Body Mass Index
Body mass index (BMI), atau disebut juga Quetelet Index, adalah kalkulasi yang digunakan untuk menentukan jumlah lemak tubuh seseorang.
BMI memberikan cara yang konsisten pada para ahli medis untuk mengetahui berat badan pasiennya, dan cara yang objektif untuk mendiskuksikannya dengan mereka.
BMI juga sangat berguna untuk menyarankan tingkat resiko dari pasien terhadap penyakit yang berhubungan dengan obesitas.
Deskripsi
BMI adalah kalkulasi statistik yang dimaksudkan sebagai sarana untuk melakukan penaksiran. BMI bisa diterapkan pada sekelompok orang untuk menentukan trend, atau bisa juga diterapkan secara individual.
Saat diterapkan pada individual, hanya satu dari beberapa penaksiran yang digunakan untuk menentukan resiko terhadap penyakit yang berhubungan dengan berat badan (underweight, overweight, atau obese).
Sejarah BMI
Formula yang digunakan untuk menghitung BMI itu sudah dikembangkan selama lebih dari 100 tahun yang lalu oleh seorang ahli matematik asal Belgia, Lambert Adolphe Quetelet.
Quetelet, yang menyebut kalkulasinya Quetelet Index of Obesity, adalah salah seorang ahli statistik pertama yang menerapkan konsep regular bell-shaped statistical distribution pada fisika dan fitur dari tingkah laku manusia.
Dia percaya bahwa dengan mengukur dan menganalisa statistik secara seksama, maka karakteristik dari populasi bisa ditentukan secara matematis.
Penjelasan secara matematis dari karakteristik khusus populasi mengarahkannya pada konsep hipotesis “orang rata-rata,” yang mengukur antara satu individu dengan individu lainnya.
Dalam usahanya untuk menjelaskan hubungan antara berat yang satu dengan berat yang lain dalam orang rata-rata, dia mengembangkan formula untuk menghitung body mass index.
Untuk menghitung BMI dibutuhkan dua ukuran, yaitu berat dan tinggi badan. Untuk menghitung BMI menggunakan satuan metrik, berat dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter (m).
Sedangkan untuk mengkalkulasikan BMI dalam satuan imperial, berat dalam pound (lb) dibagi dengan tinggi badan dalam inchi (in), kemudian di kali dengan 703.
Hasil kalkulasi tersebut menghasilkan angka yang menjadi BMI seseorang. Angka ini, jika dibandingkan dengan distribusi statistik dari BMI untuk orang dewasa yang berusia 20-29 tahun, akan menunjukkan apakah berat badan orang tersebut kurang, rata-rata, berlebih, atau obese.
Kelompok usia 20-29 tahun dipilih sebagai standard karena mewakili orang dewasa yang sudah berkembang secara penuh pada titik dalam kehidupan mereka saat secara statistik mereka punya lemak tubuh paling sedikit.
Formula untuk menghitung BMI pada anak-anak itu sama dengan orang dewasa, namun hasilnya diterjemahkan dengan cara yang berbeda.
Meski formula untuk menghitung BMI itu dikembangkan pada pertengahan 1800-an, namun penggunaannya di masih jarang sebelum pertengahan tahun 1980-an.
Sebelum BMI mulai umum digunakan, kegemukan atau kekurusan seseorang ditentukan melalui tabel yang menunjukkan jenjang berat badan ideal, atau jenjang berat menurut tinggi badan.
Tinggi badan diukur dalam interval satu inchi, dan berat badan jenjang berat badan ideal diukur secara terpisah menurut jenis kelamin. Informasi yang digunakan untuk mengembangkan tabel berat ideal ini berasal dari data yang dikumpulkan selama beberapa dekade dan dikompilasi oleh perusahaan asuransi.
Tabel tersebut menentukan probabilitas dari kematian yang berhubungan dengan tinggi dan berat badan, dan telah digunakan oleh perusahaan untuk menentukan rating asuransi jiwa.
Data tersebut tidak menyertakan orang-orang yang mempunyai penyakit kronis, atau mereka yang tidak bisa mendapat asuransi jiwa karena faktor kesehatan.
Ketertarikan untuk menggunakan BMI di Amerika mulai meningkat sejak awal tahun 1980-an, saat para peneliti mulai prihatin terhadap perkembangan penduduk Amerika.
Mengartikan perhitungan BMI pada orang dewasa
Orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas dievaluasi menggunakan skala BMI yang sama, yaitu jika BMI-nya:
- dibawah 18.5 = Underweight
- 18.5 - 24.9 = Normal
- 25,0 - 29,9 = Overweight
- 30 atau lebih = Obese
Sebagian peneliti menganggap BMI 17 atau kurang itu sebagai indikasi dari adanya masalah kesehatan yang serius akibat kekurangan nutrisi.
Di negara-negara yang berkembang, BMI 17 yang serendah itu tanpa adanya penyakit seringkali menjadi indikasi dari anorexia nervosa.
Sedangkan BMI 40 atau lebih mengindikasikan obesitas yang tidak wajar sehingga sangat beresiko untuk berkembangnya penyakit yang berhubungan dengan obesitas, misalnya stroke, serangan jantung, dan diabetes type 2.
Mengartikan perhitungan BMI pada anak-anak dan remaja
Formula yang digunakan untuk menghitung BMI pada anak-anak yang berusia 2 - 20 tahun itu sama dengan formula yang digunakan pada orang dewasa. Namun hasilnya diartikan dengan cara yang berbeda.
Interpretasi dari BMI untuk anak-anak menyertakan pertimbangan bahwa jumlah lemak tubuh akan berubah saat anak-anak tumbuh, dan bahwa jumlah lemak tubuh itu berbeda pada anak laki-laki dan perempuan dengan usia dan berat badan yang sama.
Anak-anak tidak dikelompokkan secara langsung menurut BMI-nya, melainkan BMI-nya tersebut dibandingkan dulu dengan anak-anak lain dengan usia dan jenis kelamin yang sama.
Anak-anak tersebut diberi nilai persentase menurut BMI mereka. Persentase ini menyediakan perbandingan antara berat mereka dengan berat dari anak-anak lain yang seusia dan berjenis kelamin sama.
Sebagai contoh, jika seorang remaja putri berada pada tingkat 75 persen untuk kelompok usinya, berarti 75 orang dari 100 anak yang seusianya punya berat badan lebih ringan dibanding dirinya, dan 25 dari 100 anak punya berat badan lebih berat dari dirinya.
Kategori berat badan untuk anak-anak adalah:
- Dibawah 5 persen = Berat badan kurang
- 5 - <85 persen = Berat badan normal
- 85 - <95 persen = Beresiko overweight
- 95 atau lebih = Overweight
Menerapkan Informasi BMI
BMI awalnya didesign untuk mengamati sekelompok orang, dan masih digunakan untuk mengamati berbagai trend, misalnya menigkatnya berat badan pada kelompok usia tertentu seiring waktu.
BMI juga sarana yang berguna untuk membandingkan massa tubuh diantara berbagai etnis atau kelompok kultur, dan bisa digunakan untuk memperkirakan tingkat kecukupan atau kelebihan nutrisi dari populasi.
Saat diterapkan secara individual, BMI bukanlah sarana untuk mendiagnosa. Meski ada hubungan yang jelas antara BMI dan penyakit tertentu misalnya diabetes type 2, beberapa jenis kanker, dan penyakit jantung, namun BMI saja tidak cukup untuk memprediksi kemungkinan seseorang untuk mengembangkan penyakit ini.
National Heart, Lung, dan Blood Institute merekomendasikan pengukuran berikut ini untuk memperkirakan dampak berat badan terhadap kesehatan:
- BMI
- Lingkar pinggang (cara alternatif untuk mengukur lemak tubuh)
- GALE ENCYCLOPEDIA OF DIETS
- Low HDL atau kolesterol “baik”
- High blood glucose (kadar gula darah)
- High triglycerides
- Sejarah keluarga yang menderita penyakit jantung
- Level aktivitas fisik yang rendah
- Merokok
Pencegahan
BMI sangat akurat saat mendefenisikan karakteristik dari populasi, namun kurang akurat saat diterapkan secara individual. Tapi, karena lebih mudah dan murah, maka BMI banyak digunakan.
Untuk menghitung BMI itu hanya membutuhkan timbangan, sebuah meteran, dan kemampuan untuk melakukan perhitungan sederhana atau menggunakan kalkulator.
Kemungkinan keterbatasan BMI saat diterapkan pada individual adalah:
- BMI tidak membedakan antara lemak dan otot. BMI cenderung untuk memperkirakan tingkat "kegemukan" yang terlalu tinggi diantara para atlit elite dicabang olahraga misalnya football, angkat besi, dan binaraga. Karena otot lebih berat dibanding lemak, banyak atlit yang tubuhnya berotot dikelompokkan sebagai overweight, meski mereka punya persentase lemak tubuh yang kecil dan kondisi fisik yang prima.
- BMI cenderung untuk memperkirakan tingkat kegemukan yang terlalu rendah pada manula karena massa otot dan tulang mereka sudah banyak berkurang dan digantikan dengan lemak untuk alasan yang sama dengan tingkat kegemukan dikalangan atlit.
- BMI tidak membedakan tipe-tipe tubuh. Orang yang bertubuh besar (bertulang besar) menggunakan standard yang sama dengan orang yang bertubuh kecil.
- Pengelompokan berat dalam BMI itu absolute, sedangkan dalam banyak kasus resiko kesehatan akan berubah seiring perubahan BMI. Seseorang dengan BMI 24,9 dikelompokkan sebagai berat badan normal, sementara orang yang punya BMI 25,1 dikelompokkan overweight. Dalam realitasnya resiko kesehatan mereka mungkin cukup mirip.
- BMI tidak memperhitungkan penyakit atau obat-obatan yang mungkin menyebabkan water retention.
- BMI tidak membedakan antara gender, ras, atau etnis. Dua orang dengan BMI yang sama mungkin punya resiko kesehatan yang berbeda karena gender atau faktor genetik.
- BMI adalah index comparative dan tidak mengukur jumlah lemak tubuh secara langsung. Metode lain memberikan pengukuran lemak tubuh secara langsung, namun meteode ini mahal dan membutuhkan peralatan khusus serta pelatihan untuk menggunakannya dengan benar. Beberapa contoh dari pengukuran ini antara lain pengukuran ketebalan lipatan kulit, underwater (hydrostatic) weighing, bioelectrical impedance, dan dual-energy x-ray absorptiometry (DXA). Mengkombinasikan antara BMI, lingkar pinggang, sejarah kesehatan kelurga, dan analisa gaya hidup, akan memberikan informasi yang cukup untuk menganalisa berbagai resiko kesehatan yang berhubungan dengan berat badan dengan biaya yang minimal.
Perhatian Orang Tua
Obesitas di masa kanak-kanak adalah sebuah keprihatinan yang meningkat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang overweight lebih cenderung untuk menjadi obese saat dewasa dibanding anak-anak dengan berat badan normal.
Kelebihan berat badan dimasa kanak-kanan juga dihubungkan dengan perkembangan awal dari diabetes type 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Selain itu, anak yang punya berat badan berlebih atau sangat kurang, seringkali punya masalah sosial dan emosional karena sering menjadi objek ejekan.
American Academy of Pediatrics (AAP) dan United States Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan untuk selalu mereview berat badan anak yang berusia diatas dua tahun secara teratur.
Para orang tua dari anak-anak yang punya BMI diatas 85 persen (beresiko overweight dan dikategorikan overweight) sebaiknya mencari informasi dari dokter mengenai resiko kesehatan yang berhubungan dengan BMI tinggi dan petunjuk mengenai cara menormalkan berat badan anak-anak mereka.
Berdiet untuk menurunkan berat badan jarang dianjurkan untuk anak-anak yang sedang tumbuh.
Namun seorang dokter bisa memberikan panduan mengenai cara memperbaiki pola makan anak-anak, mengeliminasi empty calories (misalnya yang ditemukan dalam soda dan candy) dan meningkatkan level aktivitas anak-anak agar bisa membakar kalori lebih banyak dan meningkatkan kebugarannya.