  • Candida infection
  • Katarak
  • Diabetes
  • Encok
  • Hemorrhoids (bawasir)
  • Macular degeneration
  • Migraine
  • Periodontal disease
  • Tukak lambung
  • Varicose veins

Makanan Apa Saja yang Menyediakan Flavonoid?

Semua buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, dan bumbu-bumbu itu mengandung flavonoid.

Flavonoid juga ditemukan pada jenis-jenis makanan lain, termasuk dry bean (dimana flavonoid memberikan warna pada red bean, black bean, dan speckled bean) dan grain atau padi-padian (dimana warna yang disediakan oleh flavonoid itu biasanya kuning).

Produk-produk yang dibuat dari makanan-makanna diatas (misalnya, wine dari anggur) itu biasanya juga mengandung berbagai flavonoid.

Meski keluarga flavonoid itu terlalu terlalu kompleks untuk dilaporkan semua koneksinya dengan makanan, tapi menyoroti sebagian itu terutama penting.

Dalam keluarga buah-buahan, buah-buahan berrie adalah yang tertinggi dalam kategori kimia dari flavonoid yang disebut anthocyanins. Black raspberrie, misalnya, mungkin mengandung lebih dari 100 miligram anthocyanin per ons nya.

Green tea memiliki komponen-komponen flavonoid yang disebut catechin yang mungkin mencapai 1.000 miligram (atau 1 gram) per cup.

Secara umum, semakin berwarna komponen-komponen dari suatu makanan--misalnya kulit dari buah-buahan--semakin tinggi konsentrasi flavonoid yang dikandungnya.

Namun, satu pengecualian untuk aturan tersebut adalah pulpy putih di dalam jeruk. Tidak seperti bagian-bagian berair yang berwarna orange dari buah ini, yang mengandung semua vitamin C nya, flavonoid-flavonoid dari jeruk itu di temukan di dalam bagian pulpy putih di dalam kulit dan disekitar belahan-belahan.

Apa Saja Rekomendasi Kesehatan Publik Saat ini untuk Flavonoid?

Saat ini tidak ada rekomendasi-rekomendasi kesehatan publik untuk flavonoid.