Anorexia Nervosa

Anorexia nervosa, yang biasanya dirujuk sebagai anorexia saja, adalah suatu jenis gangguan pola makan.

Yang lebih penting lagi, anorexia itu juga adalah suatu gangguan psikologis.

Anorexia itu adalah suatu kondisi yang terlalu mencemaskan tentang obesitas atau berdiet secara tidak terkontrol.

Seseorang yang menderita anorexia seringkali awalnya mulai berdiet hanya untuk mengurangi berat badan. Seiring waktu, pengurangan berat badan menjadi suatu tanda dari penguasaan dan kontrol.

Dorongan keinginan untuk menjadi lebih langsing itu sebenarnya sekunder dibanding kecemasan mengenai kontrol dan atau rasa takut yang berhubungan dengan tubuh seseorang.

Orang-orang yang secara kontinyu terlibat di dalam siklus pembatasan makan, yang seringkali ditemani oleh perilaku misalnya berolahraga atau menggunakan pill-pill diet secara berlebihan untuk memicu hilangnya nafsu makan, dan atau diuretic, laxative, atau enema agar bisa mengurangi berat badan, seringkali sampai pada suatu titik yang mendekati kelaparan agar bisa merasakan suatu perasaan pengontrolan terhadap tubuhnya.

Siklus ini menjadi suatu obsesi dan, dengan cara ini, itu mirip dengan suatu kecanduan.

Siapa yang Beresiko untuk Anorexia Nervosa?

Diperkirakan, 95% dari mereka yang terjangkiti anorexia itu adalah wanita, paling sering adalah gadis remaja, tapi pria juga bisa mengembangkan penyakit ini. Meski anorexia itu biasa mulai mewujudkan diri selama masa remaja, tapi dia juga terlihat pada anak-anak dan orang dewasa.

Di U.S. dan negara-negara lain dengan status ekonomi yang tinggi, diperkirakan bahwa sekitar satu dari setiap 100 gadis remaja itu memiliki penyakit ini. Caucasian (orang kulit putih) adalah yang paling sering terjangkiti dibanding ras-ras lain, dan anorexia itu lebih umum pada kelompok-kelompok sosial ekonomi menengah atas.

Menurut the U.S. National Institute of Mental Health (NIMH), statistik-statistik lain mengenai penyakit ini menyertakan fakta bahwa diperkirakan 0,5% sampai 3,7% wanita akan menderita penyakit ini pada beberapa tahap dalam kehidupan mereka. Sekitar 0,3% pria itu mungkin akan mengembangkan anorexia dalam masa hidup mereka.

Banyak ahli yang menganggap orang-orang yang sangat menginginkan tubuh yang langsing, atau suatu keharusan profesional (misalnya atlit dalam bidang olahraga misalnya senam, gulat, dan jockey, juga model, penari, dan aktor), itu beresiko mengalami gangguan-gangguan pola makan misalnya anorexia nervosa.

Para perawat kesehatan profesional itu biasanya mendorong untuk memberikan fakta-fakta mengenai bahaya dari anorexia melalui pendidikan terhadap pasien mereka dan publik umum sebagai sarana-sarana pencegahan gangguan pola makan ini dan gangguan-gangguan lainnya.

Apa Saja Penyebab Anorexia Nervosa?

Saat ini, belum ada penyebab pasti dari anorexia nervosa. Namun, penelitian di dalam bidang-bidang medis dan psikologis masih terus menjelajahi berbagai kemungkinan penyebab.

Studi-studi menyiratkan bahwa suatu komponen genetik (faktor keturunan) mungkin memainkan suatu peranan yang lebih signifikan di dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap anorexia dibanding perkiraan awal.

Para peneliti saat ini sedang mencoba untuk mengidentifikasi genetik atau gen-gen tertentu yang mungkin mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengembangkan penyakit ini, dan studi-studi tahap awal menyiratkan bahwa suatu genetik yang berlokasi pada chromosome 1p sepertinya terlibat di dalam menenukan kerentanan seseoang terhadap anorexia nervosa.

Bukti lain telah menunjukkan suatu disfungsi di dalam bagian dari otak yang disebut hypothalamus (yang mengatur proses-proses metabolic tertentu), sebagai faktor yang berkontribusi terhadap pengembangan anorexia.

Studi-studi lain telah menyiratkan bahwa mungkin terjadi ketidak seimbangan di dalam level-level neurotransmitter (kimiawi otak yang terlibat di dalam pengiriman sinyal dan proses pengaturan) di dalam otak orang yang menderita anorexia.

Masalah-masalah pemberian makan sebagai bayi, suatu sejarah umum dari kurang makan, dan gejala-gejala maternal depressive, cenderung untuk menjadi faktor-faktor resiko bagi pengembangan anorexia.

Karakteristik-karakteristik personal lainnya yang bisa mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan anorxia antara lain suatu level yang tinggi dari perasan-perasaan negatif dan perfeksionis.

Bagi banyak orang yang menderita anorexia, siklus destruktif dimulai dengan tekanan untuk menjadi langsing dan menarik. Sebuah self-image yang buruk menjadi penyebab masalah. Orang yang menderita suatu gangguan pola makan manapun itu lebih mungkin untuk menjadi korban dari penganiayaan masa kanak-kanak.

Meski sebagian profesional masih mempertahankan pendapat bahwa perselisihan keluarga dan tuntutan-tuntutan yang tinggi dari orang tua itu bisa menempatkan seseorang pada resiko untuk mengembangkan penyakit ini, tapi semakin banyak bukti yang menentang bahwa keluarga adalah penyebab anorexia, hingga sampai ke titik dimana organisasi-organisasi profesional kesehatan mental tidak lagi berpedoman pada teori tersebut.

Kemungkinan faktor-faktor yang melindung terhadap pengembangan anorexia antara lain high maternal body mass index (BMI) juga rasa percaya diri personal yang tinggi.

Bagaimana Anorexia Nervosa di Diagnosa?

Anorexia nervosa bisa menjadi suatu penyakit yang sulit untuk di diagnosa, karena orang yang menderita anorexia itu seringkali mencoba menyembunyikan penyakit ini. Penyangkalan dan merahasiakan seringkali menemani gejala-gejala lain.

Adalah hal yang tidak umum bagi orang yang menderita anorexia untuk mencari bantuan dari profesional karena orang tersebut biasanya tidak mau menerima fakta bahwa dia memiliki suatu masalah (penyangkalan).

Dalam banyak kasus, diagnosis aktual itu tidak dilakukan sampai komplikasi-komplikasi medis telah berkembang. Penderita anorexia itu seringkali dibawa ke seorang dokter oleh anggota keluarganya hanya setelah terjadi penurunan berat badan yang menyolok.

Saat penderita anorexia akhirnya datang untuk mendapat perhatian dari perawat kesehatan profesional, mereka kurang memiliki wawasan mengenai masalah yang dihadapinya, meski sudah sangat kurang gizi dan mungkin tidak bisa diandalkan dalam hal memberikan informasi yang akurat.

Karenanya, seringkali diperlukan untuk mendapatkan informasi dari orang tua, rekan, atau anggota keluarga lain agar bisa mengevaluasi tingkat dari pengurangan berat badan dan keparahan dari penyakit.

Profesional-profesional kesehatan terkadang akan memberikan kuisioner untuk anorexia sebagai bagian dari screening untuk penyakit.

Gejala-gejala awal dari pengembangan anorexia atau salah satu dari gangguan pola makan itu antara lain ketertarikan yang berlebihan dalam berdiet atau kelangsingan tubuh.

Satu contoh dari ketertarikan tersebut antara lain suatu gerakan yang disebut "thinspiration," yang menganjurkan kelangsingan ekstrem sebagai suatu pilihan gaya hidup dibanding sebagai suatu gejala penyakit.

Ada banyak wen site yang mencoba untuk menginspirasi orang lain ke arah kelangsingan ekstrem dengan memberikan informasi mengenai cara mencapai target tersebut, photo-photo dari orang-orang terkenal, para selebritis yang sangat langsing, dan testimoni, juga gambar-gambar sebelum dan sesudah dari orang-orang yang memuja kelangsingan ekstrem.

Kriteria aktual untuk anorexia nervosa itu di temukan dalam the American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR).

Ada empat kriteria dasar untuk diagnosis dari anorexia nervosa yang khas:

  • Penolakan untuk mempertahankan berat tubuh atau diatas suatu berat normal minimal untuk usia dan tinggi badan (mempertahankan suatu berat tubuh yang kurang dari 85% dari berat badan yang diharapkan).
  • Suatu ketakuran yang intens terhadap penambahan berat badan atau menjadi gemuk, meski orang tersebut underweight.
  • Persepsi diri yang sangat menyimpang, penekanan yang berlebihan terhadap berat tubuh dalam self-assessment, dan pengurangan berat badan yang diminimalkan atau sama sekali tidak diakui.
  • Pada wanita yang sudah mulai mengalami siklus menstruasi, setidaknya tiga periode berurutan itu terlewat (amenorrhea), atau periode-periode menstrual hanya terjadi setelah diberikan suatu hormon.

The DSM-IV-TR lebih jauh mengidentifikaasi dua sub-jenis dari anorexia nervosa:

  1. Dalam jenis binge-eating/purging, penderita secara rutin terlibat di dalam perilaku binge eating atau purging yang melibatkan pemicuan untuk muntah oleh diri sendiri atau penyalah gunaan laxative, diuretic, atau enema selama episode anorexia.
  2. Dalam jenis pembatasan, penderita secara sangat ketat membatasi asupan makanan tapi tidak terlibat secara rutin dalam perilaku yang terlihat di dalam jenis binge-eating.

Agar bisa mendiagnosa anorexia, para profesional kesehatan membedakan penyakit ini dari suatu gejala penyakit medis atau gangguan pola makan lain.

Sebagai suatu gejala penyakit medis, istilah anorexia (lebih secara umum, dibanding anorexia nervosa, kondisi yang di diskusikan dalam artikel ini) digambarkan sebagai keinginan mengurangi berat badan yang mungkin mengakibatkan penyakit serius yang mungkin akhirnya menyebabkan pasien menjadi sakit.

Tidak seperti anorexia nervosa jenis binge-eating/purging, bulimia nervosa tidak menghasilkan pengurangan berat badan dibawah berat badan normal minimal.

Bulimia nervosa itu dicirikan dengan episode-episode dari memakan makanan dalam jumlah yang sangat signifikan yang penderita anggap mereka tidak mampu menghentikan diri untuk terlibat di dalamnya (binge), lalu diganti dengan episode-episode dari percobaan untuk melawan binge dengan menggunakan perilaku yang tidak tepat (purging) misalnya memicu muntah, penyalah gunaan obat-obatan, berpuasa, dan atau berolahraga secara berlebihan.

Sebagian besar orang yang menderita suatu gangguan pola makan itu tidak benar-benar pas ke dalam diagnosa dari anorexia maupun bulimia, dan karenya di kelompokkan sebagai penderita dari gangguan pola makan, bukan yang dispesifikasikan sebaliknya (EDNOS).

Sebagai contoh, orang yang menderita gangguan binge-eating mengalami episode-episode dari binge eating tapi tidak terlibat secara rutin dalam perilaku purging atau pembatasan.

Apa Saja Gejala dan Tanda Anorexia (Psikologis dan Perilaku)?

Anorexia bisa memberikan dampak psikologis dan perilaku yang berbahaya pada semua aspek dari kehidupan penderitanya dan juga bisa mempengaruhi anggota keluarga lainnya:

  • Penderita anorexia bisa menjadi sangat kurus, yang bisa mengarah pada depresi dan penarikan sosial.
  • Penderita anorexia bisa menjadi lekas marah dan kesal serta sulit berinteraksi dengan orang lain.
  • Tidur bisa jadi terganggu dan mengarah pada rasa lesu di siang hari.
  • Perhatian dan konsentrasi bisa berkurang.
  • Sebagian besar penderita anorexia menjadi terobsesi dengan makanan dan pemikiran-pemikiran mengenai makanan. Mereka terus memikirkannya dan menjadi compulsive tentang pilihan makanan mereka atau ritual-ritual makan. Mereka mungkin mengumpulkan berbagai resp, memotong-motong makanannya menjadi potongan-potongan yang sangat kecil, secara teliti mempersiapkan makanan-makanan yang tinggi kalori untuk orang lain, atau menimbun makanan. Selain itu, mereka mungkin menunjukkan obsesi dan atau pemaksaan yang berhubungan dengan makanna, berat badan, atau bentuk tubuh yang memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan obsessive compulsive.
  • Masalah-masalah psikologis lainnya juga umum pada penderita anorexia nervosa, termasuk gangguan-gangguan mood, kecemasan, dan kepribadian.
  • Umumnya, penderita anorexia itu mengeluh tentang semua aspek dari kehidupannya kecuali untuk hubungannya dengan makanan. Terkadang, mereka terlalu mengeluh, sampai ke tingkat dimana mereka memiliki persepsi diri yang kurang. Mereka seringkali sangat menginginkan dan mengejar kesempurnaan. Mereka biasanya berprestasi di sekolah dan mungkin seringkali terlalu menyibukkan diri dalam berbagai aktivitas. Keluarga-keluarga dari penderita anorexia itu seringkali tampak "sempurna." Penampilan-penampilan fisik itu penting bagi penderita anorexia. Performa dalam bidang-bidang lain juga ditekankan, dan mereka seringkali berprestasi tinggi di banyak bidang.
  • Sementara kontrol dan kesempurnaan itu adalah issue-issue yang kritis bagi penderita anorexia, sedangkan aspek-aspek lain dari kehidupan mereka selain kebiasaan-kebiasaan makan mereka itu serigkali juga diluar kontrol. Banyak yang, atau sudah sampai pada tahap dalam kehidupan mereka, mengalami kecanduan-kecanduan pada alkohol, obat-obatan, dan judi. Dorongan-dorongan terlibat dalam sex, berolahraga, pekerjaan rumah, dan berbelanja itu adalah hal yang umum. Khususnya, penderita anorexia itu seringkali berolahraga secara compulsive untuk mempercepat proses penurunan berat badan.
  • Gejala-gejala anorexia pada pria cenderung untuk terjadi dengan gangguan-gangguan psikologis lain dan lebih umum di ikuti dengan suatu periode dari menjadi lebih overweight dibanding wanita. Pria penderita anorexia cenderung untuk lebih mungkin memiliki body image yang menyimpang.
  • Dibanding gejala-gejala pada pria, gejala-gejala anorexia pada wanita itu cenderung lebih sering termasuk suatu perasaan tidak senang dengan tubuh mereka dan kemungkinan hasrat yang lebih kuat untuk menjadi langsing. Wanita penderita anorexia juga cenderung untuk lebih perfeksionis dan cooperative.

Selain efek-efek mental dari anorexia, efek-efek fisik dari penyakit ini pada anak-anak dan remaja termasuk sejumlah issue yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan berkaitan erat dengan kelompok usia ini.

Contoh-contoh berbagai gejala dan tanda dari anorexia pada anak-anak dan remaja bisa menyertakan suatu pelambatan dalam peningktan natural dari tinggi badan atau pelambatan peningkatan dalam pengembangan fungsi-fungsi tubuh lainnya.

Semua fitur ini bisa mempengaruhi aktivitas-aktivitas seseorang secara negatif. Berkurangnya ketertarikan dalam aktivitas-aktivitas sebelumnya bisa terjadi. Sebagian penderita juga memiliki gejala-gejala yang memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan depressive utama.

Apa Saja Gejala, Tanda, dan Komplikasi Aneroxia (Fisik)?

Sebagian besar komplikasi medis dari anerixa nervosa itu diakibatkan oleh kelaparan. Beberapa organ itu mengalami kemunduran secara progresif:

  • Sistem jantung dan peredaran darah. Meski tidak mengancam nyawa, tapi suatu pelambatan detak jantung yang tidak normal (bradycardia) dan biasanya tekanan darah tidak normal (hypotension) itu seringkali adalah perwujudan dari kelaparan dan umumnya berhubungan dengan anorexia. Signifikansi yang lebih besar adalah gangguan-gangguan di dalam irama detak jantung (arrhythmia). Suatu pengurangan di dalam kapasitas kerja dari jantung itu berhubungan dengan pengurangan berat badan dan kelaparan yang parah.
  • Komplikasi-komplikasi saluran pencernaan itu juga berhubungan dengan anorexia. Konstipasi dan sakit perut itu adalah gejala-gejala yang paling umum. Tingkat di mana makanan itu diserap ke dalam tubuh jadi melambat. Kelaparan dan penggunaan laxative yang berlebihan bisa sangat mengganggu fungsi-fungsi normal tubuh yang terlibat di dalam proses pembuangan. Meski fungsi liver itu umumnya ditemukan normal, tapi ada bukti bahwa sebagian penderita anorexia mengembangkan perubahan-perubahan di dalam level enzim-enzim dan kerusakan umum pada liver.
  • Sistem glandular (endocrine) di dalam tubuh itu sangat terpengaruh oleh anorexia. Proses-proses fisik dan kimiawi rumit yang terlibat di dalam mempertahankan hidup bisa jadi terganggu, dengan dampak-dampak yang serius. Gangguan-gangguan di dalam siklus menstruasi itu sering terjadi, dan amenorrhea (ketiadaan periode-periode menstrual) sekunder mempengaruhi sekitar 90% dari gadis remaja yang menderita anorexia. Periode-periode menstruasi biasanya akan kembali dengan penambahan berat badan dan pengobatan yang sukses. Ketidak seimbangan hormon itu juga ditemukan pada pria penderita anorexia. Pembatasan makan secara kontinyu bisa membuat thyroid jadi mengira bahwa tubuh sedang kelaparan, hingga menyebabkannya untuk memperlambat dalam usaha untuk menghemat kalori. Saat anorexia terjadi pada seseorang yang memiliki diabetes melitus (kecenderungan pada level gula darah yang tinggi), maka resiko kematian itu lebih tinggi dibanding orang yang anorexia saja atau diabetes saja.
  • Fungsi ginjal (renal) mungkin tampak normal. Namun, ada perubahan yang signifikan di dalam fungsi ginjal pada banyak penderita anorexia, mengakibatkan peningkatan atau penurunan urinasi atau berpotensi sangat kekurangan potassium. Efek-efek jangka panjang lain mungkin adalah diabetes insipidus, yang di cirikan dengan buang air kecil yang berlebihan dan rasa haus yang ekstrem.
  • Kehilangan kepadatan tulang (osteopenia atau penipisan tulang) itu adalah suatu komplikasi yang signifikan dari anorexia, karena wanita mendapatkan 40%-60% massa tulang mereka selama remaja. Studi-studi telah menunjukkan bahwa kehilangan tulang bisa terjadi cukup cepat pada gadis penderita anorexia. Meski sebagian studi telah menunjukkan bahwa kehilangan kepadatan tulang itu mungkin bisa dikembalikan jika kesehatan umum meningkat dan anorexia berhasil diobati, namun studi-studi lain menyiratkan bahwa suatu peningkatan resiko untuk patah mungkin tetap ada di kehidupan nantinya.
  • Penderita anorexia yang menggunakan laxative dalam jumlah besar atau yang sering muntah itu beresiko mengalami ketidak seimbangan electrolyte, yang bisa memiliki dampak-dampak yang mengancam nyawa.
  • Anemia itu sering ditemukan pada penderita anorexia. Selain memiliki cell-cell darah merah yang lebih sedikit, penderita anorexia itu cenderung memiliki jumlah cell darah putih yang lebih rendah, yang memainkan suatu peran dalam melindungi tubuh dari pengembangan berbagai infeksi. Menurunnya immunitas dan suatu resiko yang tinggi untuk infeksi itu di duga namun tidak terbukti secara klinis sebagai bahaya dari anorexia.
  • Berbeda dari apa yang mungkin diharapkan, anorexia nervosa itu berhubungan dengan suatu level kolesterol total yang tinggi.
  • Gejala-gejala fisik lain, selain dari pengurangan berat badan yang tampak jelas, bisa terlihat. Anorexia mungkin menyebabkan kulit kering, keriput. Rambut-rambut halus tumbuh pada wajah, punggung, lengan, dan kaki. Meski mengalami pertumbuhan rambut baru ini, tapi kerontokan rambut pada kepala itu umum. Kuku bisa menjadi rapuh. Sering muntah bisa mengikis email gigi dan akhinya mengarah pada gigi tanggal. Penderita anorexia mungkin juga mengembangkan kesulitan untuk mengatur suatu suhu tubuh yang konsisten.

Pengobatan Apa yang Tersedia untuk Anorexia Nervosa?

Anorexia mungkin dirawat dalam suatu setting rawat jalan, atau rawat inap mungkin diperlukan.

Bagi seseorang yang mengalami pengurangan berat badan parah sehingga mengganggu fungsi-fungsi organ, perawatan inap awalnya harus di fokuskan untuk memperbaiki kekurangan gizi, dan pemberian makan melalui pembuluh darah atau tube yang melewati mulut mungkin diperlukan.

Suatu penambahan berat badan antara 1 sampai 3 pound itu aman dan target yang bisa dicapai saat kekurangan gizi harus diperbaiki. Terkadang, penambahan berat badan itu di capai dengan menggunakan penjadwalan untuk makan, pengurangan aktivitas fisik, dan peningkatan aktivitas sosial, entah dalam suatu basis inpatient ataupun outpatient.

Bagi individu yang menderita anorexia selama beberapa tahun, target-target pengobatan mungkin perlu untuk dicapai secara lebih lambat agar bisa mencegah kambuhnya anorexia sebagai hasi dari menjadi kewalahan oleh pengobatan.

Akan tetapi, pengobatan keseluruhan dari anorexia, harus lebih difokuskan pada lebih dari sekedar penambahan berat badan. Ada berbagai metode pengobatan yang bergantung pada sumber-sumber yang tersedia bagi individual.

Karena peningkatan dalam batasan-batasan asuransi, banyak pasien yang menemukan bahwa suatu rawat inap singkat yang di ikuti dengan partisipasi dalam suatu program pengobatan satu hari adalah alternatif yang efektif untuk program-program inpatient yang lebih lama.

Namun, sebagian besar individu, awalnya mencari pengobatan outpatient yang juga melibatkan pengobatan secara psikologis selain intervensi medis.

Adalah umum untuk terlibat dalam suatu team pengobatan multi disiplin yang terdiri dari seorang profesional perawatan medis, seorang ahli diet atau nutrisionis, dan seorang profesional perawatan kesehatan mental.

Berbagai jenis terapi psikologis telah digunakan untuk mengobati penderita anorexia. Terapi individual, terapi perilaku kognitif, terapi kelompok, dan terapi keluarga itu semuanya telah sukses dalam mengobati anorexia.

Pada remaja, penelitian menunjukkan bahwa Maudsley model dari terapi keluarga itu terutama efektif dalam mengobati gangguan ini dalam populasi ini.

Berbeda dengan banyak pendekatan di masa lalu untuk pengobatan, pendekatan-pendekatan Maudsley model memandang keluarga dari penderita anorexia lebih sebagai bagian dari solusi dibanding sebagai bagian dari penyebab.

Dengan panduan tertentu yang dilakukan secara berlanjut dari team profesional kesehatan mental, pendekatan ini telah membuat keluarga untuk ikut secara aktif membantu orang yang mereka cintai agar mau makan dalam suatu sikap yang lebih sehat.

Semua metode pengobatan yang tepat ditujukan untuk mengatasi issue-issue mengenai kontrol, perfeksionisme, dan persepsi diri. Dinamika keluarga itu diselidiki. Pendidikan gizi menyediakan suatu alternatif yang sehat untuk manajemen berat badan bagi pasien.

Counseling kelompok atau dukungan kelompok mungkin membantu penderita anorexia dalam proses penyembuhan. Target utama dari pengobatan seharusnya adalah membuat penderita anorexia mau menerima dirinya dan menjalani suatu kehidupan yang sehat secara fisik dan emosional.

Apa Prognosis (outcome) dari Anorexia Nervosa?

Anorexia itu adalah kondisi-kondisi psikologis yang memiliki tingkat kematian tertinggi, dengan suatu perkiraan tingkat kematian mencapai 6% akibat berbagai kompliasi dari penyakit.

Penyebab umum dari kematian pada penderita anorexia adalah komplikasi-komplikasi medis dari kondisi misalnya cardiac arrest dan ketidak seimbangan electrolyte. Bunuh diri adalah suatu penyebab kematian dari penderita anorexia.

Dalam ketiadaan semua gangguan kepribadian, penderita anorexia yang berusia lebih muda itu cenderung untuk menjadi lebih baik seiring waktu dibanding rekan-rekannya.

Diagnosis dan pengobatan dini bisa meningkatkan prognosis secara keseluruhan pada penderita anorexia.

Meski sebagian besar pengobatan psikologis hanya memberikan sedikit efek pada gejala-gejala tertentu dari anorexia, namun peningkatan dalam hubungan gejala-gejala yang berhubungan dengan gejala (misalnya kecemasan dan depresi) bisa membantu penderita anorexia untuk lebih aktif terlibat dalam pengobatan dan memiliki suatu efek yang lebih kuat dan positif pada peningkatan yang ditunjukkan penderita anorexia seiring waktu.

Dengan pengobatan yang tepat, sekitar setengah dari mereka yang menderita anorexia akan berhasil sembuh total.

Sebagian orang mengalami suatu pola fluktuasi dari penambahan berat badan yang di ikuti dengan kekambuhan, sedangkan yang lain mengalami suatu arah penurunan progresif dari penyakit selama bertahun-tahun, dan yang lainnya masih tetap tidak pernah bisa sembuh total.

Diperkirakan bahwa sekitar 20% dari penderita anorexia itu tetap sakit secara kronis akibat kondisi ini.

Sama seperti banyak penyakit mental lainnya yang memiliki gejala-gejala kecanduan, butuh usaha hari demi hari untuk mengontrol dorongan untuk kambuh. Banyak penderita yang akan membutuhkan pengobatan berlanjut untuk anorexia selama beberapa tahun, dan sebagian mungkin membutuhkan pengobatan sepanjang hidup mereka.

Faktor-faktor yang sepertinya memprediksi penyembuhan yang lebih sulit dari anorexia antara lain perilaku vomiting dan purging lainnya, bulimia nervosa, dan gejala-gejala gangguan kepribadian obsesif. Semakin lama penyakit ini berlanjut, semakin sulit juga untuk diobati.

Bagaimana Cara Mencegah Anorexia Nervosa?

Meski mendidik publik mengenai pentingnya manfaat-manfaat kesehatan dari nutrisi yang tepat itu umumnya bermanfaat, tapi kurang membantu dalam pencegahan dari gangguan-gangguan pola makan dan masalah-masalah body-image lainnya.

Pendekatan-pendekatan yang lebih efektif itu adalah penambahan pendidikan mengenai bias dari image-image media tentang tingkat kelangsingan yang berlebihan sebagai sesuatu yang di inginkan.

Membantu orang-orang menginternalisasi suatu self-image dan perilaku-perilaku sehat yang tidak konsisten dengan mereka yang mengalami gangguan-gangguan pola makan itu juga adalah metode-metode yang efektif untuk pencegahan anorexia.

Masa Depan Anorexia Nervosa

Dengan kompleksitas dari anorexia dan betapa banyak orang yang menderita penyakit ini masih terus mengalaminya meski mendapatkan pengobatan, para peneliti mencari pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana penyakit ini berkembang dan cara efektif untuk mengobatinya.

Sebagai contoh, saat penderita anorexia cenderung untuk memiliki level cortisol yang rendah di dalam darah mereka, dan perilaku misalnya berdiet dan berolahraga cenderung meningkat, memberikan supplement cortisol pada penderita anorexia itu sedang diteliti dengan beberapa kesuksesan.

Pendekatan terbaik untuk psikoterapi pada orang dewasa yang menderita anorexia, kemungkinan manfaat dari program 12 langkah dalam pengobatan, peranan genetik dalam pengembangan penyakit ini, dan efektivitas dari obat-obatan untuk anorexia itu adalah bidang-bidang lain dari penelitian yang masih perlu dilanjutkan.