Makanan Sehat - Blueberry

James Joseph, PhD, seorang peneliti nutrisi di Human Nutrition Research Center on Aging at Tufts University, memulai harinya dengan meminum segelas jus delima dan semangkuk blueberry.

Menurut sebuah artikel yang di publikasikan pada tahun 2008 di Psychology Today, setelah bertahun-tahun mempelajari blueberry, atau yang dikenal sebagai vaccinium, Dr. Joseph merasa yakin bahwa blueberry mampu membantu otak dan tubuh dalam memerangi berbagai gangguan yang berhubungan dengan penuaan.

Meski blueberry mengandung nutrisi tradisional, misalnya karbohidrat, serat, vitamin C dan E, manganese, tapi buah ini juga mengandung anthocyanidins (dark flavonoid phytochemicals), yang memerangi stress oksidatif dan peradangan.

‘‘Secara kumulatif, buah-buahan berrie memproduksi efek-efek antioxidant, menetralisir kerusakan cell-cell yang diakibatkan oleh radikal bebas dari oksigen, dan memblokir jalur yang digunakan oleh oksidatif stress untuk merusak cell-cell. Mungkin, yang lebih penting lagi, buah-buahan berrie berfungsi sebagai agen anti peradangan untuk menjaga jantung juga integritas otak.’’

Dalam sebuah interview di tahun 2004 yang dilakukan dengan Seattle Post-Intelligencer, Dr. Joseph mengatakan bahwa neuron-neuron tua di alam otak itu seperti pasangan yang telah menikah untuk waktu yang lama -- mereka tidak lagi berkomunikasi.

Dan blueberry mengubah dinamika tersebut. Mereka membuat neuron-neuron bisa kembali berhubungan. ‘‘Blueberry punya senyawa yang menguatkan sinyal-sinyal neuron dan membantu menyalakan sistem-sitem di otak yang bisa mengarah pada penggunaan protein lain untuk membantu daya ingat atau skill-skill kognitif lainnya.’’

Dalam penelitiannya pada tikus, Dr. Joseph telah menemukan bahwa tikus yang memakan blueberry punya kasus penyakit Alzheimer yang lebih sedikit dan contoh-contoh yang lebih rendah mengenai radang sendi yang berhubungan dengan peradangan.

Dia dan rekan-rekannya juga merasa yakin bahwa blueberry mungkin bisa bermanfaat bagi mereka yang sedang menjalani terapi radiasi. Blueberry mengurangi efek-efek pada skill-skill kognitif dan gerak serta mungkin ‘‘bisa mengeliminasi rasa mual akibat radiasi. ’’

Tikus-tikus yang diberi diet yang mengandung dua persen ekstrak blueberry sebelum menjalani terapi radiasi memang jauh lebih baik dibanding tikus-tikus yang tidak diberi blueberry sebelum diberi perawatan dengan radiasi.

‘‘Radiasi menyebabkan penurunan dalam tingkah laku dan sinyal-sinyal pada tikus yang bisa diperbaiki oleh sebuah diet antioxidant.’’ Kemungkinan, ‘‘polyphenols di dalam buah-buahan ini beraksi diberbagai bagian otak.’’

Dr. Joseph bahkan telah mengamati bahwa blueberry cenderung bekerja lebih baik saat dimakan dengan makanan-makanan tinggi lemak tertentu, misalnya walnut, yang mengandung  polyphenols dan omega-3 fatty acids.

Bersama-sama, blueberry dan walnut membuat selaput cell-cell syaraf jadi lebih responsif. Sebagai hasilnya, ‘‘efektivitas dari semua transaksi’’ jadi meningkat.

Selain itu, kombinasi dari blueberry dan walnut, ‘‘mungkin membantu memblokir peradangan pada level cell-cell, sebuah proses yang terlibat di dalam penyakit jantung, penyakit Alzheimer dan proses-proses penurunan akibat penuaan.’’

Kesehatan Jantung

Sebuah studi yang dipimpin oleh Wilhelmina Kalt, bersama dengan para peneliti dari Agriculture and Agri-Food Canada, yang dipublikasikan tahun 2008 di ritish Journal of Nutrition, melaporkan bahwa babi percobaan yang diberi makan diet 2 persen blueberry mengalami penurunan dalam kolesterol total, LDL dan HDL.

Dua persen diet itu sama dengan dua mangkuk blueberry pada diet manusia. Mengapa hasil penelitian ini penting?

Sebab babi dan manusia punya level LDL yang mirip. Keduanya juga cenderung untuk terkena penyakit pembuluh darah yang berhubungan dengan diet dan plak-plak atherosclerotic di dalam arteri dan aorta.

Selain itu, denyut jantung dan tekanan darah babi juga mirip dengan denyut jantung dan tekanan darah manusia.

Sebuah artikel yang dipublikasikan tahun 2008 di Grocer menyatakan bahwa sebagai hasil dari penelitiannya, Dr. Kalt menganjurkan orang-orang untuk memakan setidaknya empat ons blueberry setiap hari.

Kanker

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2006 di Journal of Agricultural and Food Chemistry, Navindra Seeram, PhD, asisten direktur dari UCLA Center for Human Nutrition dan asisten profesor di David Geffen School of Medicine at UCLA, melaporkan bahwa ekstrak dari buah-buah berrie. misalnya blueberry, yang banyak mengandung antioxidant, menghambat perkembangan dari cell-cell kanker mulut, prostate, payudara dan usus.

Dr. Seeram dan rekan-rekannya juga menyatakan bahwa semakin tinggi jumlah berrie, semakin banyak jumlah cell kanker yang terhambat. ‘‘Dengan meningkatkan konsentrasi dari ekstrak blueberry, akan meningkatkan penghambatan dari perkembang biakan cell di semua jalur cell yang diamati, dengan berbagai tingkat potensi antara jalur-jalur cell.’’

Studi lain, yang dipublikasikan tahun 2007 di Clinical Cancer Research, menjelaskan penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Rutgers University and the U.S. Department of Agriculture (USDA) mengenai hubungan antara pterostilbene, sebuah antioxidant yang secara natural terdapat di blueberry, dengan kanker usus.

Selama penelitian, tikus-tikus diberikan suatu senyawa yang memicu kanker usus. Setengah dari tikus ditempatkan pada diet seimbang; setengah lagi diberikan diet yang sama, tapi ditambahkan dengan pterostilbene.

Pada akhir minggu ke delapan, saat dibandingkan dengan kelompok kontrol, tikus-tikus yang mengkonsumsi pterostilbene tambahan memiliki pre-cancerous colonic lesions 57 persen lebih sedikit.

Para peneliti menyimpulkan bahwa ‘‘studi ini menyiratkan bahwa pterostilbene, yaitu suatu senyawa yang terdapat di dalam blueberry, adalah hal yang sangat menarik untuk pencegahan kanker.’’

Agnes Rimando, PhD, salah seorang peneliti dari Natural Products Utilization Research di Mississippi, sebuah divisi dari USDA Agriculture Research Service, telah menemukan hasil yang serupa.

Dalam penelitiannya, Dr. Rimando memang mencatat bahwa pterostilbene mungkin merusak kemampuan dari enzim-enzim yang mengaktifkan zat-zat kanker. Sehingga mungkin akan membatalkan proses dari cell-cell yang tadinya akan berubah menjadi cell-cell kanker.

Anti Aging dan Kebugaran Secara Umum

Sudah diyakini bahwa ada hubungan yang kuat antara stress oksidatif dengan penyakit-penyakit kronis dan penuaan. Selain itu, antioxidant di dalam blueberry itu sudah diketahui bisa memerangi stress oksidatif tersebut.

Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2007 di Journal of the American College of Nutrition menemukan bahwa memakan blueberry dan makanan-makanan antioxidant lainnya itu bukan cuma penting bagi manusia. Tapi waktu memakannya juga menentukan.

Untuk mengurangi stress oksidatif sepanjang hari, para peneliti menganjurkan untuk memakan blueberry atau makanan antioxidant lain pada waktu memakan makanan utama.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2006 di Neurobiology of Aging, membahas fakta bahwa saat manusia menua, heat shock protein di dalam otak, yang, sama seperti antioxidant, yaitu mensupport fungsi-fungsi otak yang sehat, jadi menurun. Bisakah memakan blueberry menghambat proses penurunan ini?

Selama sepuluh minggu, para peneliti memberi diet yang diperkaya dengan blueberry kepada tikus-tikus tua dan muda, lalu membandingkannya dengan tikus kelompok kontrol yang berusia tua, yang memakan diet tanpa blueberry.

Seperti yang diharapkan, setelah sepuluh minggu otak-otak dari tikus muda ditemukan banyak mengandung heat shock protein, dan otak dari tikus-tikus tua yang tidak memakan blueberry punya heat shock protein yang rendah.

Namun, heat shock protein dari tikus-tikus tua yang memakan blueberry tidak sepenuhnya kembali seperti semula. Para peneliti menyimpulkan bahwa blueberry mungkin berperan penting dalam melindungi proses-proses neurodegenerative yang seringkali berhubungan dengan penuaan.

Para tahun 2005, sebuah artikel di Nutrition Today menyimpulkan berbagai alasan untuk menyertakan blueberry ke dalam diet. ‘‘Blueberry telah semakin banyak diakui karena rasa, gizi dan manfaatnya bagi kesehatan. Produksi dan konsumsi blueberry di Amerika telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Blueberry bukan cuma dirangking memiliki aktivitas antioxidant tertinggi saat dibandingkan dengan buah dan sayuran lain, tapi juga menjadi salah satu sumber terkaya untuk anthocyanins.’’

Dan, ada bukti yang sangat kuat bahwa konsumsi dari anthocyanins mengurangi resiko dari penyakit jantung, kanker, dan berbagai gangguan yang berhubungan dengan penuaan.

Nah, masih meragukan keampuahan blueberry?