Makanan Sehat - Biji Bunga Matahari
Tanaman-tanaman bunga matahari, yang menjadi sumber dari biji-biji bunga matahari, itu dipercaya berasal dari Peru dan Mexico.
Tamanan ini adalah salah satu dari tanaman pertama yang di budidayakan di Amerika, dimana suku asli Amerika telah menggunakannya selama lebih dari 5.000 tahun.
Adalah para penjelajah Spanyol yang membawa biji matahari dari ‘‘Dunia Baru’’ ke Spanyol, dan dari Spanyol, bunga matahari akhirnya menemukan jalan ke negara-negara Eropa lainnya.
Saat ini, biji bunga matahari itu ada di mana-mana, dan minyak biji bunga matahari, yang dibuat dari biji-biji bunga matahari, adalah salah satu minyak yang paling populer di dunia. Produsen terbesar dari biji bunga matahari itu adalah Rusia, Peru, Argentina, Spanyol, Prancis, dan China.
Biji bunga matahari itu adalah sumber yang bagus untuk vitamin E dan B1. Selain itu, biji bunga matahari juga dianggap sebagai sumber yang bagus untuk mangan, magnesium, copper, tryptophan, selenium, fosfor, vitamin B5, dan folate.
Biji bunga matahari itu dipenuhi dengan phytosterol, yaitu suatu senyawa berbasis tanaman yang menurunkan level kolesterol di dalam darah. Jumlah penelitian mengenai biji matahari tampaknya masih terbatas.
Namun, adalah hal yang tetap menarik untuk melihat beberapa dari studi yang relevan.
Kesehatan Cardiovascular
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2005 di Journal of Agricultural and Food Chemistry, para peneliti Virginia menganalisa kandungan phytosterol dari 27 jenis kacang dan biji-bijian.
Meski ditemukan bahwa wheat germ dan biji wijen adalah paling banyak mengandung phytosterol, tapi keduanya bukanlah jenis yang paling umum dimakan di Amerika. Dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang selalu dikonsumsi, biji bunga matahari (dan pistachios) berada pada posisi paling atas (270–289 mg/100 g).
Dalam sebuah studi lintas batas yang dipublikasikan tahun 2005 di Journal of the American Dietetic Association, para peneliti dari Pennsylvania dan Massachusetts merekrut 31 pria dan wanita, dengan usia antara 25 sampai 64 tahun, yang memiliki hypercholesterolemia (peningkatan level kolesterol) menengah.
Level kolesterol LDL dari para peserta wanita adalah antara 140 sampai 188; sedangkan pada para peserta pria adalah antara 129 sampai 177.
Para subjek mengkonsumsi salah satu dari diet berikut ini selama 4 minggu, dengan 2 minggu masa pembersihan diantara masing-masing diet:
- diet tinggi lemak khas Amerika,
- sebuah diet berbasis olive oil, atau
- sebuah diet yang mengganti lemak saturated di dalam makanan dengan NuSun sunflower oil.
NuSun adalah Nama yang diberikan oleh National Sunflower Association. NuSun adalah suatu kelas dari biji dan minyak bunga matahari. NuSun tinggi dalam kandungan oleic oil yang menyehatkan dan rendah dalam linoeic oil yang kurang menyehatkan dibanding sunflower oil tradisional.
Diet khas Amerika mengandung 34 persen lemak dari kalori; dua diet bebasis oil lainnya membatasi lemak maksimal 30 persen dari kalori.
Saat dibandingkan dengan diet khas Amerika dan diet berbasis olive oil, para subjek yang memakan die NuSun mengalami suatu penurunan dalam level kolesterol total sebanyak 4,7 persen dan suatu penurunan sebanyak 5,8 persen dalam level kolesterol LDL.
Osteoarthritis Lutut
Pada tahun 2005, Joanne M. Jordan, MD, dari University of North Carolina School of Medicine, dan rekan-rekannya, mempresentasikan penemuan-penemuan mengenai hubungan antara asupan selenium, yang banyak ditemukan dalam biji-biji bunga matahari, dengan osteoarthritis lutut pada pertemuan tahunan dari American College of Rheumatology.
Studi ini, yang menyertakan 940 subjek yang mengikuti Johnston County [North Carolina] Osteoarthritis Project, menetapkan bahwa untuk setiap ekstra 10 dari suatu bagian per satu juta selenium di dalam tubuh, terdapat 15 sampai 20 persen pengurangan dalam resiko dari osteoarthritis lutut.
Selain itu, dalam suatu penemuan yang mengejutkan, tingkat keparahan dari osteoarthritis tampak berhubungan langsung dengan jumlah selenium di dalam tubuh.
Mengomentari penemuan mereka ini, Dr. Jordan mengatakan, ‘‘Hasil-hasil kami menyiratkan bahwa kami mungkin mampu untuk mencegah atau menunda osteoarthritis pada lututdan mungkin sendi-sendi lain, pada sebagian orang jika mereka mendapat cukup selenium. Itu penting karena kondisi, yang membuat berjalan jadi menyakitkan, adalah penyebab utama dari terbatasnya aktivitas diantara orang-orang dewasa di negara-negara berkembang.’’
Metabolic Syndrome
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2006 di Circulation, para peneliti secara perspektif mengamati hubungan antara asupan magnesium dengan metabolic syndrome pada 4.637 orang Amerika yang berusia antara 18 sampai 30 tahun. (Seperti yang sudah dicatat, biji bunga matahari banyak mengandung magnesium.)
Saat studi di mulai, tidak satupun subjek yang memiliki diabetes dan metabolic syndrome, yaitu suatu gangguan yang di cirikan dengan lingkar pinggang yang berlebihan, tekanan darah tinggi, peningkatan triglycerides, level kolesterol HDL yang rendah, dan peningkatan dalam level glukose fasting.
Gajala-gejala yang berhubungan dengan metabolic syndrome menempatkan orang-orang pada peningkatan resiko untuk penyakit jantung dan diabetes.
Selama 15 tahun periode follow-up, para peneliti mengidentifikasi 608 kasus metabolic syndrome. Mereka menemukan bahwa asupan magnesium itu berhubungan terbalik dengan kemunculan metabolic syndrome.
Jadi, orang-orang yang paling banyak mengkonsumsi magnesium itu memiliki kemungkinan yang paling kecil untuk mengembangkan gangguan ini.
Para peneliti mengomentari bahwa ‘‘penemuan mereka ini menyiratkan bahwa orang dewasa berusia muda dengan asupan magnesium yang lebih tinggi itu memiliki resiko yang lebih rendah untuk mengembangkan metabolic syndrome.’’
Penurunan Fisik pada Manula
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2008 di JAMA, The Journal of the American Medical Association, para peneliti merekrut 698 orang, yang berusia rata-rata 73,7 tahun dan hidup mandiri di Tuscany, Italy. Para subjek di ikuti perkembanganannya selam 3 tahun.
Selama masa tersebut, para peneliti mengumpulkan hasil-hasil pengukuran dari beberapa micronutrient yang dikonsumsi orang-orang tersebut, termasuk folate, dan vitamin B6, B12, D, dan E. Ternyata, hanya vitamin E yang ditemukan memiliki hubungan dengan penurunan fisik.
Jadi, para manula yang tidak mendapat vitamin E dalam jumah yang cukup memiliki peningkatan resiko untuk penurunan fisik. Seperti yang sudah dicatat, biji bunga matahari adalah sumber yang sangat bagus untuk vitamin E.
Para peneliti menulis bahwa penemuan-penemuan mereka ini ‘‘menyediakan bukti empiris bahwa suatu konsentrasi serum yang rendah dari vitamin E itu berhubungan dengan proses penurunan dalam fungsi fisik diantara komunitas manula.’’
Kanker Kantung Kemih
Sebuah artikel tahun 2004 di Oakland Tribune menggambarkan penelitian mengenai kebiasaan makan dari 1.000 orang warga Houston, Texas, yang dipublikasikan pada suatu meeting dari American Association for Cancer Research.
Para peneliti menemukan bahwa para warga yang paling banyak mengkonsumsi alpha-tocopherol vitamin E, yang ditemukan dalam biji bunga matahari, memiliki resiko kanker kantung kemih yang 50 persen lebih rendah dibanding warga yang paling sedikit mengkonsumsi vitamin E.
Sementara itu, dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2009 di Cancer Prevention Research, para peneliti menemukan bahwa selenium, misalnya yang ditemukan dalam biji bunga matahari itu mungkin membantu mencegah kanker kantung kemih.
Para peneliti membandingkan level-level selenium dari kuku jari 767 orang yang baru terdiagnosa kanker kantung kemih dengan level-level selenium pada kuku jari 1.108 orang dari populasi umum.
Meski tidak ada hubungan yang ditemukan antara level selenium dengan seluruh kelompok, namun ditemukan suatu pengurangan yang signifikan pada wanita, perokok menengah dan mereka yang menderita kanker p53-positif, yaitu suatu jenis kanker kantung kemih.
Asthma pada Anak-anak
Dalam sebuah studi longitudinal yang di publikasikan tahun 2006 di American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, para peneliti Inggris menganalisa 1.861 anak yang direkrut sejak masih berada dalam kandungan ibunya, dan perkembangannya diikuti selama 5 tahun.
Terdapat 1.253 data mengenai gejala-gejala yang berhubungan dengan asthma dan 1.120 data mengenai pola makan dari anak-anak tersebut.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu yang paling sedikit mengkonsumsi vitamin E, misalnya yang ditemukan dalam biji bunga matahari dan minyaknya, itu 5 kali lebih mungkin untuk memiliki asthma, dibanding anak-anak yang terlahir dari ibu yang paling banyak mengkonsumsi vitamin E.
Selain itu, para peneliti juga menetapkan bahwa wanita hamil dengan alpha-tocopherol tertinggi di dalam darah mereka lebih mungkin untuk memiliki anak dengan fungsi paru-paru yang lebih baik.
Para peneliti mencatat bahwa, ‘‘hasil-hasil dari studi ini menyiratkan bahwa pengubahan pola makan atau supplementasi selama kehamilan untuk mengurangi kemungkinan dari asthma pada anak-anak itu membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.’’
Nah, haruskah biji bunga matahari di sertakan ke dalam diet? Tentu.