Apa Dampak dari Kurang Tidur Terhadap Pikiran Anda?
Apakah anda seringkali melupakan hal-hal yang anda yakin anda ketahui?
Apakah anda merasa kesulitan untuk berkonsentrasi pada suatu tugas yang rumit?
Apakah anda tidur kurang dari 6 jam per malam?
Jika demikian, berarti anda mungkin kurang tidur. Betul, kurang tidur itu bisa menghalangi kemampuan anda untuk berpikir dengan jernih dan menjaga emosi agar tetap stabil.
Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa kurang tidur itu bisa merusak kinerja anda, mendatangkan bencana pada hubungan anda, dan mengakibatkan anda mengalami gangguan mood misalnya mudah marah dan merasa depresi.
Mengapa Orang Tidak Menghargai Tidur?
Orang yang kurang tidur itu umumnya tidak menyadari kerugian yang bisa ditimbulkannya terhadap kesehatan fisik dan mental mereka.
Banyak orang yang menganggap tidur itu sebagai sebuah kemewahan. Mereka tahu bahwa mereka akan merasa lebih baik jika mereka bisa tidur nyenyak dalam waktu yang cukup di malam hari, dan memburuk jika mereka tidak bisa mendapatkannya.
Padahal tidur sebenarnya juga bisa meningkatkan kemampuan mereka untuk belajar, mengingat, dan memahami.
"Anda menyimpan energi saat tidur," kata Barry Krakow, MD, direktur medis dari Maimonides Sleep Arts and Sciences, Ltd. di Albuquerque, N.M., penulis dari Sound Sleep, Sound Mind: 7 Keys to Sleeping Through the Night. "Pada tingkat cell-cell, tubuh memperbaiki dan memperbarui diri. Tanpa itu, anda tidak bisa melakukan apa yang anda inginkan, baik secara fisik maupun mental."
Dan untuk tidur dalam waktu yang cukup itu lebih sulit dari yang sadari oleh banyak orang. Misalnya anda tidur kurang dari 6 jam per malam selama satu minggu, berarti anda akan berhutang tidur selama satu malam penuh. Jumlah tersebut terlalu banyak untuk bisa dibayar dengan tidur beberapa jam extra di akhir pekan.
Dampak dari Kurang Tidur Kronis
Orang yang kurang tidur seringkali berkata mereka merasa "loyo." Berikut ini tiga alasannya:
1. Memperlambat proses berpikir.
Para peneliti telah menemukan bahwa kurang tidur itu menurunkan tingkat kewaspadaan dan daya konsentrasi. Anda jadi lebih sulit untuk fokus dan memusatkan perhatian, sehingga mudah bingung. Ini bisa mengganggu kemampuan anda untuk mengerjakan tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan berpikir logis atau kompleks.
Kurang tidur juga mempengaruhi kemampuan anda dalam menilai. Mengambil keputusan akan jadi lebih sulit karena anda tidak bisa memperkirakan situasi dan mengambil tindakan yang tepat.
2. Mengganggu daya ingat.
Penelitian menunjukkan bahwa jaringan syaraf yang menghasilkan memory itu menguat saat kita tidur. "Tidur memasukkan hal-hal yang sudah kita pelajari dan alami sepanjang hari ke dalam memory jangka pendek," kata Avelino Verceles, MD, assistant professor di University of Maryland School of Medicine dan direktur dari the school’s sleep medicine fellowship.
Tampaknya, tahapan tidur yang berbeda itu mempunyai peran yang berbeda dalam menggabungkan informasi-informasi baru ke dalam ingatan. Jika waktu tidur anda berkurang atau terganggu, itu akan menggangu tahapan-tahapan ini.
Saat kurang tidur, anda mungkin jadi lebih mudah lupa. Dan ketidakmampuan untuk fokus serta berkonsentrasi yang disebabkan oleh kurang tidur itu akan melemahkan daya ingat. "Jika anda tidak bisa berkonsentrasi pada apa yang sedang dikerjakan, itu tidak akan masuk ke dalam memory jangka pendek dan jangka panjang," kata Allison T. Siebern, PhD, dari Stanford University Sleep Medicine Center.
3. Membuat belajar jadi lebih sulit.
Kurang tidur itu bisa mempengaruhi kemampuan anda untuk belajar dalam dua cara. Yang pertama, karena anda sulit untuk fokus, anda jadi lebih sulit untuk mengumpulkan informasi, sehingga tidak bisa belajar dengan efisien. Yang kedua, kurang tidur itu mengurangi daya ingat anda, padahal daya ingat itu penting dalam proses belajar.
Pada anak-anak, kurang tidur itu bisa mengarah pada hyperactivity, juga menghambat kemampuan belajar. Pada remaja, kurang tidur mungkin akan mengakibatkan mereka jadi kehilangan fokus, ketekunan, dan kapasitas memory untuk bisa belajar dengan baik di sekolah.
Bahaya Terbesar dari Kurang Tidur: Memperlambat Waktu Reaksi
Kurang tidur membuat anda jadi lebih lambat untuk bereaksi, suatu masalah yang besar saat anda sedang berkendaraan atau mengerjakan tugas-tugas yang membutuhkan respon cepat.
Setiap tahun, diperkirakan ada 100.000 kecelakaan akibat supir yang mengantuk. Untuk berada dalam bahaya, anda tidak perlu terlelap saat menyetir. Sebab, mengantuk saja sudah sama bahayanya dengan menyetir sambil mabuk.
Mengemudi saat mengantuk itu sama seperti mengemudi dengan kadar alcohol 0.8% di dalam darah. Dan meminum-minuman beralcohol saat mengantuk itu dua kali lebih bahaya saat mengemudi karena rasa kantuk memperbesar efek alcohol.
Orang-orang yang beresiko tinggi mengalami kecelakaan akibat ngantuk itu umumnya adalah para remaja dan orang-orang dewasa yang berusia muda, terutama pria. Mereka yang bekerja di malam hari, atau lembur, atau dengan waktu yang tidak teratur, dan orang-orang yang mengalami gangguan tidur misalnya sleep apnea dan narcolepsy juga beresiko tinggi.
Reaksi yang melambat itu juga bisa membahayakan hidup dengan cara-cara lain.
Dalam sebuah penelitian terhadap para cadets dari United States Military Academy di West Point, para peneliti dari University of Texas di Austin menemukan bahwa kurang tidur itu mengganggu kemampuan untuk menggabungkan informasi. Fungsi dari otak ini sangat bergantung pada kemampuan mengambil keputusan dengan cepat.
Dari penelitian tersebut para peneliti mencatat bahwa hal itu seharusnya bisa menjadi perhatian khusus bagi para polisi, tentara, dan pekerjaan-pekerjaan yang mengakibatkan kurang tidur.
Dampak Kurang Tidur Terhadap Mood dan Kesehatan Mental
Kurang tidur bisa mengubah mood anda secara significant, juga bisa mengakibatkan anda mudah kesal dan marah, serta mengurangi kemampuan anda dalam menghadapi stress. "Seiring waktu, menurunnya daya ingat, mood, dan fungsi-fungsi lain akan menjadi gaya hidup yang kronis," kata Siebern. "Dalam jangka panjang, ini bisa mempengaruhi pekerjaan atau hubungan anda."
Kurang tidur yang kronis akan menempatkan anda pada resiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di University of North Texas menemukan bahwa para penderita insomnia itu 10 kali lebih mudah depresi dan 17 kali lebih mudah untuk merasa sangat gelisah.
Kurang tidur dan depresi itu berhubungan sangat dekat sehingga para peneliti tidak yakin mana yang lebih dulu muncul. "Tidur dan mood itu saling mempengaruhi," kata Verceles. "Adalah hal yang umum bagi orang yang kurang tidur untuk menjadi depresi, atau orang yang depresi untuk menjadi kurang tidur."
Bagaimana Anda Tahu Apakah Kurang Tidur Menjadi Suatu Masalah?
Karena kebutuhan tidur masing-masing orang itu bervariasi, para ahli mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan mengukur seberapa baik yang anda rasakan. "Anda seharusnya tidak merasa ngantuk saat bangun," kata Verceles. "Anda seharusnya merasa berenergi sepanjang hari dan menurun secara perlahan saat mendekati waktu untuk kembali tidur."
Krakow menyarankan untuk mengukur tingkat kemampuan anda dalam melakukan tugas sehari-hari dan kualitas hidup anda. "Tanyakan pada diri sendiri apakah kemampuan anda sudah seperti yang anda inginkan," katanya. "Apakah anda punya masalah dengan karyawan lain atau boss anda akibat daya ingat, memory, atau konsentrasi anda, dan terutama produktivitas anda?"