Makanan Sehat - Kiwi

Kiwi, yang juga dikenal sebagai buah kiwi, itu sebenarnya adalah berries.

Untuk ukuran buah yang relatif kecil, kiwi sangat banyak mengandung gizi.

Meski banyak orang yang menganggap bahwa pisang sebagai buah dengan level potassium yang tinggi, dan jeruk sebagai sumber yang sangat bagus untuk vitamin C, tapi sebenarnya kiwi punya lebih banyak potassium (505 miligram) dibanding pisang, dan mengandung vitamin C dua kali lebih banyak (114 miligram) dibanding jeruk.

Kiwi juga mengandung folate, magnesium, vitamins A and E, serat soluble dan insoluble, lutein, serta copper. ‘‘Melalui suatu pengukuran ilmiah, buah kiwi ditelah diberi gelar sebagai buah yang paling padat gizi.’’

Selain itu, terdapat sejumlah studi menarik mengenai berries ini.

Memerangi Efek Radikal Bebas

Kiwi itu dipenuhi dengan antioxidant, yang menangkis serangan-serangan dari radikal bebas.

Sebuah studi yang muncul tahun 2007 di Journal of the American College of Nutrition, mengamati bagaimana beberapa buah yang dikenal banyak mengandung antioxidant, mempengaruhi jumlah antioxidant di dalam darah dari para relawan.

Dari buah-buahan yang di uji, hasil terbaik di dapat dari anggur, kiwi dan blueberry liar.

Para peneliti mencatat bahwa peningkatan jumlah antioxidant di dalam darah itu berhubungan dengan penurunan resiko dari penyakit-penyakit kronis.

Mereka menganjurkan orang-orang untuk selalu memakan makanan yang banyak mengandung antioxidant setiap kali makan.

Pencegahan Kanker

Karena buah kiwi begitu kaya akan antioxidant dan menetralisir radikal-radikal bebas, berati kiwi juga memainkan sebuah peranan penting dalam pencegahan kanker.

Dalam sebuah studi Eropa yang dipublikasikan tahun 2003 di Carcinogenesis, para relawan yang sehat, non-perokok, dan tidak mengkonsumsi obat atau supplement antioxidant apapun, diminta untuk memakan buah kiwi dalam jumlah yang bervariasi, selama tiga minggu.

Kemudian, dilanjutkan dengan dua minggu masa pembersihan.

Para peneliti lalu mengukur kemampuan tubuh mereka dalam memperbaiki kerusakan akibat oksidasi DNA dengan sebuah test in vitro; berbagai tingkat konsentrasi dari antioxidant asupan di dalam plasma darah juga di ukur.

Mereka menemukan bahwa dengan mengkonsumsi kiwi setiap hari, memberikan perlindungan terhadap kerusakan DNA yang mungkin menyebabkan kanker. ‘‘Pentingnya efek-efek ini secara umum tidak berhubungan dengan variasi dari jumlah kiwi yang dikonsumsi setiap hari. Buah kiwi memberikan perlindungan terhadap kerusakan DNA oksidatif, meningkatkan level antioxidant, dan memicu perbaikan DNA. Dua efek ini, mungkin akan mengurangi resiko dari perubahan-perubahan mutagenic yang mengarah pada kanker.’’

Penemuan yang serupa di dapat dari studi yang dipublikasikan tahun 2006 di Nutrition Research. Sekelompok kecil yang hanya terdiri dari 12 relawan dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing terdiri dari 6 orang.

Salah satu kelompok mengkonsumsi kiwi setiap hari; kelompok lain tidak mengkonsumsi kiwi.

Hasilnya, sama seperti studi sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa tubuh dari para relawan yang memakan kiwi itu punya kemampuan lebih besar untuk memperbaiki kerusakan DNA yang disebabkan oleh radikal bebas.

Menurut para peneliti, memakan kiwi setiap hari itu ‘‘mungkin menyediakan sebuah perlindungan yang mungkin bisa mengurangi sebagian dari faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kanker.’’

Kesehatan Jantung

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2004 di Platelets, para peneliti dari University of Oslo, Norwegia, menemukan bahwa dengan memakan dua atau tiga kiwi per hari, akan mengencerkan darah, sehingga mengurangi resiko penggumpalan darah dan menurunkan jumlah lemak yang bersirkulasi dalam darah.

Dalam studi ini, para subjek diminta untuk memakan satu atau dua buah kiwi per hari selama 28 hari. Pada akhir studi, level penggumpalan darah menurun 18 persen, dan jumlah plasma triglyceride (lemak di dalam darah) berkurang sebanyak 15 persen.

Efek ini mirip dengan yang di dapat dari mereka yang menjalani terapi aspirin harian, tapi tanpa efek samping berupa peradangan atau gangguan pencernaan yang sering terlihat pada penggunaan rutin dari aspirin.

Setelah studi berakhir, para subjek diminta untuk menyingkirkan buah kiwi dari diet mereka. Dua minggu kemudian, ‘‘level-level darah mereka kembali seperti semula, seperti saat sebelum mengkonsumsi buah kiwi.’’

Studi lain, yang dipublikasikan tahun 2009 di Journal of Food Sciences and Nutrition, menyelidiki 43 subjek yang mengalami hyperlipidemia atau level lemak yang tinggi di dalam darah mereka. Semua orang diminta untuk memakan dua buah kiwi per hari.

‘‘Setelah delapan minggu mengkonsumsi buah kiwi, konsentrasi HDL-C menurun secara signifikan, dan rasio kolesterol LDL dengan HDL, dan rasio kolesterol total dengan HDL-C, secara signifikan juga menurun. Vitamin C dan vitamin E di dalam darah juga meningkat secara signifkan.’’

Dengan kata lain, orang-orang yang sedang berhadapan dengan lemak lemak darah yang tinggi akan mendapatkan manfaat yang signifikan dari meyertakan buah kiwi ke dalam diet mereka.

Menghilangkan Konstipasi

Dalam sebuah studi yang dilakukan di University of Hong Kong dan dipublikasikan tahun 2007 di World Journal of Gastroenterology, para peneliti merekrut 33 orang yang menderita konstipasi, juga 20 relawan yang sehat.

Selama empat minggu, semua peserta diminta untuk memakan kiwi dua kali sehari.

Para peneliti mencatat bahwa terdapat peningkatan yang signifikan, bukan hanya pada gejala-gejala konstipasi, ‘‘tapi juga dalam hal colonic transit time dan rectal sensation.’’ Selain itu, tidak satupun dari subjek yang melaporkan efek samping berupa buang gas atau perut kembung.

Dalam sebuah studi di New Zealand yang di publikasikan tahun 2002 di Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 38 orang yang berusia 60 tahun ke atas mengkonsumsi diet normal mereka dengan atau tanpa satu buah kiwi per 30 kg (setiap kg sama dengan 2,2 pound) dari berat tubuh mereka.

Setelah tiga minggu, para subjek di silang dan mengkonsumsi apa yang tidak mereka konsumsi pada bagian pertama dari studi ini. Frekuensi buang air besar dan karakteristik dari kotoran mereka dicatat setiap hari.

Para peneliti mencatat bahwa, ‘‘penggunaan rutin dari buah kiwi tampaknya mengarah pada kotoran bentuk yang lebih besar dan lebih lembut, juga produksi kotoran yang lebih sering.’’

Benign Prostatic Hyperlasia

Meski bukan sebuah kondisi yang serius, tapi benign prostatic hyperplasia (BPH), yaitu pembesaran kelenjar prostate (hanya ditemukan pada pria) yang sering terjadi saat pria saat menua, mungkin akan terasa sangat tidak nyaman dan mengganggu kehidupan sehari-hari.

Orang tersebut mungkin akan sering ingin buang air kecil, yang terkadang mengganggu waktu tidur.

Dalam sebuah artikel tahun 2007 di majalah Life Extension mencatat bahwa, para anggota dari Life Extension Foundation telah melaporkan bahwa, dengan memakan satu buah kiwi sebelum tidur itu telah membantu gejala-gejala tidur malam mereka.

Meski tampaknya belum ada penelitian mengenai hubungan antara konsumsi kiwi dengan gejala-gejala BPH, tapi orang yang sedang berhadapan dengan gangguan medis ini mungkin ingin mencoba untuk memakan kiwi selama beberapa malam.

Peringatan!

Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2007 di Journal of the Science of Food and Agriculture mengamati perbedaan antara kiwi yang ditanam secara konvensional dengan yang ditanam secara organik di ladang yang sama di California.

Para peneliti menemukan bahwa, buah kiwi yang tumbuh secara organik itu punya kandungan gizi, misalnya antioxidant dan vitamin C, yang lebih tinggi.

Dalam sebuah artikel tahun 2004 di Clinical & Experimental Allergy, para peneliti di Southampton, Inggris, menyimpulkan bahwa reaksi allergi terhadap buah kiwi itu cukup umum.

Mereka mencatat bahwa, ‘‘buah kiwi seharusnya dianggap sebagai suatu makanan allergen, yang mampu menyebabkan reaks-reaksi parah, terutama pada anak-anak.’’

Tapi, ini adalah sebuah studi lapangan yang buruk. Sebab, sebelumnya sudah diketahui bahwa orang yang cenderung allergi itu lebih besar kemungkinannya untuk allergi terhadap buah kiwi.

Nah, haruskah buah kiwi menjadi bagian dari diet? Tentu saja, kecuali jika anda memiliki allergi.