Makanan Sehat - Bayam

Masih ingat dengan Popeye, si tokoh kartun?

Setiap kali dia perlu mengisi kembali kekuatan supernya, dia akan menelan sekaleng bayam. Berkat Popeye, bayam telah menjadi suatu makanan yang populer.

Saat ini, dengan begitu banyak gizi yang dikandungnya, misalnya magnesium, zat besi, folic acid, potassium, vitamin K, alpha-lipoic acid (ALA), vitamins C dan A, lutein, dan zeaxanthin, bayam di pandang sebagai suatu pilihan makanan yang sangat sehat.

Tapi apa yang dikatakan oleh para peneliti?

Kesehatan Mata

Dalam berbagai studi jangka pendek dan jangka panjang yang di publikasikan tahun 2002 di dua jurnal yang terpisah, para peneliti Harvard menentukan bahwa asupan zeaxanthin, yaitu suatu carotenoid yang ditemukan dalam bayam, itu berperan penting dalam melindungi mata dari cahaya yang merusak.

Itu berarti bayam mungkin membantu melindungi terhadap kemunduran macular yang berhubungan dengan usia dan pembentukan katarak.

Dalam studi pertama, yang dipublikasikan di Investigative Ophthalmology & Visual Science, burung puyuh, yang memiliki mata mirip seperti mata manusia, dibersarkan melalui suatu diet yang kekurangan carotenoid.

Kemudian, burung puyuh tersebut di bagi ke dalam dua kelompok. Sebelum di ekspose pada cahaya yang merusak, salah satu kelompok di beri makan sebuah diet yang ditambah dengan zeaxanthin selama satu minggu.

Burung-burung puyuh yang matanya rendah dalam konsentrasi zeaxanthin, mengalami kerusakan yang parah; sedangkan burung puyuh yang memiliki konsentrasi zeaxanthin lebih tinggi hanya mengalami kerusakan ringan.

Dalam studi kedua, yang dipublikasikan di Experimental Eye Research, selama enam bulan, burung puyuh dibesarkan pada salah satu dari tiga jenis diet, yaitu diet normal, diet kekurangan carotenoid, atau diet kekurangan carotenoid yang ditambah dengan zeaxanthin dosis tinggi.

Kemudian, semua burung puyuh tersebut di ekspose pada cahaya yang menyilaukan. Mata-mata yang lebih sehat ditemukan pada burung puyuh yang mendapat zeaxanthin; mata yang paling parah terdapat pada burung puyuh yang dietnya kekurangan carotenoid.

Dalam sebuah studi yang di publikasikan tahun 2004 di The Journal of Nutrition, para peneliti dari Ohio State University merawat cell-cell lensa mata manusia dengan lutein (sejenis carotenoid), zeaxanthin, atau vitamin E.

Kemudian, cell-cell ini, juga sekelompok cell yang tidak diberi perawatan, diekspose pada radiasi ultraviolet-beta. Para peneliti menemukan bahwa lutein dan zeaxanthin itu hampir 10 kali lebih melindungi dibanding vitamin E.

Dan, perlindungan tersebut di dapat dengan menggunakan  lutein dan zeaxanthin yang jauh lebih sedikit dibanding vitamin E.

Kanker

Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa mengkonsumsi bayam itu membantu mencegrah dan atau mengatasi beberapa jenis kanker. Misalnya, sebuah studi yang di publikasikan di The Journal of Nutrition tahun 2004 menggambarkan penelitian yang dilakukan di National Food Research Institute, Japan.

Dalam studi ini, para peneliti mengamati efek yang diberikan oleh neoxanthin, yaitu suatu carotenoid yang ditemukan di dalam sayuran hijau misalnya bayam, pada cell-cell kanker prostat manusia.

Mereka mempelajari ‘‘metabolisme gastrointestinal dari neoxanthin pada tikus dan pencernaan in vitro dari bayam.’’ Selama pencernaan, sejumlah besar neoxanthin di konversi menjadi neochrome.

Pada gilirannya, neoxanthin ‘‘memicu kematian cell apoptotic,’’ sementara ‘‘neochrome menghambat perkembang-biakan cell.’’ Karenanya, pencernaan bayam menghambat ‘‘perkembang-biakan cell-cell kanker prostat manusia.’’

Studi lain mengenai hubungan antara kanker prostat dengan buah dan sayuran, termasuk bayam, dipublikasikan tahun 2007 di Journal of the National Cancer Institute. Dalam studi ini, para peneliti menyelidiki asupan dari buah dan sayuran pada 1.338 pasien kanker prostat.

Meski para peneliti tidak menemukan adanya suatu hubungan antara resiko keseluruhan dari kanker prostat dan konsumsi sayuran serta buah, namun resiko dari kanker prostat extraprostatic atau kanker prostat yang menyebar ke luar dari kelenjar prostat, memang menurun seiring peningkatan jumlah asupan sayuran.

Selain itu, terdapat ‘‘beberapa bukti bahwa resiko dari kanker prostat agresif menurun dengan peningkatan konsumsi bayam.’’

Sebuah studi di Harvard mengenai konsumsi dari makanan yang tinggi dalam flavonoid kaempferol, misalnya bayam, dengan kanker ovarian, dipublikasikan tahun 2007 di International Journal of Cancer.

Dengan menggunakan suatu kelompok yang terdiri dari 66.940 wanita yang mengikuti Nurses’ Health Study, para peneliti menemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi kaempferol dalam jumlah yang lebih tinggi, memiliki resiko 40 persen lebih kecil untuk mengembangkan kanker ovarian, dibanding mereka yang mengkonsumsi kaempferol dalam jumlah yang lebih sedikit.

Para peneliti menyimpulkan bahwa, ‘‘dengan mengkonsumsi flavonoid tertentu itu mungkin bisa mengurangi resiko kanker ovarian.’’

Sebuah artikel tahun 2005 di JAMA, The Journal of the American Medical Association, menganalisa hubungan antara kanker paru-paru dengan phytoestrogens, yaitu agent-agent pembasmi kanker yang ditemukan di dalam makanan-makanan misalnya bayam.

Orang yang banyak memakan phytoestrogens, cenderung untuk memiliki kanker paru-paru dengan tingkat yang lebih rendah. Bukti ini paling banyak terlihat di antara para perokok aktif dan orang-orang yang tidak pernah merokok, dan bukti yang lebih di sedikit terdapat pada mantan perokok.

Para peneliti mencatat bahwa ‘‘data mereka ini menyediakan dukungan lebih lanjut untuk bukti epidemiologic terbatas namun berkembang bahwa, phytoestrogens itu berhubungan dengan suatu pengurangan dalam resiko dari kanker paru-paru.’’

Bayam bahkan terbukti efektif dalam pencegahan kanker pancreatic.

Sebuah studi yang dilaporkan pada Oktober 2007 di American Journal of Epidemiology mencatat bahwa orang-orang yang memiliki level konsumsi flavonol lebih banyak itu memiliki tingkat kanker pancreatic yang setengah kali lebih kecil dibanding mereka yang lebih sedikit memakan flavonol.

Dari ketiga studi mengenai flavonol, kaempferol, yang ditemukan di dalam bayam menyediakan pengurangan resiko terbesar.

Kesehatan Cardiovascular

Sebuah studi American Heart Association yang dipublikasikan tahun 2002 di Stroke, menganalisa hubungan antara asupan B vitamin folate, yang ditemukan dalam bayam, dengan resiko dari stroke dan penyakit cardiovascular.

Dalam hampir 20 tahun studi yang menyertakan lebih dari 9.700 pria dan wanita dengan usia antara 25 sampai 74 tahun, para peneliti menetapkan bahwa mereka yang mengkonsumsi minimal 300 microgram folate per hari itu memiliki resiko stroke 20 persen lebih rendah dibanding mereka yang makan folate lebih sedikit.

Selain itu, dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Experimental Neurology tahun 2005, para peneliti memberi makan tikus dengan blueberries, bayam, atau spirulina selama satu bulan. Sedangkan tikus-tikus lain menerima diet reguler.

Setelah memicu stroke, para peneliti menetapkan bahwa tikus-tikus yang mendapat tambahan supplement mengalami kerusakan otak setengah kali lebih sedikit dibanding tikus-tikus kontrol.

Pada November 2007, Proceedings of the National Academy of Sciences menggambarkan sebuah studi dari asupan nitrite, yang ditemukan dalam sayuran hijau, misalnya bayam, yang dilakukan di Albert Einstein College of Medicine, New York.

Para peneliti menambahkan nitrite pada air minum tikus selama 7 hari. Sebuah kelompok kontrol mendapat diet standard. Semua tikus mendapat suatu stimulasi serangan jantung yang diikuti dengan 24 jam pengembalian darah ke jantung dan jaringan.

Jantung dari tikus yang mendapat nitrite memiliki kerusakan yang 48 persen lebih kecil.

Metabolic Syndrome

Agar bisa menyelidiki hubungan antara asupan dari makanan-makanan yang tinggi dalam magnesium, misalnya bayam, dengan pengembangan dari metabolic syndrome, para peneliti menganalisa pola makan dari 4.637 orang yang berusia antara 18 sampai 30 tahun.

Seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok, menurut jumlah magnesium di dalam diet mereka. Pada awal studi, tidak satupun dari peserta yang mengalami metabolic syndrome. Studi ini dilakukan selama 15 tahun.

Selama masa tersebut, terdapat 608 kasus metabolic syndrome. Mereka yang memiliki asupan magnesium lebih tinggi itu lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan metabolic syndrome.

Kepadatan Mineral Tulang

Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2003 di The American Journal of Clinical Nutrition, menganalisa hubungan antara konsumsi vitamin K dengan kepadatan mineral tulang dibagian pinggul dan punggung. (Bayam banyak mengandung vitamin K).

Data di dapat dari hasil pengukuran terhadap lebih dari 1.100 pria dan hampir 1.500 wanita. Jumlah asupan yang rendah dari vitamin K itu secara konsisten berhubungan dengan kepadatan mineral tulang pada wanita; tapi tidak ada hubungan yang ditemukan pada pria.

Orang-orang yang memiliki kepadatan mineral tulang lebih rendah itu memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis dan keretakan tulang.

Peringatan!

Meski bayam itu memang suatu makanan yang sangat sehat, tapi orang-orang yang mengkonsumsi obat warfarin (Coumadin), yaitu suatu pengobatan yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah, harus berhati-hati agar tidak mengkonsumsi makanan yang tinggi akan vitamin K dalam jumlah yang banyak.

Vitamin K memegang suatu peranan integeral dalam penggumpalan. Tapi, warfarin mengurangi jumlah dari vitamin K dan ‘‘mengganggu proses penggumpalan darah.’’ Jadi, orang-orang yang sedang mengkonsumsi warfarin harus mendiskusikan vitamin K dengan dokter mereka.

Dan, penting untuk tidak melakukan perubahan yang signifikan dalam konsumsi vitamin K. ‘‘Memakan bayam atau kale dalam jumlah yang banyak secara mendadak, misalnya, mungkin akan mengurangi efektivitas dari Coumadin.’’