Makanan Sehat - Barley

Saat orang Amerika menyebut grain, yang mereka maksud biasanya adalah gandum, oat, padi atau jagung. Tapi tentu, masih ada yang lain.

Salah satunya adalah barley, yang dipercaya menjadi salah satu grain tertua. Menurut ahli sejarah, barley sudah digunakan oleh bangsa Mesi Kuno, dan Christopher Columbus membawanya ke Amerika pada tahun 1419.

Saat ini, di Amerika, jenis barley yang paling umum adalah pearled. Meski kulit bagian luar dan dalamnya sudah di buang, tapi karena barley mengandung serat disemua bagian bijinya, maka barley pearled masih tetap banyak mengandung serat soluble dan insoluble.

Bahkan, berbeda dengan setengah mangkuk nasi coklat, yang mengandung 1,75 gram dari serat total, setengah mangkuk barley matang mengandung 3 gram serat total.

Mungkin mengejutkan untuk mendengar bahwa sebagian besar barley yang tumbuh di Amerika itu digunakan untuk membuat minuman beer dan makanan ternak. Apakah barley seharusnya lebih sering disertakan ke dalam diet?

Mari kita lihat apa yang dikatakan oleh para peneliti.

Kesehatan Jantung

Selama tahun 2004, para peneliti di Diet & Human Performance Laboratory, Beltsville Human Nutrition Research Center, Agricultural Research Service of the U.S. Department of Agriculture, mempublikasikan dua studi penting mengenai potensi barley untuk menurunkan lemak.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di  Journal of the American College of Nutrition, para peneliti mencoba untuk mengetahui apakah barley, sebagai suatu sumber serat, akan mampu untuk menurunkan tingkat kolesterol pada 18 pria yang berusia antara 28 sampai 62 tahun yang punya tingkat kolesterol menengah.

Setelah lima minggu mengkonsumsi barley, mereka menemukan perbaikan yang signifikan dalam level kolesterol total dan LDL (jahat). Para peneliti mencatat bahwa, ‘‘peningkatan serat soluble melalui konsumsi barley dalam sebuah diet yang sehat itu bisa mengurangi faktor-faktor resiko dari penyakit jantung.’’

Sebuah artikel yang muncul di The American Journal of Clinical Nutrition menjelaskan penelitian serupa, hanya kali ini para peneliti mempelajari pria dan wanita yang sedikit mengalami peningkatan level kolesterol.

Ada sembilan wanita postmenopausal, sembilan wanita premenopausal, dan tujuh pria. Sekali lagi, setelah lima minggu mengkonsumsi barley, para subjek mengalami perbaikan yang signifikan dalam penurunan kadar kolesterol total dan LDL.

Para peneliti menulis, ‘‘penambahan barley pada sebuah diet yang sehat itu mungkin efektif dalam menurunkan level kolesterol total dan LDL pada wanita maupun pria.’’

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2006 di Journal of the American Dietetic Association, para peneliti yang sama membandingkan efek dari diet yang tinggi dalam serat soluble (nasi coklat dan whole grain) dengan diet yang di dominasi oleh serat soluble (barley) terhadap hasil pembacaan tekanan darah dari para pria dan wanita yang sedikit mengalami peningkatan level kolesterol.

Kedua jenis diet terbukti bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah. Para peneliti mencatat, ‘‘meningkatkan makanan-makanan whole-grain, entah yang tinggi serat soluble maupun insoluble, bisa mengurangi tekanan darah dan mungkin membantu mengontrol berat badan.’’

Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2007 di British Journal of Nutrition menyelidiki efek dari serat soluble beta-glucan, yang banyak ditemukan dalam barley, pada level kolesterol dari pria dan wanita yang punya tingkat kolesterol lebih tinggi.

Para peneliti menemukan bahwa penambahan konsentrasi barley beta-glucan (BBG) ke dalam diet, itu mengarah pada suatu pengurangan yang signifikan dalam level kolesterol total dan LDL. Namun level dari HDL (kolesterol baik) tetap tidak berubah.

Mengenai studi ini, para peneliti menganjurkan, ‘‘produk-produk makanan yang mengandung konsentrasi BBG seharusnya dianggap sebagai sebagai sebuah pilihan yang efektif untuk mengurangi lemak di dalam darah.’’

Dalam sebuah studi di Kanada yang dipublikasikan tahun 2006 di The American Journal of Clinical Nutrition, para peneliti mencoba untuk mengetahui apakah jika para peserta yang berada dalam ‘‘kondisi dunia nyata’’ bisa menurunkan level kolesterolnya secara efektif.

Para peserta ditempatkan pada sebuah diet yang menyertakan sejumlah makanan penurun kolesterol, misalnya barley. Setelah dua belas bulan, lebih dari 30 persen dari 55 orang yang menyelesaikan studi ini mengalami penurunan dalam level kolesterol, yaitu sebanyak lebih dari 20 persen.

Para peneliti mencatat bahwa hasil ini adalah, ‘‘tidak terlalu berbeda dari respon mereka yang pertama kali menggunakan statin dibawah kondisi metabolik yang dikontrol.’’

Untuk beberapa tahun, produk-produk whole-grain barley tertentu mampu untuk mengklaim bahwa mereka bermanfaat dalam memerangi penyakit jantung.

Menurut U.S. Food and Drug Administration, makanan-makanan berserat soluble, misalnya barley, yang mengandung setidaknya 0,75 gram serat soluble per sajian, mungkin mengindikasikan bahwa, ‘‘sebagai bagian dari diet yang rendah lemak saturated dan kolesterol, mereka mungkin mengurangi resiko dari penyakit jantung.’’

Level Gula Darah

Dalam sebuah studi yang muncul pada tahun 2006 di Nutrition Research, dua puluh pria yang mengalami resistensi insulin ringan, memakan berbagai jenis muffin, termasuk muffin yang mengandung sejumlah variasi dari serat soluble barley beta-glucan.

Pria yang memakan muffin dengan jumlah barley beta-glucan paling banyak, mengalami pengurangan paling siginifikan dalam glukose dan respon insulin. Para peneliti percaya bahwa mengkonsumsi makanan-makanan dengan beta-glucan dalam jumlah yang cukup, mungkin bisa membantu mengontrol peningkatan diabetes type 2 di Amerika.

Studi yang mirip dilakukan oleh para peneliti Itali yang dipublikasikan tahun 2006 di Journal of the American College of Nutrition. Para peneliti memberikan cracker dan cookies pada sepuluh relawan yang sehat, baik yang terbuat dari barley maupun tepung gandum.

Produk-produk barley mengandung 3,5 gram beta-glucan per porsi; serat diet di dalam produk-produk gandum sebagian besar adalah insoluble, dan hampir tidak mengandung beta-glucan.

Para peneliti menemukan bahwa saat dibandingkan dengan cracker dan cookies gandum, produk-produk barley lebih siginifikan dalam mengurangi glukose dan respon insulin.

Sebuah studi menarik dipublikasikan tahun 2007 di Diabetes Research and Clinical Practice.

Karena berharap bisa memahami kenapa para tahanan yang menderita diabetes type 2 cenderung mengalami perbaikan dalam kontrol metabolik di penjara, para peneliti melakukan analisa retrospective terhadap grafik medis dari 4.385 tahanan pria di penjara Fukushima, Jepang, mulai dari tahun 1998 sampai 2004.

Selain bekerja 8 jam per hari, lima hari per minggu, para tahanan Jepang ini juga memakan diet yang tinggi dalam serat, dengan menyertakan nasi dan barley rebus dalam bentuk sebuah makanan yang disebut mugimeshi.

Karena terjadi perbaikan dalam diet dan gaya hidup mereka, selama di penjara, 5 dari 18 tahanan yang membutuhkan insulin, dan 17 dari 34 tahanan yang dirawat dengan agen-agen oral hypoglycemic, mampu untuk ‘‘menghentikan perawatan mereka dan mempertahankan kontrol metabolik.’’

Sebagai hasilnya, para peneliti menyimpulkan bahwa, ‘‘sebuah gaya hidup yang sangat diatur dan diet jangka panjang yang tinggi serat mungkin mempunyai manfaat positif pada kontrol metabolik bagi pasien yang menderita diabetes type 2.’’

Kanker Payudara Premenopausal

Barley dipenuhi dengan phytonutrients yang dikenal sebagai lignan, yang diubah di dalam usus menjadi enterolactone dan enterodial, zat-zat yang memiliki kemampuan mirip estrogen ringan.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2006 di European Journal of Cancer Prevention, para peneliti Jerman mengukur konsentrasi dari enterolactone (dan genistein) di dalam plasma sampel dari 220 wanita premenopausal dan 237 orang yang berada dalam kelompok kontrol.

Para peneliti menemukan bahwa wanita yang paling tinggi level enterolactone punya insidensi terkecil dari premenopausal breast cancer.

Peringatan!

Meski barley adalah suatu sumber tambahan yang sehat bagi diet untuk sebagian besar orang, namun bagi mereka yang berhadapan dengan penyakit celiac atau bentuk-bentuk ketidak toleran lain terhadap gluten, seharusnya sangat berhati-hati agar menghindari semua produk barley.

Nah, apakah barley bisa ditambahkan ke dalam diet?

Untuk sebagian besar orang, barley adalah suatu penambahan yang sangat baik.