Makanan Sehat - Oat

Selama sekitar dua ribu tahun, oat telah di budidayakan di berbagai belahan dunia.

Awalnya, oat itu hanya digunakan untuk tujuan pengobatan. Tapi kemudian, orang-orang mulai mengkonsumsinya sebagai makanan.

Selama beberapa dekade terakhir, banyak orang yang memandang oat sebagai sejenis makanan super. Orang-orang ini menganggap oat itu sangat bermanfaat untuk mereka yang ingin mencegah atau menunda masalah-masalah cardiovascular.

Banyak yang yakin bahwa jika mereka memakan oat dalam jumlah yang cukup, maka tekanan darah dan level kolesterol mereka akan menurun.

Dan, untuk memakan oat itu begitu mudah. Cara apa yang lebih baik untuk memulai hari dibanding dengan semangkuk oat whole-grain yang dikukus?

Semangkuk oat hanya  mengandung tidak lebih dari 146 kalori. Bahkan jika ditambahkan dengan sedikit susu, jumlah kalorinya masih tetap rendah. Tentu, berbagai jenis roti oat juga tersedia. Tapi, jumlah oat yang benar-benar terkandung di dalam roti ini sangat bervariasi.

Oat itu banyak mengandung manganese dan selenium, juga vitamin B1, magnesium, protein, tryptophan, dan fosfor. Tapi apa yang sudah di pelajari oleh para peneliti?

Kolesterol

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2007 di Nutrition Journal, 75 pria dan wanita dengan level kolesterol yang tinggi, secara acak diberikan entah 6 gram konsentrat oat beta-glucan per hari, atau 6 gram dextrose per hari (kelompok kontrol).

Setelah enam minggu, para peneliti menemukan bahwa para subjek yang mendapat oat beta-glucan, mengalami penurunan yang signifikan dalam kolesterol total dan LDL (jahat).

Dalam sebuah studi Colorado State University, yang dipublikasikan tahun 2002 di The American Journal of Clinical Nutrition, 36 pria overweight dengan usia antara 50 sampai 75 tahun, diberikan entah sereal oat atau gandum yang menyediakan 14 g serat per hari, selama 12 minggu.

Pada akhir studi, para peneliti menemukan bahwa para pria yang mendapat sereal gandum itu tidak mengalami penurunan dalam kolesterol. Namun, kelompok yang mendapat sereal oat mengalami penurunan sebanyak 17 dalam level kolesterol LDL.

Dalam sebuah studi di Jerman yang dipublikasikan tahun 2003 di Annals of Nutrition & Metabolism, para peneliti di Wehrawald Hospital menempatkan para subjek overweight yang mengalami peningkatan dalam level kolesterol pada salah satu dari tiga jenis diet.

99 subjek mengkonsumsi sebuah diet yang jumlah lemaknya di modifikasi dan jumlah kalorinya terbatas, serta 35 sampai 50 gram oat bran per hari. 136 subjek mengkonsumsi sebuah diet yang jumlah lemaknya di modifikasi dan jumlah kalorinya terbatas, namun tanpa oat bran.

53 pria overweight dengan level kolesterol normal bertindak sebagai kelompok kontrol. Pada akhir dari minggu ke empat, yang mengalami penurunan paling signifikan dalam kolesterol total dan LDL adalah kelompok yang menyertakan oat bran ke dalam diet mereka.

Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2005 di Journal of the American Dietetic Association, menguraikan penelitian yang dilakukan pada 152 pria Hispanic dengan usia rata-rata 30 sampai 70 tahun, yang mengalami peningkatan dalam level kolesterol LDL, antara 120 sampai 190 mg/dl.

Setelah mereka memakan diet National Cholesterol Education Program Step 1 selama lima minggu, secara acak, pada subjek di tugaskan entah untuk memakan sereal jagung atau oat selama enam minggu berikutnya.

Sementara mereka yang memakan sereal jagung tidak mengalami penurunan yang signifikan dalam kolesterol, namun pada subjek yang memakan sereal oat mengalami penurunan dalam level kolesterol total dan LDL.

Sebaliknya, sebuah studi Swedia yang dipublikasikan tahun 2008 di Annals of Nutrition & Metabolism, menyelidiki apakah dengan mengkonsumsi makanan harian yang mengandung 4 g oat beta-glucan, akan menurunkan level kolesterol total dan LDL pada subjek yang mengalami peningkatan dalam level kolesterol.

Selama tiga minggu pertama dari studi ini, 43 pria dan wanita sehat yang mengalami peningkatan level kolesterol mengkonsumsi suatu soup harian yang tinggi dalam serat tapi rendah dalam energi dan lemak serta tidak menyertakan oat beta-glucan.

Kemudian, secara acak, para subjek diberi tugas, entah untuk tetap mengkonsumsi soup yang sama, atau mengkonsumsi soup oat yang ditambah dengan beta-glucan, selama lima minggu berikutnya.

Meski level kolesterol total dan LDL dari subjek yang memakan soup oat dengan beta-glucan memang menurun, tapi penurunan tersebut tidak signifikan secara statistik.

Tekanan Darah

Sebuah studi kecil selama enam minggu yang dipublikasikan tahun 2002 di Journal of Family Practice, membagi 18 pria dan wanita yang mengalami peningkatan ringan dalam tekanan darah ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama memakan sereal oat (yang distandarisasi dengan 5,52 g beta-glucan per hari), sedangkan kelompok lain memakan sereal rendah lemak dengan total serat kurang dari 1,0 g per hari.

Meski kelompok yang memakan sereal rendah serat tidak mengalami perubahan dalam hasil pembacaan tekanan darah, namun kelompok yang memakan sereal oat mengalami pengurangan yang signifikan dalam tekanan darah systolic dan diastolic.

Para peneliti menyimpulkan bahwa, ‘‘oat yang banyak mengandung serat soluble itu mungkin adalah sebuah terapi diet yang efektif dalam pencegahan dan pengobatan hypertensi.’’

Dalam sebuah studi yang dilakukan di Jean Mayer U.S. Department of Agriculture Human Nutrition Research Center on Aging di Tufts University, dan dipublikasikan tahun 2001 di The Journal of Nutrition, para peneliti meminta 43 orang dewasa yang overweight untuk mengkonsumsi diet normal mereka selama dua minggu.

Kemudian, selama enam minggu berikutnya, mereka memakan satu dari dua jenis diet, yaitu diet kontrol atau sebuah diet yang mengandung 45 g oat per hari.

Meski tekanan diastolic dari kedua kelomppok tetap sama, tapi kelompok yang memakan oat mengalami penurunan yang signifikan dalam tekanan darah systolic.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2007 di European Journal of Clinical Nutrition, 97 pria dan wanita yang memiliki tekanan darah systolic 130–179 mm Hg, dan atau tekanan darah diastolic 85–109 mm Hg (peningkatan agak tinggi ke sangat tinggi), secara acak ditugaskan entah untuk memakan makanan yang mengandung beta-glucan, atau makanan kontrol, selama 12 minggu.

Meski tekanan darah cenderung tatap hampir sama dalam kedua kelompok, tapi para subjek yang memiliki body mass index diatas rata-rata (dalam kasus ini berarti bahwa mereka obese) dan yang memakan oat beta-glucan, mengalami penurunan dalam tekanan darah systolic dan diastolic.

Kanker Payudara

Dalam sebuah studi Swedia yang dipublikasikan tahun 2008 di International Journal of Cancer, para peneliti mengamati hubungan antara jumlah serat asupan, misalnya oat, dengan timbulnya kanker payudara, pada 51.823 wanita postmenopausal yang mengikuti Swedish Mammography Screening Cohort.

Serat asupan awalnya diukur melalui sebuah questionnaire yang dilakukan dari tahun 1987 sampai 1997. Selama masa follow-up, yang dilakukan selama rata-rata 8,3 tahun, terdapat hampir 1,200 kasus kanker payudara yang terdiagnosa. Hasil-hasil penemuan dari studi ini penting.

Diantara wanita yang pernah menggunakan hormon-hormon postmenopausal, ‘‘total serat asupan dan terutama sereal serat (misalnya oatmeal) itu secara statistik sangat berhubungan dengan sekitar 50 persen pengurangan resiko untuk tumor keseluruhan, ER [estrogen receptor] dan PR [progesterone receptor], saat dibandingkan antara yang paling tinggi dengan yang paling rendah, namun tidak ada hubungan yang terlihat diantara wanita yang tidak pernah menggunakan hormon postmenopausal.’’

Meski oat mungkin bukan atau memang makanan super, tapi untuk sebagian besar orang, oat itu mungkin adalah suatu tambahan yang bermanfaat bagi diet.

Tapi, kecuali seseorang sangat yakin bahwa tidak ada kontaminasi silang yang muncul, orang-orang yang memiliki penyakit celiac atau tidak toleran terhadap gluten, sebaiknya tidak mengkonsumsi oat dalam bentuk apapun.