Makanan Sehat - Avocado
Memang benar, avocado banyak mengandung lemak.
Diperkirakan tiga perempat dari setiap avocado itu adalah lemak. Dan, untuk buah yang relatif kecil dengan bjii yang besar, avocado mengandung sekitar 290 kalori.
Jadi, tidak mengherankan jika banyak orang yang memutuskan untuk menghindari avocado. Tapi sekarang, mungkin sudah waktunya bagi mereka untuk meninjau ulang keputusan itu.
Sebuah artikel yang dipublikasikan tahun 2007 di Better Nutrition menjelaskan bahwa lemak di dalam avocado itu hampir semuanya adalah ‘‘jenis lemak monounsaturated yang menyehatkan, terutama oleic acid.’’
Selain itu, avocado itu mengandung lebih dari 20 bahan gizi misalnya potassium, folate, copper, dan vitamins C, B3 (niacin), B6, E, dan K. Avocado memiliki serat, phytosterols, dan zat pelindung mata yaitu lutein dan zeaxanthin. Avocado juga hanya mengandung sedikit karbohidrat dan protein.
Paul A. Lachance, PhD, direktur dari Nutraceuticals Institute di Rutgers University, telah mencatat bahwa avocado seharusnya dianggap sebagai salah satu dari makanan yang paling banyak mengandung gizi. Tapi apa pendapat para peneliti?
Menurunkan Level Kolesterol
Sebuah studi di Australia tahun 1990-an dan dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition, menempatkan para wanita paruh baya ke dalam dua jenis diet, yaitu diet yang banyak mengandung monounsaturated fatty acid yang diperkaya dengan avocado, atau diet yang tinggi dalam karbohidrat kompleks.
Setelah tiga minggu, masing-masing kelompok ditukar untuk menjalani diet lain. Meski kedua diet memang mampu memperbaiki level kolesterol dari para subjek, tapi diet yang tinggi monounsaturated yang diperkaya dengan avocado, adalah yang peningkatannya terlihat paling tinggi.
Yang lebih signifikan lagi, diet monounsaturated/avocado tidak menurunkan level dari high-density lipoprotein (HDL) atau ‘‘kolesterol baik,’’ seperti yang dilakukan oleh diet yang tinggi karbohidrat kompleks. Level HDL yang tinggi itu penting untuk pecegahan penyakit jantung.
Dalam sebuah surat untuk editor dari Journal of the American Dietetic Association, yang dipublikasikan tahun 2001, Karen C. Duester, MS, RD, menjelaskan bahwa berbagai studi telah menunjukkan bahwa avocado itu adalah suatu ‘‘sumber yang signifikan dari phytosterols,’’ yang merupakan ‘‘agen-agen anticholesterolemic.’’
Agen-agen itu mengurangi terbentuknya kolesterol-kolesterol baru dan menurunkan penyerapan kolesterol yang sudah ada oleh usus. Betasitosterol adalah suatu phytosterol yang banyak ditemukan di dalam avocado.
Kanker
Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2007 di Cancer Biology melaporkan bahwa para peneliti Ohio State University menggunakan ekstrak yang diambil dari avocado Hass (jenis avocado paling umum yang tumbuh Amerika) untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan dari cell-cell precancerous oral cancer.
Di saat yang sama, ekstrak ini tidak membahayakan cell-cell normal. Para peneliti percaya bahwa aktivitas anti kanker adalah sebuah hasil dari level phytochemical (zat-zat tanaman) yang tinggi yang ditemukan di dalam avocado.
‘‘Penelitian ini mensugestikan bahwa baik individual maupun kombinasi phytochemical dari buah avocado itu mungkin menawarkan sebuah strategi pola makan yang menguntungkan untuk pencegahan kanker.’’
Saat di interview mengenai penelitian ini, Steven D’Ambrosio, PhD, salah satu dari peneliti, mencatat bahwa studi ini difokuskan pada kanker oral, ‘‘tapi penemuannya mungkin punya dampak bagi jenis kanker lain. Ini adalah penemuan awal, dan penelitian lanjutan masih diperlukan.’’
Sebuah artikel yang dipublikasikan pada tahun 2005 di The Journal of Nutritional Biochemistry mengindikasikan bahwa avocado, yang mengandung lutein, mungkin juga bermanfaat dalam memerangi kanker prostat.
Para peneliti di UCLA Center for Human Nutrition mengekspose cell-cell kanker prostat pada lutein murni juga sebuah ekstrak dari avocado utuh. Meski tidak ada perubahan dalam cell-cell kanker saat di ekspose pada lutein murni, namun saat diekspose pada ekstrak avocado, pertumbuhan cell-cell jadi terhambat sebanyak 60 persen.
‘‘Sama seperti buah dan sayuran berwarna lainnya, avocado banyak mengandung bioactive carotenoid. Karena avocado juga banyak mengandung lemak monounsaturated, bioactive carotenoid ini menjadi lebih besar kemungkinannya untuk diserap ke dalam aliran darah, dimana, dalam kombinasi dengan phytochemical yang di dapat dari makanan lain, mereka mungkin berkontribusi pada pengurangan yang signifikan terhadap resiko kanker, jika dipadukan dengan sebuah diet yang terdiri dari buah dan sayuran.’’
Menurunkan Berat Badan
Mengingat bahwa avocado begitu banyak mengandung lemak, maka sungguh mengagumkan bahwa sebagian peneliti malah menghubungkannya dengan penurunan berat badan.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2002 di The Journal of Nutrition menggambarkan penelitian yang dilakukan pada kelompok tikus yang diberi daging avocado dan serat cellulose.
Kelompok yang diberi avocado makan lebih sedikit dan penambahan berat badannya lebih sedikit dibanding kelompok yang memakan cellulose. Para peneliti percaya bahwa ada semacam zat ‘‘penekan nafsu makan’’ di dalam avocado.
Enam tahun kemudian, para peneliti mungkin sudah berhasil mengidentifikasi zat ‘‘penekan nafsu makan’’ itu.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2008 di Cell Metabolism menjelaskan bahwa oleic acid, yang banyak ditemukan dalam avocado, itu berubah menjadi oleoylethanolamide (OEA) di bagian atas dari usus kecil.
Dari sana, OEA dihubungkan ke ujung-ujung syaraf yang mengirim pesan-pesan untuk mengekang nafsu makan yang memerintahkan otak agar berhenti makan.
Pada intinya, menurut penelitian ini, orang yang memakan avocado akan makan lebih sedikit dibanding jika dia tidak makan avocado.
Peningkat Gizi
Ditahun 2005, The Journal of Nutrition mempublikasikan hasil penelitian yang menemukan bahwa avocado membuat tubuh bisa menyerap lebih banyak gizi. Dalam studi ini, wanita dan pria diminta untuk memakan salad dan salsa dengan dan tanpa avocado segar.
Para subjek yang memakan salad dengan 2,5 sendok teh avocado menyerap alpha-carotene dan beta-carotene jauh lebih banyak dibanding yang memakan salad tanpa avocado.
Selain itu, para subjek yang memakan salsa dengan lima sendok teh avocado menyerap lebih banyak lycopene dan beta-carotene dibanding mereka yang memakan salsa tanpa avocado.
Para peneliti percaya bahwa meningginya level penyerapan itu berhubungan langsung dengan kandungan lemak dari avocado.
Menurunkan Resiko Diabetes Type 2 pada Wanita
Dalam penelitian yang dilakukan di Boston dan dipublikasikan pada tahun 2008 di American Journal of Clinical Nutrition, para peneliti memutuskan bahwa wanita yang ingin menurunkan kemungkinan dari mengembangkan diabetes type 2 harus memakan makanan yang rendah karbohidrat dan mengandung lemak yang sehat, misalnya avocado.
Wanita yang memakan makanan misalnya jus buah yang mengandung gula pemanis, sereal yang mengandung gula olahan, dan white bread, punya resiko yang jauh lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes type 2.
Mengomentasi penelitian ini, Thomas Halton, PhD, mengatakan bahwa makanan-makanan yang berasal dari tanaman dan banyak mengandung lemak itu menyehatkan.
Sedangkan makanan yang berasal dari hewan dan banyak mengandung lemak itu tidak sehat. Selama penelitian ini, Dr. Halton dan rekan-rekannya ‘‘mengamati data dari hasil survey mengenai pola makan sekitar 85 ribu wanita.’’
Perlindungan Terhadap Penyakit Parkinson
Sebuah studi yang dilakukan di Belanda dan dipublikasikan pada tahun 2005 di Neurology, mereview 5.289 orang yang berusia 55 tahun ke atas.
Saat penelitian dimulai, semua subjek terbebas dari penyakit dementia dan Parkinson. Tapi selama enam tahun penelitian, 15 orang di diagonsa mengalami penyakit Parkinson.
Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang banyak mengkonsumsi lemak unsaturated misalnya dari avocado, jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit Parkinson. Bahkan, mereka punya pengurangan lebih dari 30 persen dalam resiko untuk mengembangkan penyakit ini.
Nah, apakah avocado harus disertakan ke dalam diet?
Ya, tentu. Tapi karena begitu banyak mengandung lemak dan kalori, sebagai aturan umum, makanlah dalam skala menengah.