Diet ADHD

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) di defenisikan sebagai kombinasi antara ketidak mampuan untuk memperhatikan, hyperactive, tindakan impulsive yang parah, perkembangan yang terhambat, dan ketidak mampuan untuk berfungsi di rumah maupun di sekolah.

Ciri-ciri umumnya antara lain mood yang selalu berubah-ubah, cemas, impulsive, sikap bermusuhan, tidak bisa berkonsentrasi, dan sulit tidur, juga disertai dengan keluhan-keluhan fisik misalnya sakit kepala, migraine, dan sakit perut.

Orang yang menderita ADHD juga sepertinya punya berat badan yang kurang saat dilahirkan dan punya allergy atau masalah dalam sistem kekebalan tubuhnya. Secara proporsional penderita pria lebih banyak dibanding wanita, dengan kecenderungan untuk tidak bisa memperhatikan pada wanita dan hyperactive lebih umum pada pria.

ADHD memang akan terus bertahan hingga dewasa, meski gejalanya cenderung untuk berkurang seiring waktu, namun fokus utama berhubungan dengan masalah pada anak-anak yang mengalami ADHD.

Anak-anak yang sedang berkembang lebih rentan terhadap faktor-faktor nutrisi dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan dan fungsi otak, yang bisa memberikan efek positif maupun negatif.

Gejala-gejala dari kondisi yang sulit ini juga sangat mempengaruhi pendidikan mereka, sehingga untuk mengajari mereka menjadi sesuatu yang sangat menantang, dan akibatnya akan memberikan efek negatif pada potensi kehidupan mereka.

Tantangan sehari-hari dari hidup bersama ADHD akan memberikan ketegangan yang tinggi pada keluarga dan secara umum akan mengurangi kualitas kehidupan dari mereka yang terlibat.

Asal Muasal

Ditahun 1981, Colquhoun dan Bunday melakukan sebuah survey komprehensif terhadap anak-anak yang mempunyai ADHD, dan menemukan bahwa banyak dari mereka yang menunjukkan tanda-tanda kekurangan essential fatty acid (EFA), termasuk rasa harus yang berlebihan, polyria, rambut dan kulit kering.

Para penulis ini adalah yang pertama kali mengusulkan bahwa kekurangan fatty acid mungkin menjadi faktor dalam ADHD, dan terobosan mereka ini memicu berbagai penelitian dan percobaan klinis lanjutan yang didesign untuk meningkatkan pemahaman mengenai faktor-faktor yang terlibat di dalam ADHD.

Selain ADHD, penyakit-penyakit lain yang juga diteliti adalah dyslexia, dyspraxia, autism, depression, dan schizophrenia, yang mungkin dipengaruhi oleh kekurangan lemak (fat), terutama eicosapentaenoic acid ( EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Kekurangan zat besi dan zinc juga telah diketahui berhubungan dengan pengembangan ADHD.

Deskripsi

Lemak

Lemak punya struktur dan fungsi yang sangat penting bagi otak dan central nervous system (CNS), serta menjadi faktor kunci dalam perkembangan ADHD.

Dua jenis lemak yang dianggap sangat penting adalah EPA dan DHA, bukan cuma karena peranan mereka yang sangat penting bagi tubuh dan otak, tapi juga karena dua jenis lemak ini porsinya relatif kurang dalam diet.

EPA adalah pembuka jalan bagi sekelompok zat kompleks yang disebut eicosanoids, yang menjalankan berbagai fungsi penting di dalam otak dan tubuh. DHA adalah "pondasi" utama dari selaput otak dan system syaraf serta berpengaruh besar terhadap cell-cell pemberi sinyal.

EPA dan DHA adalah lemak omega-3 dan bisa dibuat dari omega-3 essential fatty acid, alpha linolenic acid (ALA). Namun, proses konversi ini bisa sangat rumit karena faktor-faktor genetik dan lingkungan, termasuk diet, bisa memberikan variasi yang sangat tinggi terhadap kemampuan seseorang untuk mengubah ALA menjadi EPA dan DHA.

Berbagai faktor diet diketahui sangat mempengaruhi proses konversi ini, termasuk jumlah konsumsi ALA yang kurang, konsumsi omega-6 yang tinggi, saturated fat, hydrogenated fat, dan alcohol, juga kekurangan vitamin dan mineral, testosterone dan hormon-hormon stress.

Sayangnya, berbagai hasil survey mengungkapkan bahwa diet modern umumnya sangat kaya akan omega-6, lemak saturated dan hydrogenated, serta seringkali kurang dalam omega-3 dan nutrisi micro.

Anak-anak yang menderita ADHD seringkali ditemukan kekurangan zat besi dan zinc, dan fakta yang mengungkapkan bahwa anak laki-laki cenderung lebih terpengaruh dibanding anak perempuan mungkin menjadi bagian dari penyebab efek negatif testosterone terhadap proses konversi ini.

Untuk menghindari kekurangan fungsional dari jenis lemak yang sangat penting ini, diet seharusnya memperkecil rasio dari lemak essensial omega-6, linoleic acid (LA) dan lemak essensial omega-3 (ALA), dengan rasio ideal tidak lebih dari 5:1, juga menambah jumlah EPA dan DHA.

Sumber diet yang banyak mengandung LA adalah sayuran tertentu dan minyak yang di dapat dari biji-bijian, termasuk biji bunga matahari, safflower, soya, palm, kacang dan wijen, yang semuanya harus dimakan dalam jumlah yang cukup bersama dengan minyak yang banyak mengandung ALA misalnya rapeseed (canola), flaxseed (linseed) dan walnut.

Minyak zaitun juga direkomendasikan, meski mengandung ALA dalam kadar yang rendah, karena banyak mengandung lemak monounsaturated.

Dilihat dari berbagai jenis lemak yang tersedia, banyak margarine yang secara khusus diformulakan untuk mengandung ALA dalam dosis yang tinggi, meski beberapa merek masih mengandung jenis lemak hydrogenated yang berbahaya, namun penting juga untuk diingat bahwa mentega sebenarnya punya kandungan LA yang rendah dan jika dicampurkan dengan minyak rapeseed atau minyak zaitun dalam kuantitas yang sama, maka kandungan lemak saturatednya sudah jauh berkurang.

Sumber ALA lainnya antara lain sayuran hijau misalnya bayam, juga daun-daunan hijau misalnya kemangi, mint dan peterseli. Itu berarti, produk-produk makanan hewani yang didapat dari hewan yang digembalakan untuk makan rumput liar juga akan banyak mengandung ALA dan begitu organik. Daging, susu, dan telur adalah pilihan terbaik.

Saat mencari sumber-sumber EPA dan DHA, ikan dan seafood adalah sumber yang terbaik, terutama salmon, trout, mackerel, sardines, herring dan anchovies.

Tuna segar dikelompokkan sebagai ikan yang berminyak, namun proses pengalengan menyebabkan hilangnya fatty acid dalam jumlah yang significant. Berbagai jenis ikan sepertinya cenderung untuk mengandung polusi dalam kadar yang tinggi, misalnya mercury yang diketahui bisa menyebabkan neurotoxic sehingga orang yang menderita ADHD dan anak-anak yang berusia dibawah 16 tahun sebaiknya tidak memakan ikan hiu, marlin, dan swordfish.

DHA juga bisa ditemukan dalam liver dan kuning telur, jadi makanan ini seharusnya digabungkan ke dalam diet secara teratur, kecuali jika anda mengkonsumsi supplemen nutrisi yang mengandung vitamin A, dimana dalam kasus ini sebaiknya jangan memakan makanan yang mengandung liver.

Antioxidant

Jika konsumsi polyunsaturated fats (PUFAs), misalnya EPA dan DHA, meningkat, begitu pula dengan resiko dari lipid peroxidation oleh aksi dari radikal bebas yang berbahaya, asap, polusi, dan lain-lain, sebuah bahan yang diproduksi di dalam tubuh oleh proses-proses normal misalnya bernapas dan metabolisme.

PUFA sangat rentan terhadap serangan dari zat-zat ini dan perlu perlindungan dari antioxidant untuk menghindari kerusakan yang mempengaruhi struktur dari selaput lipid dari otak dan CNS. Saat jumlah radikal bebas yang di produksi tidak mampu diimbangi oleh antioxidant, akan menyebabkan kerusana pada tubuh dan otak yang disebut dengan ’oxidative injury’.

Diet antioxidant menyertakan nutrisi-nutrisi misalnya vitamin E dan selenium, juga zat aktif biologis misalnya flavonols, anthocyanins dan carotenoids, yang banyak ditemukan dalam buah dan sayuran, kacang-kacangan, dan teh.

Vitamin E secara natural dapat ditemukan dalam makanan yang banyak mengandung PUFA misalnya oil dan kacang-kacangan, selenium ditemukan dalam ikan, seafood, liver, telur, brazil nuts, jamur, dan lentil.

Memakan rekomendasi harian minimun 5 porsi buah dan atau sayuran seharusnya sudah memberikan jumlah antioxidant yang cukup, terutama jika warna dan variasi buah dan sayuran yang dipilih sangat beragam.

Zat Besi

Kekurangan zat besi telah dihubungkan dengan ADHD pada anak-anak. Sumber-sumber zat besi ini antara lain daging, sereal sarapan yang sudah diperkaya, apricot kering, dan makanan-makanan ini seharusnya menjadi fitur reguler dari diet ADHD. Supplement zat besi tambahan mungkin dibutuhkan dalam kasus kekurangan zat besi.

Zinc

Zinc punya berbagai fungsi penting di dalam tubuh, termasuk metabolisme dari neurotransmitters dan fatty acids. Kekurangn zinc mungkin akan memberikan efek pada perkembangan ADHD.

Anak-anak penderita ADHD yang telah dirawat dengan supplement zinc telah memperlihatkan berkurangnya gejala-gejala hyperactive, impulsif dan ketidak mampuan bersosialiasi.

Makanan yang diketahui banyak mengandung zinc antara lain seafood, liver, pine nuts, cashew nuts dan sereal wholegrain, dan seharusnya dimakan secara teratur untuk mencegah kekurangan zinc.

Makanan Tambahan Sintetik

Zat pewarna, penambah rasa, dan pengawet sintetik, telah dihubungkan dengan meningkatnya hyperactivity pada sebagian anak ADHD dan non-ADHD. Banyak dari zat-zat tambahan ini yang sebenarnya tidak perlu dan digunakan secara teratur untuk menjual makanan dengan kualitas yang buruk, dan dipasarkan khusus pada anak-anak.

Berikut ini zat-zat tambahan yang telah terbukti mengakibatkan reaksi negatif:

  • E102
  • E104
  • 107
  • E110
  • E122
  • E123
  • E124
  • 128
  • 133
  • E142
  • E150
  • E151
  • E154
  • E155
  • E180
  • E221
  • E222
  • E223
  • E224
  • E226
  • E227
  • E228
  • benzoic acid
  • sodium benzoate
  • sodium metabisulphite
  • sulphur dioxide
  • vanillin

Fungsi

Diet ADHD bekerja dengan cara menyediakan jenis dan jumlah lemak yang tepat, yang dibutuhkan oleh otak dan CNS, jua menyediakan jumlah zat besi dan zinc yang cukup untuk menhindari kekurangan nutrisi yang telah diketahui berhubungan dengan semakin parahnya gejala-gejala ADHD.

Supplemen nutrisi seharusnya dikonsumsi berdasarkan petunjuk dokter atau ahli gizi, dan hanya sebagai tambahan dari diet yang sehat dan seimbang. Antioxidant diperlukan untuk melindungi rusaknya lemak yang akan mempengaruhi struktur otak dan menghambat sinyal-sinyal di dalam otak dan CNS.

Yang terakhir, diet ADHD seharusnya menghindari makanan-makanan yang mengandung zat additives karena telah terbukti berpotensi memberikan efek negatif pada tingkah laku pada anak-anak ADHD dan non-ADHD.

Keuntungan

Keuntungan utama dari diet ADHD adalah memberikan jenis makanan yang tepat, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan otak akan nutrisi.

Diet ini menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk mempertahankan perkembangan dan pertumbuhan anak, juga mempertahankan dan meningkatkan kesehatan secara umum, sambil menghidari zat additives yang berpotensi menimbulkan reaksi negatif.

Diet ini mensupport metode perawatan lainnya, termasuk pengobatan stimulant, dan juga membantu meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan dari mereka yang menderita ADHD.

Peringatan

Petunjuk detil dan khusus seharusnya selalu di cari dari ahli diet yang qualified, terutama saat berhadapan dengan anak-anak. Setiap supplemen nutrisi seharusnya selalu dikonsumsi menurut instruksi dari pabrik pembuat dan dosis yang sesuai anjuran. Jika sedang menjalani pengobatan lain, sebaiknya mintalah petunjuk dari dokter.

Resiko

Jika dikonsumsi dengan pengobatan stimulant, supplement minyak ikan dilaporkan bisa menyebabkan meningkatnya tingkah laku hyperactive pada sebagian orang yang menderita ADHD. Dalam situasi ini, konsumsi supplement seharusnya diteruskan dan dosis pengobatan disesuaikan menurut hal itu, dibawah pengawasan seorang dokter.

Supplemen minyak ikan juga mengurangi waktu pembekuan darah dan seharusnya tidak digunakan jika sudah mengkonsumsi obat-obatan anti-coagulant.

Tidak ada resiko yang berhubungan dengan diet ADHD dalam hal makanan yang dipilih dan diet ini seharusnya aman untuk dijalani oleh mereka yang menderita ADHD.

Research

Diantara para spesialis yang bekerja secara khusus di bidang ini, ada kesepakatan umum bahwa ADHD itu adalah gangguan yang melibatkan kekurangan fungsional dari EPA dan DHA yang terkadang diiringi dengan kekurangan zat besi dan zinc.

Dikomunitas yang lebih luas, masih ada skeptisisme mengenai ADHD dan peranan dari diet dalam pengembangan dan manajemennya.

Dalam hal supplementasi, data yang diperlukan masih belum cukup untuk memformulakan metode perawatan yang standard dan masih belum jelas apakah kekurangan nutrisi micro adalah penyebab dari ADHD.

Penelitian lain telah menyelidiki supplementasi carnitine dan diet eliminasi namun penemuan mereka masih belum meyakinkan.