Makanan Sehat - Wortel
Makanan yang satu ini ada dimana-mana.
Hampir disemua pasar setidaknya punya beberapa varietas wortel.
Ada wortel yang besar dan ada pula wortel yang sangat kecil - ada yang berukuran sedang.
Wortel itu secara tradisional dikenal untuk menyehatkan mata, dan penelitian telah menunjukkan bahwa wortel mungkin juga bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan berbagai gangguan medis lainnya.
Lalu, apa yang dikatakan oleh para peneliti?
Kesehatan Jantung
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2006 di The Journal of Nutrition, para peneliti membagi sekelompok tikus, yang diberi bibit penyakit atherosclerosis, menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama diberi makan diet yang tidak mengandung sayuran; kelompok kedua di beri makan diet yang menyertakan sayuran, misalnya wortel dan kacang polong. Pada akhir minggu ke 16, para peneliti mengukur tingkat kolesterol di dalam saluran darah.
Mereka menemukan bahwa tikus yang diberi makan diet yang diperkaya dengan sayuran punya plak-plak yang 38 persen lebih kecil. Selain itu, terdapat juga 37 persen pengurangan dalam serum amyloid, yang berarti bahwa terdapat pengurangan dalam peradangan.
‘‘Hasil ini mengindikasikan bahwa sebuah diet yang kaya akan sayuran hijau dan kuning itu menghambat pengembangan atherosclerosis dan mungkin karenanya mengarah pada pengurangan resiko dari penyakit jantung koroner.’’
Sebuah studi dari 3.016 pria dan wanita Jepang yang berusia antara 39 sampai 80 tahun dipublikasikan pada tahun 2006 di Journal of Epidemiology. Selama hampir 12 tahun periode follow-up, terdapat 80 total kematian akibat penyakit jantung.
Para peneliti menemukan bahwa level yang tinggi dari alpha- dan beta-carotene (terdapat di dalam wortel) di dalam tubuh itu berhubungan dengan pengurangan resiko dari kematian akibat penyakit jantung.
Dalam sebuah studi tahun 2008 di The Journal of Nutrition, selama 15 tahun para peneliti mengikuti 559 pria, dengan usia rata-rata 72 tahun. Selama kurun waktu tersebut, 197 pria meninggal akibat penyakit jantung.
Pria yang mengkonsumsi alpha- dan beta-carotenes (dari wortel) terbanyak punya pengurangan yang signifikan dari kematian akibat penyakit jantung.
Para peneliti menyimpulkan bahwa jumlah asupan wortel itu memiliki hubungan terbalik dengan tingkat kematian akibat penyakit jantung pada pria manula.
Pencegahan Kanker
Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2005 di Journal of Agricultural and Food Chemistry mengamati hubungan antara kanker colorectal pada tikus-tikus dengan konsumsi dari wortel mental atau falcarinol, sebuah pestisida natural pembunuh penyakit yang terdapat di dalam wortel. (Dalam diet manusia, satu-satunya sumber falcarinol adalah wortel).
Para peneliti membagi 24 tikus yang memiliki tumor pra-kanker colorectal kedalam tiga kelompok.
Kelompok pertama diberi makan diet regular makanan tikus ditambah 10 persen wortel kering beku; kelompok kedua diberi makan makanan tikus ditambah falcarinol (dalam jumlah yang sama dengan wortel kering beku); dan kelompok ketiga hanya diberi makan makanan tikus standard.
Setelah 18 minggu, para peneliti menemukan bahwa tikus-tikus yang diberi makan wortel atau falcarinol punya kemungkinan sepertiga kali lebih kecil untuk mengembangkan tumor kanker colorectal dibanding tikus yang diberi makan makanan tikus standard.
Para peneliti menyimpulkan bahwa, ‘‘Studi ini memberikan sebuah perspektif baru mengenai hubungan yang sudah diketahui antara konsumsi yang tinggi dari wortel dengan pengurangan munculnya kanker.’’
Para peneliti di Anderson Cancer Center di University of Texas, Houston, mempelajari hubungan antara konsumsi makanan-makanan yang mengandung phytoestrogen, misalnya wortel, dengan kanker paru-paru.
Dalam sebuah artikel tahun 2005 di JAMA, The Journal of the American Medical Association, para peneliti membandingkan sejarah pola makan dari 1.674 orang penderita kanker paru-paru dengan 1.735 orang yang sehat. Dan hasilnya ternyata sungguh dramatis.
Setelah mengontrol untuk status merokok dan berbagai faktor resiko lainnya yang sudah diketahui, munculnya kanker paru-paru pada orang-orang yang mengkonsumsi phytoestrogen tertinggi adalah 46 persen lebih rendah dibanding orang-orang yang mengkonsumsi phytoestrogen paling sedikit.
Meski menyadari bahwa, ‘‘ada keterbatasan dan keprihatinan mengenai studi kasus-kontrol dari diet dan kanker,’’ para peneliti mencatat bahwa, ‘‘data ini menyediakan dukungan lebih lanjut untuk bukti epidemilogic yang terbatas namun sedang berkembang bahwa phytoestrogen itu berhubungan dengan suatu pengurangan dalam resiko dari kanker paru-paru.’’
Pencegahan Diabetes
Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2006 di Journal of Epidemiology menemukan bahwa pigment-pigment antiosidant pada carotenoid yang ditemukan di dalam makanan misalnya wortel (dan tomat serta daun-daunan hijau gelap) mungkin mencegah orang-orang dari mengembangkan diabetes.
Para peneliti menganalisa data dari 4.493 subjek, yang berusia antara 18 sampai 30 tahun, yang berpartisipasi dalam Coronary Artery Risk Development Young Adults Study. Selama 16 tahun mengikuti perkembangan kelompok ini, 148 orang mengembangkan diabetes.
Orang yang tidak merokok yang dietnya tinggi dalam carotenoid ditemukan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan diabetes. Bahkan, mereka punya resiko setengah kali lebih kecil. Orang-orang yang merokok tampaknya tidak menunjukkan manfaat seperti itu.
Menurunkan Resiko untuk Prostatic Hyperplasia (Pembesaran Prostate)
Dalam sebuah studi tahun 2007 yang di publikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition, mengamati peranan yang mungkin dipegang oleh buah-buahan dan sayuran, misalnya wortel dan belewa, terhadap pencegahan dari suatu kondisi tidak nyaman yang dikenal sebagai benign prostatic hyperplasia (BPH).
Para peneliti membandingkan sekitar 6.000 pria yang berusia antara 46 sampai 81 tahun yang pernah melakukan operasi untuk gejala-gejala dari benign prostatic hyperplasia, dengan 18.000 pria yang tidak pernah mengalami gangguan-gangguan prostat.
Para peserta studi yang memakan rata-rata minimal satu setengah sajian makanan beta-carotene per hari, misalnya wortel dan belewa, punya 13 persen penurunan resiko dari pembesaran prostat dibanding mereka yang hanya memakan sekitar satu sajian per minggu.
Para peneliti mencatat bahwa ‘‘penemuan mereka itu konsisten dengan hypotesa bahwa sebuah diet yang kaya akan sayuran itu mungkin mengurangi terjadinya BPH.’’
Menurunkan Resiko untuk Age-Related Macular Degeneration (ARMD atau AMD)
Sebuah studi Belanda yang dipublikasikan tahun 2005 di JAMA, The Journal of the American Medical Association menyertakan lebih dari 4.000 orang yang berusia 55 tahun ke atas. (AMD, suatu penyakit dimana terjadi kehilangan penglihatan pusat, adalah penyebab utama dari kebutaan dalam kelompok usia ini.)
Selama delapan tahun studi, para peneliti membandingkan perubahan-perubahan pada mata dari para peserta, dengan jumlah asupan dari nutrisi yang menyertakan makanan-makanan yang mengandung beta-carotene, misalnya wortel.
Para peneliti menemukan bahwa para peserta yang mengkonsumsi suatu jumlah menengah keatas dari makanan-makanan yang mengandung beta-carotene, juga vitamin C, E dan zinc, punya penurunan 35 persen lebih rendah untuk resiko dari AMD.
Dalam studi lain, pada wanita di Iowa, Wisconsin, dan Oregon, yang dipublikasikan tahun 2006 di Archives of Ophthalmology, para peneliti mengamati hubungan antara asupan lutein dan zeaxanthin, yaitu dua jenis carotenoid, dengan timbulnya age-related macular degeneration.
Mereka menemukan bahwa pada wanita sehat yang berusia 75 tahun kebawah, diet yang kaya akan dua carotenoid ini mungkin punya beberapa nilai perlindungan.
Studi lain, yang dipublikasikan tahun 2007 di Archives of Ophthalmology, menemukan hasil yang serupa. Studi ini, yang menyertakan 4.519 orang dengan usia antara 60 sampai 80 tahun, mengamati sebuah hubungan terbalik antara konsumsi carotenoid, misalnya wortel, vitamin A, alpha-tocopherol, dan vitamin C, dengan AMD.
Mereka yang paling banyak mengkonsumsi nutrisi ini punya kemungkinan lebih kecil untuk mengembangkan AMD. Jadi sudah jelas bahwa wortel itu adalah suatu penambahan yang sangat bagus untuk diet.
Tapi, wortel seharusnya tidak dimakan secara berlebihan, sebab jika dimakan secara berlebihan, wortel mungkin akan menyebabkan hypercarotenemia, sebuah kondisi yang membuat bagian-bagian kulit dan bagian putih dari mata berubah menjadi orange dan kuning. Dan untuk menyembuhkannya sangat mudah, kurangi makan wortel.