Anorexia Nervosa

Anorexia nervosa adalah gangguan pola makan yang membuat seseorang melaparkan diri.

Penderitanya adalah orang-orang yang sangat terobsesi untuk menjadi semakin langsing dan semakin langsing dengan cara membatasi makanan, sampai pada titik yang membahayakan dirinya dan bisa berakibat fatal.

Anorexia sering dianggap sebagai sebuah masalah dari dunia modern. Seorang dokter Inggris Richard Morton, pertama kali mengambarkannya di tahun 1989.

Di abad 21, anorexia nervosa dikelompokkan sebagai gangguan psychologis dalam Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders Fourth Edition (DSM-IV-TR) yang dipublikasikan oleh American Psychiatric Association.

Orang yang menderita anorexia itu punya target penurunan berat badan yang tidak rasional, dan akan terus mencari berbagai cara menurunkan berat badan, tidak peduli berapa banyakpun berat badan yang sudah mereka kurangi dan apapun resikonya.

Untuk mengenali berkembangnya anorexia itu bisa jadi sulit, terutama dalam masyarakat yang menghargai dan mengagungkan kelangsingan.

Berdiet, sering menjadi pemicu yang mengarahkan seseorang pada anorexia. Calon penderita anorexia mungkin dimulai dengan melewatkan waktu makan atau makan dengan porsi yang sangat sedikit.

Dia selalu punya alasan untuk tidak makan, misalnya merasa tidak lapar, sakit, habis makan dengan orang lain, atau tidak menyukai makanan yang disajikan. Dia juga mulai membaca label makanan dan tahu pasti berapa banyak kalorinya, dan berapa banyak lemak dalam setiap makanan yang dia makan.

Banyak penderita anorexia yang mengeliminasi semua jenis lemak dan gula dari dietnya, dan sepertinya hanya hidup dengan diet soda dan selada.

Beberapa calon penderita anorexia mulai berolahraga dengan sangat memaksakan diri agar bisa membakar extra kalori.

Pada akhirnya, praktek-praktek seperti ini akan memberikan dampak yang serius terhadap kesehatan.

Anorexia nervosa di diagnosa saat beberapa dari kondisi ini muncul:

  • Sangat terobsesi untuk menolak makanan dan ingin menjadi semakin langsing sehingga mengontrol semua aktivitas dan pola makannya setiap hari.
  • Punya berat badan kurang dari 85% dibanding rata-rata orang dengan usia dan tinggi badan yang sama, menolak untuk mempunyai berat badan yang cukup karena sangat takut untuk menambah berat badannya atau menjadi gemuk, meski berat badannya sangat kurang.
  • Self-image yang menyimpang sehingga memicu penolakannya untuk dianggap underweight, meski berat badannya memang kurang.
  • Menolak untuk mengakui bahwa menjadi orang yang sangat kurus itu berbahaya untuk kesehatan.
  • Untuk wanita, tiga kali melewatkan waktu menstruasi secara berturut-turut.
  • Banyak menghabiskan waktu di depan cermin, terobsesi mengenai ukuran pakaian, dan berbicara negatif tentang tubuh mereka.
  • Sangat merahasiakan mengenai apa yang dia makan dan akan menghindari untuk makan di depan orang lain. Mereka mungkin akan mengembangkan kebiasaan makan yang aneh misalnya mengunyah makanan mereka kemudian membuangnya, atau sangat kaku mengenai mana makanan yang "baik" dan mana yang "buruk."
  • Penderita anorexia akan berbohong mengenai kebiasaan makan mereka. Banyak penderita anorexia yang mengalami depresi dan merasa selalu risau.

Penderita anorexia (anorectics) terbagi dalam dua kelompok utama.

Yang pertama disebut restrictive anorectics, yaitu mereka yang mengontrol berat badannya dengan cara sangat membatasi jumlah kalori yang mereka makan, atau dengan cara berpuasa. Mereka mungkin berolahraga, menggunakan obat, ramuan herbal secara berlebihan untuk meningkatkan pembakaran kalori.

Yang kedua disebut purge-type anorectics, yaitu mereka makan dan kemudian membuangnya dengan cara memicu rasa mual, menggunakan obat pencahar secara berlebihan, atau menggunakan diuretics dan enema.

Demografis

Anorexia adalah penyakit dari negara-negara industrialis dimana makanan tersedia dalam jumlah yang berlimpah dan budayanya menghargai penampilan yang lansing.

Sekitar 1% dari orang Amerika menderita anorexia, dan perbandingan antara wanita dan pria yang mengalami anorexia adalah 1:10.

Pada pria, penyakit ini lebih sering terjadi dalam homosexual dibanding heterosexual.

Sebagian ahli percaya bahwa jumlah dari penderita anorexia itu hanya mewakili kasus-kasus yang parah, dan bahwa lebih banyak lagi orang yang punya kecenderungan anorexia, namun gejala-gejalanya tidak sampai ke tingkat yang memerlukan diagnosa medis.

Anorexia telah dikelompokkan sebagai penyakit “rich white girl.” Para penderita anorexia umumnya adalah orang kulit putih, dan sekitar 3/4 dari mereka berasal dari kalangan menegah atas. Namun ditahun 2000-an, jumlah penderita anorexia dari kalangan kulit hitam dan Hispanics meningkat.

Kompetisi atletis di semua ras telah meningkatkan resiko berkembangnya anorexia nervosa, terutama dalam cabang olahraga dimana berat badan terikat erat dengan performa.

Jockey, pegulat, skaters, pelari marathon, dan pesenam (terutama wanita) punya kecenderungan yang lebih tinggi dibanding rata-rata. Para aktor, model, cheerleader, dan dancer (terutama ballet) yang penampilannya sangat menentukan penilaian juga punya kecenderungan yang tinggi untuk mengembangkan anorexia.

Anorexia bisa terjadi pada siapapun yang berusia 7 tahun keatas. Namun penyakit ini umumnya dimulai selama masa remaja.

Penyakit ini sepertinya akan terjadi satu atau dua kali, entah saat berumur 14 atau 18 tahun. Semakin muda usia saat anorexia dimulai, semakin sulit untuk disembuhkan.

Remaja yang menderita anorexia seringkali menunjukkan gejala-gejala dari tingkah laku yang compulsive dan depresi.

Penyebab dan Gejala

Penyebab

Anorexia adalah penyakit kompleks, penyebabnya tidak hanya satu. Hasil penelitian mensugestikan bahwa sebagian orang punya kecenderungan ke arah anorexia, lalu sesuatu memicu tingkah laku mereka yang kemudian menjadi self-reinforcing. Faktor keturunan, biologis, psychologis, dan sosial, semuanya berperan.

Keturunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika salah satu dari dua saudara kembar mengalami anorexia nervosa, maka sadara kembar yang satunya lagi punya kecenderungan yang lebih besar untuk mengalami hal yang sama.

Punya kerabat dekat, biasanya seorang ibu atau saudari yang menderita anorexia juga meningkatkan kemungkinan dari anggota keluarga lain (biasanya wanita) untuk mengalami hal yang sama.

Namun, jika dibandingkan dengan berbagai penyakit lain, faktor keturunan dari anorexia nervosa tampaknya cukup kecil.

Faktor biologis. Ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa anorexia nervosa itu berhubungan dengan aktivitas neurotransmitter yang abnormal dibagian otak yang mengontrol kesenangan dan selera makan.

Neurotransmitters itu juga melibatkan gangguan mental lain, misalnya depresi. Penelitian di daerah ini relatif baru dan hasil temuannya masih belum jelas.

Para penderita anorexia cenderung untuk cepat merasa kenyang dibanding orang lain.

Sebagian peneliti percaya bahwa hal itu berhubungan dengan fakta bahwa perut dari penderita anorexia itu cenderung kosong lebih lambat dibanding orang normal.

Sebagian yang lain menganggap hal ini berhubungan dengan mekanisme otak yang mengontrol selera makan.

Faktor psychologis. Jenis kepribadian tertentu tampaknya lebih rentan untuk mengembangkan anorexia nervosa.

Penderita anorexia cenderung untuk menjadi perfectionist yang punya pengharapan tidak realistis mengenai bagaimana "seharusnya" mereka terlihat dan bertingkah laku.

Mereka cenderung untuk punya pandangan hitam atau putih, salah atau benar, semuanya atau tidak sama sekali, dalam melihat berbagai situasi.

Banyak penderita anorexia yang tidak punya identitas diri yang kuat, dan memilih untuk mengorbankan identitasnya demi menyenangkan orang lain.

Hampir semua penderita anorexia itu kurang menghargai diri sendiri.

Banyak penderita anorexia yang merasa depresi dan cemas, meski para peneliti tidak tahu apakah ini adalah penyebab atau akibat dari gangguan pola makan.

Faktor sosial. Penderita anorexia sepertinya cenderung berasal dari keluarga yang overprotective atau keluarga yang tidak harmonis dimana banyak terjadi konflik dan inconsistency.

Karena itulah, para penderita anorexia merasa perlu untuk bisa mengontrol sesuatu, dan sesuatu itu adalah berat badannya.

Keluarga seringkali punya harapan yang tinggi, terkadang tidak realistis dan kaku.

Seringkali, sesuatu yang membuat stress atau kesal menjadi pemicu untuk memulai tingkah laku anorexia.

Misalnya anggota keluarga yang mengejek berat badannya, mengomeli kebiasaannya memakan junk food, mengomentari ukuran pakaiannya, atau membandingkannya dengan seseorang yang bertubuh langsing.

Berbagai kejadian dalam hidup, misalnya pindah rumah, pindah sekolah, putus dengan pacar, atau mulai memasuki masa puber dan merasa kewalahan dengan perubahan tubuhnya bisa memicu tingkah laku anorexia.

Situasi keluarga yang tumpang tindih adalah pesan media yang tak henti-hentinya mengatakan bahwa ramping itu bagus dan gemuk itu buruk, orang langsing itu sukses, menarik, dan bahagia, sedangkan orang gemuk itu bodoh, pemalas, dan pecundang.

Tanda-tanda dan Gejala

Tingkah laku anorexic punya dampak terhadap fisik dan mental. Antara lain:

  • penurunan berat badan yang berlebihan; hilangnya otot-otot
  • terhambatnya pertumbuhan dan tertundanya menstruasi di kalangan remaja
  • komplikasi gastrointestinal: kerusakan liver, diare, konstipasi, perut kembung, sakit perut
  • komplikasi jantung: detak jantung yang tidak teratur, denyut nadi yang lemah, cardiac arrest
  • komplikasi sistem urinary: kerusakan ginjal, kegagalan ginjal, incontinence, infeksi saluran kencing
  • komplikasi sistem skeletal: berkurangnya massa tulang, meningkatnya resiko keretakan, gigi yang tanggal oleh cairan perut akibat muntah secara terus menerus
  • komplikasi sistem reproduksi (wanita): melewatkan masa menstruasi, kemandulan
  • komplikasi sistem reproduksi (pria): kehilangan nafsu sex, kemandulan
  • letih, iritasi, sakit kepala, depresi, risau, tidak mampu menilai dan berpikir
  • pingsan, seizures, gula darah rendah
  • tangan dan kaki menjadi dingin secara kronis
  • melemahnya sistem immune, kelenjar bengkak, meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
  • berkembangnya rambut halus yang disebut lanugo pada bahu, punggung, tangan, dan wajah, kerontokan rambut, blotchy, kulit kering
  • ketidaksimbangan electrolyte yang berpotensi mengancam nyawa
  • coma
  • meningkatnya resiko self-mutilasi (mengiris)
  • meningkatnya resiko bunuh diri
  • kematian

Diagnosa

Pengamatan secara fisik dimulai dengan berat badan dan tekanan darah, lalu mengamati semua gejala diatas.

Berdasarkan pengamatan fisik, dokter akan meminta pengujian laboratorium. Secara umum, pengujian ini akan menyertakan pengujian complete blood count (CBC), urinalysis, blood chemistries, dan fungsi liver.

Dokter juga mungkin akan meminta electrocardiogram untuk mencari ketidak normalan pada jantung.

Beberapa evaluasi  kondisi mental bisa digunakan. Secara umum, seorang psycholog akan mengevaluasi berbagai hal misalnya apakah orang tersebut berorientasi dalam ruang dan waktu, penampilan, kondisi emosi, sikapnya terhadap makanan dan berat badan, pemikiran yang delusif, dan pemikiran-pemikiran yang membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.

Perawatan

Pilihan perawatan tergantung dari tingkat dampak kerusakan fisik dari tingkah laku anorexia, dan apakah orang tersebut membahayakan dirinya sendiri.

Perawatan medis seharusnya ditambah dengan perawatan psychologis. Pasien selalu tidak mau bekerja sama dan menolak perawatan, mengingkari bahwa hidupnya mungkin berada dalam bahaya dan bersikeras bahwa dokter hanya ingin "membuatnya menjadi gemuk."

Perawatan rumah sakit adalah yang pertama kali dianjurkan untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul misalnya kekurangan nutrisi yang parah, ketidak-seimbangan electrolyte yang parah, denyut jantung yang tidak teratur, denyut nadi dibawah 45 per menit, atau suhu tubuh yang rendah.

Pasien akan dirawat inap jika mereka beresiko tinggi untuk bunuh diri, mengalami tingkat depresi yang parah, atau menunjukkan tanda-tanda berubahnya kondisi mental.

Mereka juga mungkin perlu dirawat inap untuk menghentikan penurunan berat badan, menghentikan kebiasaan muntah, penyalah gunaan laxative dan atau berolahraga secara berlebihan, mengobati gangguan-gangguan substansi, atau untuk evaluasi medis tambahan.

Program rawat jalan dilakukan dengan cara memberikan struktur waktu makan, nutrisi, edukasi, therapy intensi, monitoring dan pengawasan medis. Jika metoda rawat jalan gagal, maka pasien mungkin perlu untuk dirawat inap.

Anorexia nervosa adalah penyakit kronis dan kemungkinan untuk kambuh adalah hal yang umum dan seringkali terjadi. Pengobatan rawat jalan memberikan pengawasan medis, nutrisi counselling, strategi perbaikan diri, dan therapy setelah pasien mencapai target berat badan tertentu dan menunjukkan stabilitas.

Perhatian Ahli Gizi/Diet

Seorang consultant gizi atau diet adalah bagian penting dari team yang diperlukan agar sukses merawat anorexia. Perawatan awal dititik beratkan untuk menstabilkan kondisi medis dari pasien dengan cara meningkatkan jumlah kalori dan menyeimbangkan electrolytes.

Setelah itu, therapy nutrisi diperlukan untuk mensupport proses penyembuhan dan penambahan berat badan yang stabil. Ini adalah proses yang intensif dengan melibatkan pendidikan mengenai nutrisi, perencanaan makan, monitoring nutrisi, dan membantu penderita anorexia untuk mengembangkan hubungan yang sehat dengan makanan.

Therapy

Campur tangan medis membantu menghilangkan masalah fisik yang berhubungan dengan anorexia, namun biasanya juga perlu diiringi dengan pengubahan tingkah laku.

Psychotherapy berperan penting dalam membantu penderita anorexia untuk memahami dan memulihkan diri. Berbagai jenis psychotherapy akan digunakan, tergantung dari situasi masing-masing penderita.

Secara umum, target dari psychotherapy adalah untuk membantu mengembangkan sikap yang sehat dari pasien terhadap tubuh mereka dan makanan. Ini mungkin melibatkan pencarian akar masalah yang jadi penyebab tingkah laku anorexia, juga cara mengatasinya.

Beberapa jenis psychotherapy yang telah sukses dalam merawat anorexia adalah sebagai berikut:

  • Cognitive behavior therapy (CBT) di design untuk mengubah pemikiran dan perasaan mengenai tubuh dan tingkah lakunya terhadap makanan, namun tidak membahas kenapa pemikiran dan perasaan itu timbul.
  • Psychodynamic therapy, juga disebut psychoanalytic therapy, dilakukan untuk menggali penyebab emosional yang memicu tingkah laku anorexia. Therapy ini cenderung lebih lama dibanding CBT.
  • Interpersonal therapy adalah therapy jangka pendek untuk membantu penderita anorexia mengidentifikasi masalah dalam berhubungan. Pasien mungkin akan diminta untuk melihat kembali sejarah keluarganya dengan tujuan untuk mengenali bidang-bidang masalah dan cara mengatasinya.
  • Therapy keluarga dan pasangan ditujukan untuk membantu mengatasi konflik atau gangguan yang menjadi menjadi faktor pemicu tingkah laku anorexia. Therapy keluarga terutama sangat membantu dalam membantu para orang tua yang anorectic agar tidak menurunkan sikap dan tingkah laku mereka pada anak-anaknya.

Prognosis

Sekitar setengah dari pederita anorexia yang dirawat berhasil sembuh secara total dan mampu untuk mempertahankan berat badan normal. Dari 50% sisanya, 6 - 20 % meninggal dunia, biasanya akibat komplikasi yang berhubungan dengan kelaparan.

Sekitar 20% tetap berada dalam kondisi underweight yang berbahaya, dan sisanya tetap berada dalam keadaan kurus.

Pencegahan

Beberapa cara untuk mencegah anorexia nervosa adalah sebagai berikut:

  • Jika anda adalah orang tua, jangan terobsesi mengenai berat badan dan penampilan anda di depan anak-anak.
  • Jangan biarkan anak-anak anda mengeluhkan tentang bentuk tubuhnya atau membandingkannya dengan orang lain.
  • Tunjukkan dengan jelas bahwa anda mencintai dan menerima mereka apa adanya.
  • Cobalah untuk makan bersama setiap kali memungkinkan.
  • Ingatkan anak-anak bahwa model yang mereka lihat di televisi dan majalah itu punya tubuh yang extreme, tidak normal atau tidak sehat.
  • Jangan biarkan anak anda berdiet kecuali dibawah pengawasan anda.
  • Halangi anak anda agar tidak mengunjungi web site yang pro-anorexia. Situs-situs ini adalah tempat dimana orang-orang anorexia memberikan petunjuk tentang cara extreme untuk menurunkan berat badan dan saling mensupport penyimpangan image tubuh mereka.
  • Jika anak anda adalah seorang atlit, ketahui siapa pelatihnya dan sikapnya terhadap berat badan.
  • Jika anda merasa pola makan anak anda bermasalah, segeralah minta bantuan dari para profesional. Semakin cepat gangguan diatasi, semakin mudah untuk disembuhkan.

Kambuh sering terjadi pada penderita anorexia. Orang yang sembuh dari anorexia bisa membantu dirinya agar tidak kambuh lagi dengan cara:

  • Jangan pernah berdiet. Lebih baik jalani pola makan yang sehat.
  • Tetaplah menjalani perawatan.
  • Monitor kebiasaan berbicara negatif pada diri sendiri. Praktekkan kebiasaan berbicara positif pada diri sendiri.
  • Habiskan waktu untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan setiap hari.
  • Tetaplah menyibukkan diri, tapi jangan berlebihan. Tidur minimal 7 jam per malam.
  • Habiskan waktu setiap hari dengan orang-orang yang anda pedulikan dan peduli dengan anda.