Makanan Sehat - Apel

Apel, yang berasal dari Eropa timur dan Asia barat-daya, sudah lama dianggap sebagai makanan sehat yang banyak tersedia di hampir sebagian besar temperatur iklim.

Jumlah variasi apel yang ada sepertinya terus bertambah. Bahkan, diperkirakan bahwa di seluruh dunia, saat ini ada sekitar 7 ribu jenis apel.

Apel banyak mengandung serat soluble dan insoluble, sama seperti vitamin C. Apel juga banyak mengandung phytonutrients, misalnya quercetin, catechin, phloridzin, dan chlorogenic acid yang bertindak sebagai antioksidant. Jadi, apel mendukung kesehatan jantung.

Sebagian besar dari manfaat ini ditemukan dalam kulitnya. Kulit dan daging apel juga mengandung flavonoid. Flavonoid telah diketahui sangat bermanfaat untuk peradangan, mencegah penggumpalan, mengurangi tekanan darah, dan menurunkan produksi lemak di dalam cell-cell liver.

Selain itu, apel sudah dihubungkan dengan mengurangi resiko dari penyakit kanker dan melindungi dari asthma. Tapi apa saja yang sudah dipelajari oleh para peneliti?

Kesehatan Jantung

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2007 di The Journal of Nutrition, para peneliti di University of Utah mempelajari manfaat dari penambahan 730 mg quercetin pada 19 pria dan wanita yang mengalami prehypertension dan 22 pria dan wanita yang mengalami hypertensi tahap 1.

Meski tidak ada perubahan yang terlihat pada subjek penderita prehypertension, tapi penambahan quercetin itu dihubungkan dengan menurunnya systolic, diastolic, dan tekanan arteri pada subjek yang menderita hypertensi tahap 1.

Para peneliti percaya bahwa quercetin menurunkan tekanan darah karena memblokir efek dari suatu zat yang menyebabkan penyempitan saluran darah, sehingga menyebabkan saluran darah jadi melebar.

Pencegahan Sindrom Metabolic

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2008 di The FASEB Journal, para peneliti menggunakan data dari National Health and Nutrition Examination Survey (1999–2004) untuk mereview hubungan antara apel dan produk-produk apel (jus apel dan saus apel) dengan sindrom metabolic pada orang dewasa.

Hasil yang di dapat cukup penting. Orang dewasa yang rutin memakan apel dan produk-produk apel -- sekitar 1 butir apel berukuran sedang per hari -- mengurangi resiko mereka untuk sindrom metabolic sebanyak 27 persen.

Sindrom metabolic adalah sejumlah gangguan medis antara lain resistensi insulin, lemak dalam darah yang tidak normal, dan peningkatan tekanan darah. Masalah-masalah ini telah dihubungkan dengan berbagai penyakit kronis misalnya penyakit jantung dan diabetes.

Mengkonsumsi apel dan produk-produk apel secara rutin cenderung untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan level protein C-reaktif, dan memperkecil lingkar pinggang, dibanding orang yang tidak mengkonsumsi apel dan produk apel secara rutin.

Berdasarkan hasil suatu studi, sebuah artikel di Psychology Today mencatat bahwa apel mengandung serat solubel pectin, yang menurunkan kadar lemak di dalam tubuh, termasuk kolesterol.

Apel juga memiliki ‘‘serangkaian antioxidant phytochemical’’ yang membantu untuk mencegah mengerasnya lemak-lemak di dalam darah. Sebagian besar dari antioxidant dan serat solubel di temukan di dalam kulitnya, tapi pectin juga ditemukan di dalam daging.’’

‘‘Pectin saja atau phytochemical saja -- atau phytochemical manapun -- itu sama efektifnya dengan kombinasi dari serat dan antioxidant.’’ Atau, seperti yang dikatakan oleh pemimpin penelitian ini, ‘‘Sepertinya menjadi salah satu dari situasi tersebut dimana keseluruhan itu lebih baik dibanding jumlah total dari bagian-bagiannya.’’

Kanker

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2009 di The FASEB Journal, para peneliti Inggris dari Institute of Food Research di Norwich menegaskan bahwa, dalam penelitian laboratorium, pectin terikat pada dan mungkin menghalangi sebuah protein yang membantu penyebaran kanker ke seluruh tubuh.

Terutama, beberapa gula di dalam pectin menempel pada suatu protein yang dikenal sebagai galectin-3, yang berada pada permukaan dari cell-cell tumor. Galectin-3 membantu cell-cell tumor untuk tumbuh dan menyebar.

Saat pectin menempel pada galectin-3, dia menghambat perkembangan dan mungkin akan, mengurangi penyebaran cell-cell kanker.

Dalam sebuah studi di tahun 2009 yang dipublikasikan pada Journal of Agricultural and Food Chemistry, para peneliti Cornell University menjelaskan bahwa ekstrak apel segar mengurangi pertumbuhan tumor mammary pada tikus.

Selain itu, saat jumlah ekstrak ditingkatkan begitu juga dengan jumlah pengurangannya.

Hanya 23 persen dari tikus yang diberikan makan sejumlah besar ekstrak apel, atau setara dengan manusia yang memakan 6 buah apel per hari, yang mengembangkan tumor mammary.

Itu suatu perbedaan yang sangat kontras jika dibandingkan dengan 81 persen dari tikus dalam kelompok kontrol yang mengembangkan tumor.

Hewan yang dirawat bukan cuma punya tumor yang lebih sedikit, tapi tumor mereka juga lebih kecil, lebih lambat pertumbuhannya, dan mengandung lebih sedikit cell-cell yang berbahaya.

Para peneliti mencatat bahwa, ‘‘hasil-hasil ini menunjukkan kapasitas yang ampuh dari apel segar untuk menekan . . . . kanker mammary pada tikus.’’

Menurunkan Kerentanan Terhadap Influenza

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2008 di American Journal of Physiology: Regulatory, Integrative and Comparative Physiology, para peneliti dari South Carolina, menyelidiki efek dari quercetin terhadap status-status influenza pada tikus.

Secara acak, tikus dibagi menjadi empat kelompok. Selama tiga hari berturut-turut, dua dari empat kelompok berolahraga pada treadmill selama 140 menit. Tapi hanya satu kelompok tikus pelari yang diberi quercetin.

Dua kelompok lainnya tidak berolahraga. Hanya satu dari kelompok tikus yang tidak berolahraga yang diberi quercetin.

Semua tikus ini di suntik dengan virus influenza umum dan sudah sangat dikenal, yaitu H1N1.

Studi ini memberikan hasil sebagai berikut:

  • Olahraga yang berlebihan meningkatkan kerentanan terhadap flu. Tikus yang berolahraga sampai mereka lelah itu jauh lebih besar kemungkinannya untuk terkena flu.
  • Tikus yang berolahraga lebih cepat menjadi sakit flu dibanding yang tidak berolahraga.
  • Tikus yang berolahraga dan diberi quercetin menjadi sakit dengan waktu yang hampir sama dengan tikus yang tidak berolahraga.
  • Tikus yang tidak berolahraga dan tikus yang berolahraga serta diberi quercetin punya tingkat keparahan gejala yang hampir sama.

Para peneliti menyimpulkan bahwa data ini mengindikasikan, ‘‘bahwa pemberian quercetin jangka pendek mungkin menjadi strategi yang terbukti efektif untuk menekan dampak dari latihan yang melelahkan pada kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan.’’

Melindungi Perut dari Terapi Aspirin

Dalam sebuah studi terhadap tikus dilaboratorium yang dipublikasikan pada tahun 2008 di British Journal of Nutrition, para peneliti Italy mencoba untuk menentukan apakah ekstrak polyphenol dari apel bisa melindungi perut dari bisul dan komplikasi lain yang berhubungan dengan terapi aspirin.

Tikus-tikus tersebut di bagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi ekstrak polyphenol -- setara dengan sekitar 2 butir apel per hari untuk seorang manusia -- sebelum menjalani terapi aspirin; sedangkan kelompok kedua tidak diberi perawatan awal.

Para peneliti menemukan bahwa baik luka-luka macroscopic maupun microscopic di dalam perut berkurang secara dramatis saat tikus memakan polyphenol dari apel sebelum menjalani terapi aspirin.

Mereka menyimpulkan bahwa ekstrak polyphenol apel ‘‘mungkin bisa digunakan sebagai perlindungan terhadap kerusakan yang berhubungan dengan aspirin.’’

Menambah Kekuatan

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2007 di Medicine & Science in Sports & Exercise, para peneliti membagi tikus jantan yang berumur 11 bulan ke dalam dua kelompok.

Salah satu kelompok diberi diet yang menyertakan polyphenol apel; sedangkan kelompok yang satunya lagi tidak. Studi ini dilakukan selama tiga minggu.

Hasilnya sangat mengejutkan, saat dibandingkan dengan kelompok kontrol, tikus-tikus yang memakan polyphenol apel mengalami peningkatan sebanyak hampir 100 persen dalam kekuatan otot-otot gastrocnemius mereka. (Otot-otot gastrocnemius ditemukan pada kaki bagian belakang, dan membentuk sebagian besar dari betis).

Selain itu, lemak tubuh mereka menurun drastis dan lebih jarang mengalami keletihan otot.

Peringatan!

Apel cenderung untuk tumbuh dengan banyak pestisida. Sebagian dari pestisida ini mungkin bisa dihilangkan dengan cara mencuci dan mengupas kulit apel.

Namun, karena kulit apel mengandung begitu banyak zat yang berharga, misalnya serat, sebagian besar dari quercetin, dan flavonoid, maka nutrisi-nutrisi penting jadi hilang.

Untuk menghindari pestisida, akan lebih baik untuk memakan apel yang tubuh secara organik. Dan, menyertakannya sebagai bagian dari diet.