Makanan Sehat - Pisang

Pisang, adalah hal yang mudah untuk menganggapnya remeh.

Dalam dunia dimana harga-harga buah terus membumbung tinggi, pisang masih tetap terjangkau.

Berasal sekitar 4 ribu tahun yang lalu di Malaysia dan saat ini tumbuh secara komersial di Costa Rica, Mexico, Ecuador, dan Brazil, buah yang berbentuk bulan sabit ini, yang sebagian besar berwarna kuning, banyak mengandung serat, potassium, magnesium, dan vitamin C serta B6.

Selama bertahun-tahun, sejumlah peneliti telah menemukan berbagai manfaat pisang bagi kesehatan.

Stroke

Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2002 di Neurology, meneliti perkembangan 5.600 pria dan wanita yang berusia 65 tahun ke atas selama empat sampai delapan tahun.

Selama masa ini, para peneliti mencatat jumlah postassium yang dikonsumsi, level potassium di dalam darah, diuretic yang digunakan (pengobatan untuk tekanan darah tinggi, gagal jantung dan penyakit ginjal), dan jumlah stroke yang dialami oleh para subjek.

Para peneliti menemukan bahwa resiko dari stroke yang tertinggi berada pada mereka yang punya level serum potassium yang rendah di dalam darah, dan jumlah asupan potassium yang rendah yang di dapat dari makanan, misalnya pisang, yang memiliki level potassium tertinggi.

Jadi, dengan mengkonsumsi pisang, mungkin bisa membantu mencegah stroke.

Sebuah isssue tahun 2007 di Environmental Nutrition menjelaskan sebuah penelitian yang di lakukan di Harvard School of Public Health.

Para peneliti menganalisa diet dari sekitar 43 pria dan menemukan bahwa mereka yang paling banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan magnesium dan potassium, misalnya pisang, mengalami penurunan dalam resiko untuk terkena stroke.

Artikel tersebut mencatat bahwa, ‘‘The Food and Drug Administration saat ini bahkan mengijinkan pisang untuk dipasarkan dengan sebuah klaim kesehatan yang memuji hubungan antara potassium dengan pencegahan tekanan darah tinggi dan stroke.’’

Penyakit Alzheimer

Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2005 di Alzheimer’s & Dementia: The Journal of the Alzheimer’s Association, menggunakan data dari Baltimore Longitudinal Study of Aging untuk mereview diet dari 579 orang yang tidak menderita dementia, yang berusia 60 tahun ke atas.

Selama beberapa tahun (follow-up rata-rata adalah 9,3 tahun), 57 orang mengembangkan penyakit Alzheimer. Para peneliti menegaskan bahwa mereka yang mengkonsumsi minimal 400 microgram folate yang ditemukan dalam pisang, mengalami pengurangan resiko sebanyak 55 persen untuk mengembangkan penyakit Alzheimer.

Dalam penelitian lain yang dipublikasikan pada tahun 2008 di Journal of Food Science, para peneliti menemukan bahwa saat mereka mengekspose syaraf-syaraf cell (neuron) ke pisang, dan ekstrak apel, antioxidant, atau phenolic phytochemical khusus yang di temukan dalam buah-buahan ini bisa mencegah oksidasi. Mengapa itu penting?

Karena ada banyak bukti bahwa otak dari para penderita Alzheimer itu terekspose pada level yang tinggi dari oxidative stress. Ini mengakibatkan gangguan fungsi dari cell-cell yang menyebabkan penurunan fungsi syaraf.

Karenanya, menyertakan lebih banyak buah misalnya pisang ke dalam diet, mungkin bisa melindungi otak dari serangan berbagai penyakit, misalnya Alzheimer.

‘‘Hasil-hasil ini mensugestikan bahwa apel, pisang dan jeruk segar di dalam diet harian kita, bersama dengan buah-buahan lain, mungkin bisa melindungi cell-cell dari oxidative stress yang mengakibatkan neurtoxicity dan mungkin memegang peranan penting dalam mengurangi resiko dari berbagai gangguan neurodegenerative misalnya penyakit Alzheimer.’’

Osteoporosis

Sebuah studi di University of California, San Francisco, yang dipublikasikan tahun 2002 di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism mencatat bahwa, mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung potassium, misalnya pisang, bisa membantu mencegah hilangnya kalsium pada wanita yang postmenopausal.

Bagaimana cara kerjanya?

Meski garam tampaknya tidak punya efek yang sama pada pria dan wanita yang lebih muda, namun pada wanita yang postmenopausal, konsumsi garam yang berlebihan itu meningkatkan jumlah larutnya mineral-mineral tulang ke dalam urine.

Dalam studi ini, 60 wanita postmenopausal yang sehat di tempatkan pada diet rendah garam selama tiga minggu. Pengukuran diambil dari kalsium yang keluar melalui urine, juga protein tulang serta NTx (level yang tinggi mengindikasikan tulang sedang merapuh atau kembali diserap).

Setelah tiga minggu, para subjek di tempatkan pada diet yang tinggi garam. Setengah dari wanita ini diberikan supplement potassium; setengah lainnya diberi placebo. Para wanita ini terus menjalani diet yang tinggi garam selama empat minggu.

Para peneliti menemukan bahwa kehilangan kalsium pada wanita yang mengkonsusi potassium citrate berkurang sebanyak empat persen, sementara itu meningkat 33 persen pada yang mengkonsumsi placebo.

Pembuangan NTx meningkat sebanyak 7,5 persen pada wanita yang mengkonsumsi potassium citrate, sementara itu meningkat sebanyak 23 persen pada wanita yang mengkonsumi placebo.

Para peneliti mencatat bahwa, ‘‘Meningkatkan jumlah sumber asupan dari garam potassium alkaline, yaitu buah dan sayuran, mungkin bermanfaat bagi wanita postmenopausal yang beresiko mengalami osteoporosis, terutama mereka yang mengkonsumsi diet yang banyak mengandung sodium chloride.’’

Insomnia

Sebuah studi yang dilakukan di Sydney, Australia, dan dipublikasikan pada tahun 2007 di The American Journal of Clinical Nutrition, mengevaluasi bagaimana makanan yang tinggi dalam glycemic index, misalnya pisang, mungkin bisa membantu orang yang mengidap insomnia.

Makanan-makanan seperti itu meningkatkan level dari amino acid tryptophan di dalam darah; dan trytophan itu sangat dikenal sebagai pemicu rasa kantuk.

Orang yang terbanyak memakan makanan yang tinggi kandungan glycemic nya sekitar empat jam sebelum tidur, cuma butuh satu menit untuk terlelap; sedangkan orang yang paling sedikit memakan makanan yang tinggi kandungan glycemic nya butuh 17,5 menit untuk terlelap.

Saat diet tinggi glycemic diberikan satu jam sebelum waktu tidur, tidak ada perbedaan dramatis yang terjadi. Tapi, studi ini hanya menyertakan 12 pria sehat yang berusia antara 18 sampai 35 tahun.

Dan diet yang tinggi glycemic mungkin mengarah pada penambahan berat badan dan diabetes. Jadi, diet ini bukanlah pilihan yang baik untuk mereka yang sudah overweight atau beresiko tinggi untuk diabetes.

Mood dan Pemahaman

Dalam sebuah studi yang dilakukan di Belanda dan dipublikasikan tahun 2002 di Brain, Behavior, and Immunity, para peneliti mengamati apa yang terjadi pada mood dan pemahaman saat level tryptophan dalam tubuh berkurang.

Para subjek terdiri dari 27 relawan, 16 diantaranya punya sebuah hubungan dekat dengan depresi besar. Saat para peneliti menurunkan level tryptophan di dalam tubuh dari para relawan, dan mereka mengalami gangguan dengan ingatan.

Selain itu, setengah dari subjek yang punya sejarah depresi dalam keluarganya dan sembilan persen dari mereka yang tidak punya sejarah depresi dalam keluarganya, merasa depresi.

Penemuan ini seharusnya menjadi ketertarikan khusus bagi mereka yang punya sejarah depresi dalam keluarganya, serta mereka yang punya level tryptophan rendah dalam tubuhnya, yang mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor misalnya diet dan sedang menjalani immunotherapy untuk kanker.

Kanker Ginjal

Dalam sebuah studi yang di lakukan di Swedia tahun 2005, yang dipublikasikan di International Journal of Cancer, para peneliti mengumpulkan informasi mengenai pola makan dari 61 ribu wanita yang berusia antara 40 sampai 76 tahun selama 13,4 tahun.

Selama masa ini, 122 wanita mengembangkan renal cell carcinoma. Para peneliti menemukan bahwa buah dan sayuran tertentu, misalnya pisang, menawarkan perlindungan terhadap renal cell carcinoma, yaitu bentuk kanker ginjal yang paling umum.

Orang-orang yang memakan pisang sebanyak empat sampai enam kali per minggu itu punya penurunan sekitar setengah kali lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan jenis kanker ini, dibanding orang-orang yang tidak memakan pisang.

Sebagian epidemiologists berpendapat bahwa, kemampuan anti kanker dari pisang adalah sebuah hasil dari jumlah potassium yang tinggi.

Asthma di Masa Kanak-kanak

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di London, yang dipublikasikan tahun 2007 di European Respiratory Journal, menyelidiki apakah sesak napas lebih jarang terjadi pada anak-anak yang banyak mengkonsumsi buah-buahan, misalnya pisang.

Dengan menggunakan quisioner, para peneliti mensurvey 2.640 anak yang berusia antara lima sampai sepuluh tahun. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang memakan pisang satu kali per hari atau lebih, punya kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami sesak napas.

Peringatan!

Pisang, dan makanan-makanan lain misalnya melon dan zucchini, mengandung protein di dalam tepung sarinya yang mirip dengan tepung sari ragweed (sejenis rumput liar).

Jadi, orang-orang yang bereaksi terhadap ragweed mungkin juga akan bereaksi saat memakan makanan ini, terutama selama musim ragweed yang dimulai pada bulan Agustus.

Tapi tetap, bagi sebagian besar orang, pisang seharusnya menjadi suatu bagian yang luar biasa dan murah dari diet. Dan seharusnya lebih sering dimakan.