Makanan Sehat - Teh
Teh. Saat dalam keadaan panas, dia bisa menjadi minuman yang sangat nikmat dalam cuaca dingin.
Saat di dinginkan dengan es, dia bisa menjadi minuman ideal setelah berolahraga atau untuk membantu mengatasi cuaca yang panas terik.
Di seluruh dunia, teh itu disukai. Bahkan, setelah air, teh adalah minuman paling populer yang kedua. Di Amerika, setiap hari, sekitar setengah populasi meminum teh. Sebagian besar peminum teh di negara ini hidup di bagian Timur laut atau Selatan.
Saat ini, terdapat 4 jenis teh yang utama, yaitu hitam, hijau, oolong dan putih. Semuanya berasal dari tanaman yang sama, yaitu Camellia sinensis. Perbedaan diantara teh-teh ini adalah akibat langsung dari jenis-jenis pemrosesan dan level oksidasi.
Teh mengandung berbagai jenis zat kimiawi biologis yang aktif misalnya flavonoids, caffeine, dan fluoride. Saat teh hijau di fermentasi untuk menjadi teh hitam atau oolong, maka di hasilkan theaflavins. Sedangkan theanine itu ditemukan dalam teh hijau.
Tapi, apakah teh itu adalah suatu minuman yang menyehatkan? Bolehkah orang-orang meminumnya sebanyak yang mereka inginkan?
Kesehatan Cardiovascular
Sejumlah studi telah menemukan bukti yang solid bahwa meminum teh itu bermanfaat untuk sistem cardiovascular atau peredaran darah. Misalnya, sebuah studi mengenai pria non-perokok yang sehat dengan usia antara 18 sampai 55 tahun muncul di Atherosclerosis tahun 2007.
Selam periode 4 minggu, setengah dari pria ini meminum teh hitam dan setengahnya lagi meminum suatu placebo. Para peminum teh ditemukan memiliki pengurangan dalam aktivasi platelet dan protein C-reaktif, yang merupakan tanda-tanda dari cardiovascular yang sehat.
Para peneliti mencatat bahwa ‘‘efek-efek ini tidak bisa di kaitkan dengan prasangka pengamat atau gaya hidup peserta.’’ Teh jelas-jelas ‘‘berkontribusi terhadap kesehatan cardiovascular.’’2
Studi lain yang dipublikasikan di Circulation tahun 2001 meminta 66 penderita penyakit jantung koroner untuk meminum teh hitam dan air. Studi miliki suatu ‘‘ design persilangan,’’ yaitu pada subjek meminum air dan teh pada waktu yang berbeda.
Para peneliti mengamati efek-efek jangka pendek (dua jam setelah meminum 450 ml teh atau air) dan efek-efek jangka panjang (900 ml teh atau air per hari selama 4 minggu.)
Dari 50 subjek yang mengukuti studi sampai selesai, hasil-hasi yang di dapat ternyata dramatis. Saat di deteksi dengan ultrasound, konsumsi teh jangka pendek dan jangka panjang itu meningkatkan aliran darah pada arteri.
Hasil-hasil yang serupa di dapat dalam sebuah studi Yunani yang dipublikasikan tahun 2008 di European Journal of Cardiovascular Prevention & Rehabilitation. Para peneliti mempelajari 14 orang sehat yang berusia sekitar 30 tahun.
Konsumsi dari teh hijau membuat arteri menjadi rileks dan meningkatkan aliran darah. Para peneliti percaya bahwa meminum teh hijau itu mungkin bermanfaat untuk kesehatan cardiovascular.
Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2003 di Archives of Internal Medicine menyertakan 240 pria dan wanita China yang sedikit mengalami penigkatan kolsterol. Selama 12 minggu para subjek mendapat entah sebuah placebo atau ekstrak teh hijau yang diperkaya dengan theaflavin (ekstrak teh hijau).
Pada akhir studi, mereka yang mendapat teh hijau rata-rata mengalami penurunan kolesterol sebanyak 11 persen. Level kolesterol LDL mereka turun rata-rata 16 persen.
Para peneliti mencatat bahwa, ‘‘Ekstrak teh hijau yang diperkaya dengan theaflavin yang kami pelajari itu adalah suatu sarana efektif untuk membantu diet rendah lemak saturated yang berfungsi menurunkan level kolesterol LDL pada orang dewasa yang mengalami hypercholesterolemic.’’
Berpotensi Anti-Kanker
Penelitian yang di publikasikan tahun 2008 di Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention melaporkan bahwa teh hijau itu mungkin bermanfaat dalam pencegahan kanker ovarian.
Melalui 781 wanita yang di diagnosa memiliki kanker ovarian dan 1.263 yang tidak memiliki penyakit ini, para peneliti mengevaluasi hubungan antara konsumsi minuman-minuman yang mengandung kafein dengan kanker ovarian.
Para peneliti menemukan bahwa wanita yang meninum segelas atau lebih teh hijau per hari itu memiliki suatu pengurangan resiko sebanyak 54 persen. Para peneliti mengatakan bahwa teh hijau itu umum dikonsumsi di negara-negara yang rendah dalam tingkat kemunculan kanker ovarian.
Dalam sebuah studi yang dipresentasikan pada 121st Annual Meeting of the American Physiological Society tahun 2008, para peneliti dari University of Mississippi Medical Center menambahkan antioxidant epigallocatechin-3-gallate (EGCG) dari teh hijau ke dalam air minum tikus betina yang berusia 7 minggu selama 5 minggu.
Sebuah kelompok kontrol mendapat air minum biasa. Selama minggu ke dua dari studi, semua tikus di suntik dengan cell-cell kanker payudara.
Jika dibandingkan dengan tikus dari kelompok kontrol, tikus yang meminum EGCG memiliki suatu pengurangan dalam berat tumor sebanyak 68 persen dan ukuran tumor sebanyak 66 persen.
Para peneliti percaya bahwa konsumsi EGCG ‘‘secara signifikan menghambat pertumbuhan tumor kanker payudara pada tikus betina.’’
Dr. Jian- Wei Gu, peneliti senior, mencatat bahwa penemukan mereka ini, ‘‘akan membantu dalam perancangan terapi-terapi baru untuk pencegahan dan perawatan dari kanker payudara pada wanita.’’
Mengubah Arah dari Diabetes Type 1
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2008 di Life Sciences, para peneliti yang mempelajari Sj€ogren’s syndrome, yaitu suatu gangguan autoimmune, menyadari bahwa EGCG yang ditemukan dalam teh hijau itu bukan cuma membantu mengatasi gajala-gajala dari Sj€ogren’s syndrome, tapi juga bisa mencegah atau menunda ketergantungan insulin dari pada penderita diabetes type 1.
Selama penelitian, tikus-tikus diberi EGCG dalam air minum, sementara suatu kelompok kontrol diberi air biasa. Pada usia 16 minggu, tikus yang diberi EGCG 6,1 kali lebih mungkin untuk terbebas dari diabetes dibanding tikus yang meminum air biasa. Pada usia 22 minggu, kemungkinannya menjadi 4,2 kali lebih mungkin.
Meningkatkan Kewaspadaan Mental dan Kognisi
Dalam sebuah studi yang dilakukan di Israel dan dipublikasikan tahun 2008 di The Journal of Nutrition, para peneliti menetapkan bahwa teh hijau mencegah kematian cell otak dari hewan-hewan laboratorium.
Selain itu, sangat berbeda dengan kepercayaan lama bahwa cell-cell otak yang sudah rusak itu tidak bisa diperbaiki, EGCG di dalam teh hijau ternyata mampu untuk menambal cell-cell otak, juga mengurangi prevalen dari zat-zat yang memicu kerusakan pada otak.
Jadi, adalah hal yang mungkin bahwa teh hijau itu bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit, misalnya Alzheimer dan Parkinson.
Namun, penting untuk diingat bahwa apa yang terjadi di laboratorium itu tidak selalu sama pada manusia. Tapi yang pasti, hasil ini layak untuk dipelajari lebih lanjut.
Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2008 di The Journal of Nutrition mencatat bahwa para peneliti New York menemukan bahwa hanya 20 menit setelah mengkonsumsi theanine, para subjek mengalami peningkatan dalam konsentrasi dan mereka mengalami peningkatan aktivitas pada bagian-bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk berkonsentrasi.
Saat konsumsi theanine dikombinasikan dengan cafein, peningkatan tersebut menjadi semakin besar.
Tentu, teh itu kedengarannya seperti suatu minuman yang sangat bermanfaat. Tapi, setidaknya ada dua aspek yang perlu diperhatikan.
Para peneliti di University of Southern California telah mengamati bahwa teh hijau membuat suatu obat kanker yang digunakan untuk merawat multiple myeloma dan mantle cell lymphoma menjadi tidak efektif.
Karena adalah hal yang mungkin bahwa teh hijau itu mungkin juga mempengaruhi obat-obat kanker lainnya, berarti orang-orang yang sedang berhadapan dengan kanker sebaiknya mendiskusikan konsumsi teh dengan oncologists mereka.
Dan, karena teh itu tinggi dalam level fluoride, maka orang-orang yang meminum air yang mengandung fluoride harus berhati-hati jika ingin meminum teh hijau. Sebab, jumlah asupan fluoride yang terlalu tinggi itu menempatkan orang pada resiko untuk kerusakan tulang dan jaringan lunak juga warna gigi.