Alternate Day Diet
"The Alternate-Day Diet: Turn on Your “Skinny Gene,” Shed the Pounds, and Live a Longer and Healthier Life" adalah buku diet yang ditulis oleh James B. Johnson, M.D.
Melalui diet ini, pengurangan kalori dicapai dengan cara membatasi kalori setiap dua hari sekali, sehingga lama kelamaan dihasilkan diet pengurangan kalori.
Program diet ini didasari oleh hasil penelitian pada hewan yang mengindikasikan bahwa pembatasan jumlah kalori pada hari alternatif bisa memicu gen "skinny."
Dr. Johnson yang telah mengaplikasikan teori yang sama pada manusia melalui percobaan klinis, menemukan bahwa metode ini bukan cuma bisa menghasilkan penurunan berat badan, namun juga bisa memberikan banyak manfaat lain bagi kesehatan.
Para relawan penelitian ini rata-rata berhasil menurunkan 8 persen dari berat tubuhnya selama 8 minggu, dan mengalami peningkatan dalam kesehatannya, misalnya berkurangnya peradangan, menurunnya insulin resistence, dan meningkatnya level energi.
Johnson juga mengklaim bahwa diet ini bisa membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi rematik dan menurunkan level radikal bebas yang berada di saluran darah.
Dalam diet ini, setiap hari dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Up Day atau Down Day. Saat berada dalam Up Day, anda bebas untuk makan sebanyak yang anda suka, dan saat berada dalam Down Day, jumlah kalori anda dibatasi.
Meski anda tetap dibebaskan untuk makan apa saja dan sebanyak yang anda suka, namun anda juga tidak boleh makan secara berlebihan. Tapi penting juga untuk diperhatikan bahwa anda harus makan dalam jumlah yang cukup hingga merasa kenyang.
Untuk dua minggu pertama dalam diet ini, anda tidak boleh mengkonsumi lebih dari 20% dari jumlah kalori normal pada Down Days. Untuk mempermudahnya, jumlah kalori yang direkoemendasikan pada Down Days adalah 500 kalori selama menjalani tahap induksi.
Shakes sebagai makanan pengganti adalah satu-satunya makanan direkomendasikan pada Down Days selama tahap induksi. Ini karena shakes mengenyangkan dan memudahkan anda untuk memonitor kalori.
Dalam diet ini, anda cuma perlu berdiet dua hari sekali. Dan setiap dua hari sekali anda bebas untuk makan seperti biasa.
Untuk tahap jangka panjang dari diet ini tidak seketat pada tahap dua minggu pertama. Pada Down Days, anda bisa makan makanan real dan juga meningkatkan kalori hingga 35% dari jumlah normal jika ingin menurunkan berat badan.
Jika berat badan ideal sudah tercapai, maka kalori bisa ditingkatkan hingga 60% dari kebutuhan kalori normal untuk mempertahankan berat badan.
Makanan apa saja yang direkomendasikan oleh diet ini?
Shake sebagai makanan pengganti, buah-buahan, sayuran, ayam, kalkun, ikan, putih telur, pasta, gandum, roti gandum, sereal tinggi serat, kacang-kacangan, kojac, mie Shirataki, anggur merah.
Contoh Menu Diet
- Sarapan - Veggie omelet, Roti panggang
- Makan siang - Garbanzo bean spinach salad
- Makan malam - Soft fish tacos
Jenis olahraga apa yang direkomendasikan oleh diet ini?
Dalam diet ini, olahraga tidak diperlukan meski buku diet ini menyertakan informasi mengenai olahraga.
Apa saja kelebihan dari diet ini?
- Tidak ada makanan yang harus dijauhi.
- Mudah untuk diikuti dan dijalani.
- Mengeliminasi rasa lapar yang terjadi saat menjalani diet jangka panjang.
- Ditulis oleh seorang dokter medis.
- Menyertakan menu.
- Menyertkaan resep.
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa diet ini bisa mengurangi asthma.
- Mungkin bisa meningkatkan metabolisme.
Apa saja kelemahan dari diet ini?
- Anda mungkin akan mengalami rasa lapar dan lelah pada saat menjalani Down Days.
- Tidak cocok untuk mereka yang pernah mengalami eating disorders.
- Tidak mendorng anda untuk berolahraga.
Jadi kesimpulannya?
Sebagian orang mungkin akan merasa bahwa diet ini adalah cara yang mudah untuk mengurangi kalori tanpa mengharuskan mereka untuk mengubah pola makan sepenuhnya.
Namun, diet ini mungkin cenderung untuk membuat anda jadi makan berlebih saat berada pada Up Days, yang bisa jadi akan merusak efek dari pengurangan kalori.
Selain itu, bagi sebagian besar orang, jumlah kalori yang sangat rendah dalam Down Days mungkin akan mengakibatkan rasa lapar dan letih, yang berpotensi untuk memberikan efek negatif pada kinerja aktivitas harian.