The Biggest Loser Diet
Sensasi TV The Biggest Loser, yang menampilkan para kontentant obesitas dalam pencariannya untuk mengurangi berat badan, telah mendorong ditulisnya sebuah buku, The Biggest Loser Diet, ditambah sebuah club diet online keanggotaan berbayar. Di dasarkan pada sebuah diet rendah kalori dengan pengurangan karbohidrat, program diet ini menekankan pada olahraga dan mengurangi kalori saat anda bergerak semakin maju.
The Biggest Loser Diet: Apa itu?
Versi “home game” dari acara realitas TV yang bergantung pada suatu diet yang tinggi dalam protein (dairy rendah lemak dan pilihan-pilihan vegan misalnya kacang-kacangan, legumes, dan kedele termasuk dalam kategori ini), sayuran dan buah. Dengan mengurangi jumlah kalori yang anda konsumsi dan meningkatkan jumlah yang anda bakar melalui olahraga harian, anda menciptakan suatu deficit kalori, perhitungan yang melatar belakangi setiap diet yang sukses.
The Biggest Loser Diet: Bagaimana Cara Kerjanya?
Anda mengikuti suatu landasan piramida makanan dari the U.S. Department of Agriculture dengan menciptakan menu harian yang terdiri dari empat porsi (atau lebih) buah dan sayuran, tiga porsi protein, dua porsi whole grain, dan satu porsi protein 200 kalori dari suatu kelompok makanan yang dilarang, semuanya mulai dari lemak atau mentega sampai ke dessert atau minuman non-alkohol.
Yang menarik di sini adalah ukuran dari satu porsi protein; masing-masing sebanyak 1 cup atau 8 ons, dimana itu dianggap lebih besar dibanding anjuran USDA yakni 3 ons misalnya untuk ayam, daging, dan ikan.
Namun, diet yang diciptakan oleh Michael Dansinger, MD, ahli gizi Cheryl Forberg, RD, pelatih Bob Harper dan Jillian Michaels, dan Maggie Greenwood-Robinson, ini menganjurkan dua porsi protein kaya kalsium, dairy rendah lemak untuk wanita yang berada dalam menopause. Dengan mengikuti strategi ini akan mengurangi kalori dan meningkatkan jumlah kalsium untuk semua peserta diet.
Batas kalori harian anda secara keseluruhan pada saat memulai diet adalah sama dengan berat badan anda saat ini dalam pound dikali tujuh. Strategi tidak biasa lainnya yaitu anda akan semakin menurunkan jumlah asupan kalori saat berat badan anda semakin menurun untuk menghindari plateau-plateau, idenya adalah bahwa saat berat anda semakin berkurang, anda perlu semakin mengurangi jumlah kalori yang dimakan agar berat badan anda tetap menurun.
The Biggest Loser Diet: Pro
- Diet ini menekankan pada empat kelompok makanan yang lebih sehat. “Diet ini menyertakan karbohidrat-karbohidrat yang ingin kita dapatkan — buah, sayuran, dan whole grain,” kata Barbara Schmidt, MS, RD, seorang spesialis gaya hidup di Norwalk Hospital dan ahli gizi dalam praktek pribadi di New Canaan, Conn.
Susan Kraus, MS, RD, seorang ahli gizi di Hackensack University Medical Center, N.J., menambahkan “Mengeliminasi starches dan gula olahan itu akan bermanfaat. Karena jenis makanan tersebut bertindak sebagai stimulant — begitu anda memakannya sedikit, akan mendorong anda untuk makan lebih banyak. Proteinnya di distribusikan sepanjang hari agar mendapatkan efek yang lebih stabil pada gula darah. Itu saja sudah memiliki beberapa efek yang memuaskan.”
- Berolahraga adalah bagian integral. “Saya menjalankan beberapa kelas pengurangan berat badan, dan para peserta akan menanyakan ‘Kenapa di The Biggest Loser pesertanya bisa mengurangi sebanyak 10 pound dalam satu minggu?’ Saya akan menjawab, ‘Anda lupa bahwa mereka berolahraga selama 8 jam per hari tapi disini saya tidak bisa membuat anda berolahraga selama 30 menit,” kata Schmidt. “Target saya adalah untuk membuat orang-orang memulai dengan 20 sampai 30 menit lima kali seminggu dan meningkatkannya hingga satu jam. Namun, satu jam akan menjadi maksimal karena ada suatu hukum mengenai hasil-hasil yang menurun.”
The Biggest Loser Diet: Contra
- Kalori yang ditetapkan itu sangat rendah. “Contoh-contoh di dalam buku itu untuk 1.200 sampai 1.800 kalori per hari, tapi cara mereka menentukan bagaimana kalori dikonsumsi itu adalah suatu kalkulasi yang rendah — enam kali berat badan anda pada show dan tujuh kali di dalam buku,” kata Kraus. “Para ahli gizi memiliki rumus yang berbeda-beda. Kita biasanya memperkirakan 10 kalori per pound untuk orang yang tidak banyak bergerak, jadi untuk orang berbobot 150 pound, 1.050 kalori mereka, dibanding saran kami, 1.500, itu sangat rendah. Apakah mereka mengatakan dari mana berat itu berasal? Anda akan kehilangan jaringan-jaringan lemak, tapi disaat yang sama anda juga akan kehilangan beberapa jaringan otot.”
“Kita tahu dari bekerja dengan para pasien bariatrik bahwa jika mereka tidak meningkatkan intensitas latihan, maka berat badan mereka akan mencapai plateau,” lanjut Kraus. “Namun, jika anda ingin membentuk jaringan-jaringan otot, anda harus menambahkan karbohidrat untuk bahan bakar dan protein untuk membangun otot. Berapa banyak olahraga yang bisa anda lakukan jika anda tidak mendapatkan jumlah bahan bakar yang sama atau lebih besar?”
Schmidt menjelaskan, “Otot adalah apa yang menjaga metabolisme anda agar tetap bekerja secara efisien. Saat anda mengurangi jumlah kalori, ditambah lagi jika anda tidak mendapatkan protein yang cukup, maka tubuh anda akan mulai mencerna massa otot, metabolisme anda melambat dan anda berakhir dengan mendapatkan lemak yang lebih banyak dalam proporsi.”
- Diet anda mungkin kekurangan gizi. “Saya tidak suka orang-orang mendapatkan kurang dari 1.200 kalori per hari,” kata Schmidt. “Dibawah 1.200 kalori, anda tidak akan mendapatkan vitamin dan mineral yang cukup di dalam diet anda.”
Dan kata Kraus, “Anda sangat perlu untuk memimum suatu supplement multivitamin demi suatu keamanan akibat dari diet yang ketat dan pertanyaan apakah semua gizi yang anda butuhkan itu terpenuhi. Kalsium dengan vitamin D juga perlu diminum, serta suatu omega-3 untuk anti-peradangan dan efek-efek jantung sehat.” Bicarakan dengan dokter anda tentang semua kebutuhan lain yang mungkin anda miliki.
- Harapan-harapan anda mungkin tidak realistis. Schmidt mengingatkan klien-klien nya bahwa tugas dari para kontestant di TV itu hanyalah untuk mengurangi berat badan dan berolahraga. Mereka tidak akan melakukan pekerjaan harian dan mencoba untuk fit dalam berdiet dan berolahraga — mereka hanya perlu menjadi kontestant. “Mereka berolahraga delapan jam per hari — itulah pekerjaan mereka,” kata Schmidt.
Meski pengurangan berat badan dari para peserta diet di TV itu mengesankan, tapi penting untuk diingat bahwa mereka itu telah di asingkan, mendapat makanan yang di berikan pada mereka, berolahraga dengan keras, dan dilatih secara terus menerus — jauh dari situasi hidup keseharian pada peserta diet. “Jika orang-orang menyambut diet ini, mungkin karena mereka terinspirasi oleh orang-orang yang ada di TV. Jika anda melakukannya sambil menonton, acara TV mungkin memberikan anda dorongan untuk tetap berada dalam diet, tapi buah, sayuran, dan protein itu cukup ketat,” kata Kraus.
The Biggest Loser Diet: Efek-efek Jangka Pendek dan Jangka Panjang
“Jangka pendek, orang-orang akan mendapatkan hasil,” kata Kraus. “Jangka panjang, pertanyaannya adalah, apakah mereka akan mampu untuk mempertahankan level olahraga tersebut sementara makan begitu sedikit? Kami sudah melihat beberapa kontestant TV kembali menjadi gemuk — berat badan mereka turun dalam suatu setting tidak real dan kemudian mereka dilemparkan kembali ke kehidupan nyata, sementara orang-orang harus melakukan penyesuaian-penyesuaian sendiri. Orang-orang harus menyadari agar bisa mempertahankan penurunan berat badan, mereka harus mempertahankan perubahan-perubahan yang sudah mereka buat.”